JudulSkripsi Ekonomi Tentang Saham. analisis hubungan antara opini auditor dan kualitas audit dengan penjualan saham institusional. analisis kandungan informasi relatif dan incremental dari earnings dan arus kas operasi dalam menjelaskan return saham. analisis kebijakan alokasi aset kinerja manajer investasi dan tingkat risiko terhadap kinerja
Download 5+ Contoh Proposal Penelitian Kesehatan Lingkungan, Gizi, dan Anak Dalam PDF Apakah Proposal Itu?Mulai Kerjakan SkripsimuSalah satu tugas yang menjadi momok bagi mahasiswa tingkat akhir yaitu menyelesaikan tugaas akhir berupa penelitian. Proses penelitian dapat dikatakan tidaklah mudah, anda dituntut untuk terlebih dahulu mencari masalah apayang hendak kalian pecahkan. masalah tersebut selanjutnya dicarikan solusi dengan berbagai dasar dan data-data yang dan sulusi yang ingin diberikan tadi selanjutnya di susun dalam bentuk proposal Pengertianparaahli Proposal Penelitian adalah suatu bentuk pedoman rencana kerja yang terdiri atas semua unsur-unsur pokok dalam proses penelitian. Proposal penelitian juga harus berisikan informasi yang cukup bagi si pembaca untuk mengevaluasi penelitian yang diajukan. Berdasar pendapat tersebut maka kita sama-sama tau bahwa proposal adalah rencana, yang berisikan langkah-langkah dlaam melaksanakan penelitian atau proses menemukan kebenaran. Apa yang harus diperhatikan dalam membuat propoal?Dalam membuat proposal hal pertama yang harus kamu cari adalah pedoman pembuatan proposal. Yup kamu harus tau terlebih dahulu bagaimana pedoman pembuatan proposal itu. Kamu pelajari dan ikuti apa yang ada dalam pedoman. Selanjutnya temukan masalah yang ingin anda carikan dari penelitian yaitu menyelesaikan masalah, selain itu ada juga keinginan utnuk menemukan hal baru, membuktikan atau hal lainnya. Namun yang paling utama dalam penelitian yaitu menemukan dan menyelesaikan masalah itu sendiri. Anggap saja kamu telah menemukan masalah, maka hal selanjutnya yang harus kamu buat yaitu menentukan solusi yang didasari oleh dasar-dasar emiris , teoritis, dan yuridis. Untuk mempermudah, langkah selanjutnya dalam membuat proposal yaitu mencontoh bagaimana proposal itu itu anda harus memiliki referensi dalam pembuatan bisa melihat beberapa contoh proposal yang ada di Internet, Perpustakaan, atau lainnya sebagainya. Berikut ini saya berikan beberapa contoh, proposal penelitian juga dapat mendownloadnya dalam bentuk pdf atau doc. Contoh Proposal PenelitianReferensi By Universitas Esa UnggulDitulis Oleh Faiq MaulanaJudul Hubungan Pengetahuan Tetang Nilai Guna Rekam Medis Dengan Perilaku Petugas Dalam Pengisian Dokumen Rekam Medis Di Rumah Sakit MedikaBAB I. PENDAHULUANA. Latar BelakangKelengkapan dokumen rekam medis tersebut menurut Permenkes RI Nomor 269 tahun 2008 pasal 1 terdiri dari identitas pasien, pemeriksaan, diagnosis, pengobatan, tindakan medis dan pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien. Dalam pengisian dokumen rekam medis tersebut juga memerlukan autentifikasi dan pencatatan yang dilakukan pada nama, gelar, tanggal, waktu dan tanda tangan, sedangkan pencatatan yang baik harus mempunyai baris tetap dan koreksi yang benar bila ada. Pada proses autentifikasi, penulisan nama terang dokter atau Ntenaga kesehatan yang memberikan pelayanan kesehatan harus disertai gelar profesionalnya yang lengkap. Waktu tenaga kesehatan tertentu memberikan pelayanan kesehatan kepada pasien juga harus dicatat, terutama tanggal dan jam pada saat dokter atau tenaga kesehatan tertentu memberikan pelayanan .Tanda tangan dari dokter atau tenaga kesehatan tertentu yang memberikan pelayanan kesehatan juga harus Green Notoatmodjo, 2003, salah satu faktor yang mempengaruhi perilaku adalah pengetahuan, sehingga perilaku petugas dalam pengisian dokumen rekam medis tersebut salah satunya dipengaruhi oleh pengetahuan petugas tentang nilai guna rekam medis. Pengetahuan tentang nilai guna rekam medis menjadikan petugas termotivasi untuk melakukan pengisian dokumen rekam medis secara lengkap dan Russo dalam Widjaja, 2014 pengetahuan tentang nilai guna rekam medis adalah pengetahuan tentang administrasi, legal, finansial, riset, edukasi, dokumentasi, kesehatan masyarakat serta perencanaan dan pemasaran. Aspek administrasi membuat rekam medis dapat berguna untuk pertanggung-jawaban tugas dan tanggung jawab pemberi pelayanan. Aspek legal membuat rekam medis berguna sebagai bukti kepentingan hukum. Aspek finansial membuat rekam medis dapat digunakan sebagai dasar perhitungan biaya pelayanan kesehatan pasien. Aspek riset membuat rekam medis berguna untuk penelitian. Aspek edukasi membuat rekam medis dapat digunakan sebagai bahan pendidikan bagi tenaga kesehatan. Aspek dokumentasi membuat rekam medis dapat digunakan sebagai dokumentasi pelayanan kesehatan. Aspek kesehatan masyarakat membuat rekam medis dapat dijadikan sebagai sumber informasi kesehatan masyarakat. Aspek perencanaan dan pemasaran membuat rekam medis dapat digunakan sebagai dasar perencanaan dan Rumah Sakit Medika, pengetahuan petugas tentang nilai guna rekam medis sudah cukup memadai karena sebagian besar petugas adalah lulusan pendidikan kesehatan yang telah mempelajari rekam medis. Secara periodik, di Rumah Sakit Medika juga memberikan informasi kepada para petugas, terutama informasi yang diberikan oleh pimpinan Unit Rekam Medis, diantaranya informasi tentang nilai guna rekam tentang rekam medis yang memadai seharusnya diikuti dengan perilaku yang sesuai dalam bekerja, terutama dalam pengisian dokumen rekam medis yang pada umumnya dibuat oleh para tenaga medis dan para medis. Namun kenyataannya, kualitas pengisian dokumen rekam medis yang dimiliki oleh Rumah Sakit Medika belum seperti yang diharapkan. Pada observasi pendahuluan, banyak ditemui dokumen rekam medis yang tidak diisi lengkap terutama pada kolom gelar petugas yang memberikan pelayanan dan kolom waktu memberikan pelayanan, sehingga berkurang nilai autentifikasinya. B. Permasalahan1. Identifikasi MasalahMenurut Green Notoatmodjo, 2003, banyak faktor yang berkaitan dengan perilaku, antara lain jenis kelamin, umur, pengetahuan, pendidikan, pengalaman, dan lain sebagainya. Faktor-faktor tersebut juga terkait dengan perilaku petugas dalam pengisian dokumen rekam medis di Rumah Sakit 2010 menyatakan bahwa seorang lelaki lebih banyak berpartisipasi dalam bidang-bidang yang bersifat eksakta, sedangkan perempuan lebih dominan pada bidang-bidang keahlian terapan. Kemampuan perempuan dalam pengisian dokumen rekam medis seharusnya lebih baik dibandingkan dengan kaum laki-laki, namun di Rumah Sakit Medika keduanya, baik laki-laki ataupun perempuan sama saja kemampuannya dalam pengisian dokumen rekam Notoatmojo 2007, pengetahuan merupakan perangsang stimulus yang menyebabkan perubahan perilaku sehingga seorang yang mempunyai pengetahuan yang baik akan dapat melakukan sesuatu dengan baik pula. Di Rumah Sakit Medika, pengetahuan petugas tentang nilai guna rekam medis relatif lebih baik karena sering diberi pengarahan-pengarahan yang bersifat teknis, namun kenyataannya kemampuan mereka dalam pengisian dokumen rekam medis masih belum seperti yang 2007 menyatakan bahwa semakin tinggi pendidikan akan semakin mudah menerima hal-hal baru dan mudah menyesuaikan dengan hal-hal baru itu. Petugas medis maupun paramedis di Rumah Sakit Medika, baik para dokter maupun perawatnya, seluruhnya berlatar belakang pendidikan kesehatan yang belajar tentang dokumen rekam medis sehingga seharusnya mempunyai kemampuan yang baik dalam pengisian dokumen rekam medis, namun banyak sekali dokumen rekam medis yang belum terisi dengan Notoatmojo 2007, semakin tua umur seseorang, maka pengalamannya akan semakin banyak karena semakin berkembang daya tangkap dan pola pikirnya sehingga pengetahuannya semakin membaik pula. Semakin bertambahnya umur seharusnya akan semakin meningkat pula kemampuannya dalam pengisian dokumen rekam medis, namun di Rumah Sakit Medika tidak ditemukan adanya perbedaan kemampuan petugas yang berusia muda dengan yang berusia Nursalam 2003, pengalaman dapat digunakan untuk mengembangkan kemampuan mengambil keputusan dalam menghadapi masalah-masalah yang dihadapi di masa lalu. Pengalaman bekerja di Rumah Sakit Medika seharusnya membuat kemampuan dalam pengisian dokumen rekam medis menjadi lebih baik, namun para petugas tidak mempu memecahkan masalah pengisian dokumen rekam medis meskipun pernah menghadapi masalah-masalah yang Pembatasan MasalahFaktor-faktor yang berkaitan dengan perilaku petugas dalam pengisian dokumen rekam medis sangat banyak, diantaranya jenis kelamin, umur, pengetahuan, pendidikan, pengalaman, dan lain sebagainya. Semua faktor tersebut sangat menentukan kualitas pengisian dokumen rekam medis, namun ada salah satu faktor yang sangat menonjol dan sangat menarik untuk dikaji lebih mendalam dalam penelitian ini. Faktor yang dimaksud adalah faktor pengetahuan, khususnya pengetahuan petugas tentang nilai guna rekam medis. Faktor ini menarik untuk dikaji, karena para petugas medis maupun paramedis di Rumah Sakit Medika sesungguhnya telah mempunyai pengetahuan yang memadai. Mereka bukan saja berasal dari lulusan pendidikan kesehatan, namun secara rutin juga mendapatkan pengarahan teknis tentang rekam medis, termasuk tentang nilai guna rekam medis. Kendati demikian, dokumen rekam medis yang menjadi tanggung jawab mereka tidak memiliki kualitas seperti yang diharapkan. Sehubungan dengan hal tersebut, maka variabel independent yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah pengetahuan petugas tentang nilai guna rekem Perumusan masalahSecara teoritis, pengetahuan petugas tentang nilai guna rekam medis berhubungan dengan perilaku petugas tersebut dalam pengisian dokumen rekam medis, namun hal ini seperti tidak terjadi di Rumah Sakit Medika. Sehubungan dengan hal tersebut, maka akan dilakukan suatu penelitian untuk menjawab pertanyaan penelitian sebagai berikut Ć¢ā¬ÅAdakah hubungan pengetahuan tentang nilai guna rekam medis dengan perilaku petugas dalam pengisian dokumen rekam medis di Rumah Sakit Medika?Ć¢ā¬ĀC. Tujuan Penelitian1. Tujuan UmumPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pengetahuan tentang nilai guna rekam medis dengan perilaku petugas dalam pengisian dokumen rekam medis di Rumah Sakit Tujuan Khususa. Mengukur pengetahuan tentang nilai guna rekam medis pada petugas medis dan paramedis di Rumah Sakit Medika .b. Mendeskripsikan perilaku petugas dalam pengisian dokumen rekam medis terutama petugas medis dan para medis di Rumah Sakit Menganalisis hubungan pengetahuan tentang nilai guna rekam medis dengan perilaku petugas dalam pengisian dokumen rekam medis di Rumah Sakit Manfaat Penelitian1. Bagi MahasiswaPenelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan yang telah di dapat selama mengikuti perkuliahan di Universitas Sehat Sejahtera, khususnya tentang nilai guna rekam medis dan pengisian dokumen rekam medis di sebuah rumah Bagi Program StudiPenelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran yang dapat memperkaya khazanah ilmu pengetahuan dalam bidang rekam medis, terutama dalam hal pengetahuan tentang nilai guna rekam medis dan perilaku pengisian dokumen rekam medis pada sebuah rumah Bagi Rumah SakitPenelitian ini diharapkan dapat memberi masukan praktis yang dapat digunakan untuk memperbaiki pengetahuan petugas tentang nilai guna rekam medis serta perbaikan pengisian dokumen rekam medis di Rumah Sakit II. KERANGKA TEORI DAN HIPOTESISA. Perilaku Petugas dalam Pengisian Dokumen Rekam Medis1. Pengertian Perilaku Pengisian Dokumen Rekam MedisMenurut Notoatmodjo 2007, perilaku adalah apa yang dikerjakan oleh organisme tersebut, baik dapat diamati secara langsung atau secara tidak langsung. Seorang petugas harus mengisi dokumen rekam medis dengan lengkap sehingga apa yang dikerjakan oleh petugas dalam pengisian dokumen rekam medis menghasilkan rekam medis yang baik dan berkualitas. Menurut Permenkes RI Nomor 269 tahun 2008 pasal 1 dijelaskan bahwa rekam medis adalah berkas yang berisikan catatan dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, diagnosis, pengobatan, tindakan medis dan pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien. Rekam medis yang lengkap juga disertai dengan autentifikasi yang mencakup nama terang dan gelar profesional dokter yang memberikan pelayanan, serta mencantumkan waktu pemberian pelayanan baik tanggal maupun jam pelayanan, tanda tangan dokter yang memberikan pelayanan. Pada penulisan dokumen rekam medis, perlu diperhatikan aturan penulisan yang dimulai pada dari baris teratas dan turun secara bertahap. Demikian pula bila ada koreksi, maka harus dilakukan dengan cara pencoretan tanpa menghilangkan catatan yang Cara mengukur perilakuTeknik yang digunakan untuk mengukur perilaku adalah dengan instrumen yang memakai skala Guttman. Skala ini merupakan skala yang bersifat tegas dan konsisten dengan memberikan jawaban yang tegas seperti jawaban dari pertanyaan atau pernyataan ya dan tidak, positif dan negatif, setuju dan tidak setuju, benar dan salah. Skala Guttman pada umumnya dibuat dalam bentuk daftar cek atau chekālist dengan interpretasi penilaian, apabila sekor benar nilainya 1 dan apabila salah nilainya 0 dan analisanya dapat dilakukan seperti skala likert Aziz, 2007103. Skala ini akan digunakan dalam pembuatan instrumen pengukuran perilaku peugas dalam pengisian dokumen rekam Dimensi-dimensi Kelengkapan Rekam MedisMenurut Permenkes RI Nomor 269 tahun 2008, rekam medis yang lengkap terdiri dari a. Identitas pasien yang merupakan kegiatan untuk membedakan identitas pasien yang satu dengan pasien yang lain secara unik. Identitas pasien minimal terdiri dari nomor rekam medis, nama pasien, tanggal lahir/umur dan jenis kelamin. b. Pemeriksaan adalah hasil pengamatan atau hasil memeriksa keadaan fisik pasien yang dilakukan oleh tenaga medis dan tenaga kesehatan lainnya baik terhadap pasien rawat jalan maupun rawat inap. c. Diagnosis penyakit ditetapkan berdasarkan pemeriksaan fisik. d. Pengobatan adalah therapi yang diberikan kepada pasien dengan tujuan untuk penyembuhan pasien. e. Tindakan medis adalah tindakan yang bersifat operatif dan non operatif yang dilaksanakan baik untuk tujuan diagnostik maupun pengobatan. f. Pelayanan lainnya maksudnya adalah pelayanan lain yang diberikan oleh tenaga kesehatan tertentu kepada pasien. Rekam medis yang lengkap juga disertai dengan autentifikasi dan pencatatan yang baik, yakni a. Nama terang dokter atau atau tenaga kesehatan yang memberikan pelayanan kesehatan di sertai gelar Waktu yang dicatat adalah tanggal dan jam pada saat dokter atau tenaga kesehatan tertentu memberikan pelayanan kesehatan kepada Tanda tangan dari dokter atau tenaga kesehatan tertentu yang memberikan pelayanan Aturan penulisan dimulai pada dari baris teratas dan turun secara bertahap setingkat demi setingkat hingga baris terbawah sehingga tidak ada baris yang kosong baris tetap. Bila ada baris yang kosong maka ditutup dengan garis Koreksi yang benar yang hanya dapat dilakukan dengan cara pencoretan tanpa menghilangkan catatan yang dibetulkan dengan cara menarik garis lurus diatas tulisan yang salah dan dibubuhi paraf dokter, dokter gigi atau tenaga kesehatan tertentu yang memberikan pelayanan. Tidak diperbolehkan melakukan penghapusan kata yang salah dengan tipp-ex atau Faktor-faktor yang Mempengaruhi PerilakuMenurut Green Notoatmodjo, 2003, salah satu faktor yang mempengaruhi perilaku adalah faktor predisposisi predisposing factors. Faktor predisposisi merupakan suatu keadaan pikiran tentang sesuatu yang menguntungkan, antara lain jenis kelamin, umur, pengalaman, pendidikan, pengalaman, pengetahuan, dan lain sebagainya sebagai berikut a. Martono 2010 menyatakan bahwa seorang lelaki lebih banyak berpartisipasi dalam bidang-bidang yang bersifat eksakta, sedangkan perempuan lebih dominan pada bidang-bidang keahlian terapan seperti manajemen, psikologi, pendidikan dan sebagainya. Secara teoritis, kemampuan perempuan dalam pengisian dokumen rekam medis akan lebih baik dibandingkan dengan kaum Menurut Notoatmojo 2007, semakin tua umur seseorang maka pengalamannya akan semakin banyak. Beliau juga menyatakan bahwa semakin bertambahnya umur seseorang akan semakin berkembang daya tangkap dan pola pikirnya sehingga pengetahuannya semakin membaik. Dengan demikian, semakin bertambah umur akan semakin meningkat pula kemampuannya dalam pengisian dokumen rekam Nursalam 2003 menyatakan bahwa pengalaman dapat digunakan untuk mengembangkan kemampuan mengambil keputusan dalam menghadapi masalah-masalah yang dihadapi di masa lalu. Seseorang yang mempunyai pengalaman bekerja di unit rekam medis tentunya akan mempunyai kemampuan yang lebih baik dalam pengisian dokumen rekam Menurut Notoatmojo 2003a , seseorang yang mempunyai pendidikan tinggi akan mempunyai pengetahuan yang tinggi dan luas. Notoatmojo 2007 juga menyatakan bahwa semakin tinggi pendidikan akan semakin mudah menerima hal-hal baru dan mudah menyesuaikan dengan hal-hal baru itu. Seseorang yang berpendidikan kesehatan akan mempunyai kemampuan yang lebih baik dalam pengisian dokumen rekam Notoatmojo 2007 mengatakan bahwa pengetahuan merupakan perangsang stimulus yang menyebabkan perubahan perilaku. Seorang yang mempunyai pengetahuan yang baik akan dapat melakukan sesuatu dengan baik. Seseorang yang mempunyai pengetahuan tentang nilai guna rekam medis yang baik akan memiliki kemampuan yang baik pula dalam pengisian dokumen rekam Status ekonomi seseorang yang ditandai dengan penghasilannya yang tinggi akan menentukan tersedianya fasilitas yang diperlukan untuk melakukan suatu kegiatan sehingga mempengaruhi pengetahuan seseorang Notoatmojo, 2003. Semakin tinggi penghasilan seseorang akan semakin luas kesempatan mendapatkan informasi yang membuat kemampuan yang dimilikinya menjadi lebih baik, termasuk kemampuan dalam pengisian dokumen rekam Notoatmojo 2003a mengatakan bahwa segala sesuatu yang ada di sekitar individu menyebabkan terjadinya interaksi yang akan direspon individu tersebut sebagai pengetahuan. Nursalam 2003 juga menyatakan bahwa seseorang akan memperoleh pengalaman dari lingkungannya yang akan mempengaruhi cara berpikirnya. Mereka yang sering berinteraksi dengan orang-orang yang bergelut dalam bidang rekam medis menjadi lebih memahami seluk beluk pekerjaan di unit rekam medis, termasuk dalam pengisian dokumen rekam paparan teori-teori dan peraturan perundangan di atas dapat disimpulkan bahwa perilaku pengisian dokumen rekam medis adalah suatu kegiatan atau aktivitas dari tenaga kesehatan dalam mengisi dokumen rekam medis berisi tentang identitas pasien, pemeriksaan, diagnosis, pengobatan, tindakan medis serta autentifikasi dan pencatatan yang baik. B. Pengetahuan tentang Nilai Guna Rekam Medis1. Pengertian Pengetahuan tentang Nilai Guna Rekam kamus umum bahasa Indonesia 2003, pengetahuan berarti segala sesuatu yang diketahui karena mempelajarinya atau yang diketahui karena mengalami, melihat dan mendengar. Seorang petugas medis maupun paramedis perlu mengetahui nilai guna rekam medis. Dalam buku petunjuk teknis penyelenggaraan rekam medis rumah sakit tahun 1997 juga dikemukakan bahwa kegunaan rekam medis dapat dilihat dari beberapa aspek, antara lain aspek administrasi, legal, finansial, riset dan aspek Dimensi-dimensi Pengetahuan tentang Nilai Guna Rekam Russo dalam Widjaja, 2014, rekam medis yang merupakan data dasar setelah diproses menghasilkan informasi yang berguna untuk kepentingan dalam bidang administrasi, legal, riset, finansial, edukasi, dokumentasi, kesehatan masyarakat serta perencanaan dan pemasaran sebagai berikut a. Aspek administrasi Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai administrasi, karena isinya menyangkut tindakan berdasarkan wewenang dan tanggung jawab sebagai tenaga medis dan paramedis dalam mencapai tujuan pelayanan kesehatan. Melalui dokumentasi rekam medis akan dapat dilihat peran dan fungsi tenaga kesehatan dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada pasien. Dengan demikian akan dapat diambil kesimpulan tingkat keberhasilan pemberian pelayanan kesehatan yang diberikan, guna pembinaan dan pengembangan lebih lanjut. b. Aspek legal Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai hukum, karena isinya menyangkut masalah adanya jaminan kepastian hukum atas dasar keadilan, dalam rangka usaha menegakkan hukum serta penyediaan bahan tanda bukti untuk menengakkan keadilan. Rekam medis adalah milik dokter dan rumah sakit, sedangkan isinya yang terdiri dari identitas pasien pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien adalah sebagai informasi yang dapat dimiliki oleh pasien sesuai dengan peraturan dan perundang-undangan yang berlaku UU Praktek Kedokteran RI Tahun 2004 pasal 46 ayat 1. Bila terjadi suatu masalah yang berhubungan dengan pelayanan kesehatan yang telah diberikan kepada pasien, maka dokumentasi rekam medis akan diperlukan sebagai barang bukti di pengadilan. Oleh karena itu data-data harus diidentifikasi secara lengkap, jelas, obyektif dan ditandatangi oleh tenaga kesehatan, tanggal, dan nama jelas harus dicantumkan. Rekam medis sebagai alat bukti keterangan ahli Pasal 186 KUHP dan sebagai alat bukti surat Pasal 187 KUHP, atau untuk membuktikan bahwa telah melakukan upaya yang maksimal untuk menyembuhkan pasien sesuai dengan standar profesi Aspek finansial Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai keuangan karena isinya dapat dijadikan sebagai bahan untuk menetapkan biaya pembayaran pelayanan di rumah sakit. Tanpa adanya bukti catatan tindakan/pelayanan, maka pembayaran pelayanan di rumah sakit tidak dapat dipertanggung jawabkan. Sejak diterbitkan Undang-undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional SJSN, maka pemerintah dalam hal ini Kementerian Kesehatan RI sejak tanggal 01 Januari 2014, mengimplementasikannya dengan melaksanakan program jaminan kesehatan sosial yang dikenal dengan nama program Jaminan Kesehatan Nasional JKN. Pemerintah dalam melakukan pembiayaan pelayanan kesehatan di rumah sakit metode case mix payment yaitu pembiayaan berbasis keluaran/hasil dan dilakukan dengan pengelompokan diagnosis penyakit yang dikaitkan dengan biaya perawatan dan dimasukan ke dalam group-group yang saat ini dikenal dengan sistem INA-CBGs. Tarif INA-CBG merupakan tarif paket pelayanan rawat inap dan rawat jalan yang meliputi jasa pelayanan medis dan non-medis, prosedur/tindakan, obat/bahan habis pakai, pemeriksaan penunjang serta ruang perawatan yang diberikan kepada seorang pasien selama satu episode rawatan. Pengajuan klaim pelayanan kesehatan oleh rumah sakit menggunakan program INA-CBGs dapat terbayarkan atau terklaim setelah diverifikasi oleh verifikator BPJS terhadap dokumen rekam medis. d. Aspek riset Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai penelitian karena isinya menyangkut data/informasi yang dapat dipergunakan dalam penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan di bidang kesehatan. Hal ini diperlukan untuk perkembangan ilmu kedokteran, teknologi kedokteran maupun pengembangan di bidang profesi tenaga kesehatan lainnya. Selain itu rekam medis dibutuhkan untuk penelitian yang dilakukan oleh pihak ke tiga yang ditunjuk pemerintah untuk sebagai dasar pengambilan kebijakan terhadap pelaksaan suatu program pemerintah maupun dalam rangka perbaikan dalam pelayanan kesehatan kepada masyarakat. e. Aspek edukasi Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai pendidikan. Karena isinya menyangkut data/informasi tentang perkembangan kronologis dari kegiatan pelayanan medis yang diberikan kepada pasien. Informasi tersebut dapat digunakan sebagai bahan/referensi pengajaran di bidang profesi si pemakai. Karena rumah sakit dewasa ini dijadikan sebagai lahan untuk praktek pendidikan bagi calon tenaga kesehatan dari berbagai profesi kesehatan. Dengan rekam medis tersebut tenaga kesehatan atau calon tenaga kesehatan dapat mengkaji dalam rangka mempelajari perjalanan suatu Aspek dokumentasi Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai dokumentasi, karena isinya menjadi sumber ingatan yang harus didokumentasikan dan dipakai sebagai bahan pertanggung jawaban dan laporan rumah sakit. Karena berkas rekam medis mempunyai nilai medis sebagai bukti tertulis maupun terekam atas segala tindakan pelayanan, pengobatan dan perkembangan penyakit. Dengan dokumentasi rekam medis tersebut, berguna sebagai alat komunikasi antara sesama pemberi pelayanan kesehatan kepada pasien. Karena pemberian pelayanan kesehatan harus secara Kesehatan masyarakat Rekam medis dapat mengidentifikasi terjadinya wabah penyakit sehingga perencanaan dapat dilakukan untuk meningkatkan derajat kesehatan secara nasional dan internasional. Tugas pemerintah adalah untuk melindungi dan memberi jaminan kesehatan bagi seluruh rakyat Indonesia sesuai dengan UUD 1945. Dalam mewujudkannya itu, pemerintah terus melaksanakan upaya kesehatan yaitu kegiatan atau serangkaian kegiatan yang dilakukan secara terpadu, terintegrasi dan berkesinambungan untuk memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan dalam bentuk pelayanan kesehatan promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif. Dengan adanya rekam medis maka pemerintah yang mendelegasikan wewenang kepada aparat di bidang kesehatan akan mengetahui dan menyusun langkah-langkah strategis untuk mengatasinya. h. Perencanaan dan pemasaran Rekam medis dapat dipakai untuk mengidentifikasi data yang diperlukan guna seleksi dan promosi jasa pelayanan kesehatan. Dengan adanya data dan laporan dari rekam medis sangat berguna bagi pengembangan rumah sakit dengan merencanakan rencana strategis untuk membuka pelayanan kesehatan baru atau pengadaan alat kesehatan baru. Hal ini sangat berpengaruh terhadap pendapatan rumah sakit. 3. Cara Mengukur PengetahuanPengetahuan sesorang dapat diukur dari kemampuan orang tersebut mengungkapkan hal yang diketahuinya dalam bentuk jawaban, baik lisan maupun tulisan. Jawaban tersebut merupakan reaksi dari stimulus yang berupa pertanyaan yang disampaikan baik lisan maupun tulisan, uji yang digunakan untuk mengukur pengetahuan secara khusus dikelompokkan menjadi dua, yaknia. Pertanyaan subyektif yaitu penilaian jawaban melibatkan subyektifitas penilaian sehingga nilainya kemungkinan berbeda antara setiap penilai juga pada setiap waktu. Contohnya, pertanyaan Pertanyaan objektif yaitu penilaian jawaban tidak melibatkan subyektifitas penilai, melainkan dapat dinilai secara pasti dan sama oleh setiap penilai dan pada setiap beberapa pengertian dan paparan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa pengetahuan tentang nilai guna rekam medis adalah hasil tahu dengan mempelajari atau mengamati tentang nilai guna rekam medis mencakup administrasi, legal, financial, riset, edukasi, dokumentasi, kesehatan masyarakat serta perencanaan dan Kerangka BerpikirPengetahuan tentang nilai guna rekam medis adalah hasil tahu dengan mempelajari atau mengamati tentang nilai guna rekam medis mencakup administrasi, legal, financial, riset, edukasi, dokumentasi, kesehatan masyarakat serta perencanaan dan pemasaran. Seseorang yang mengetahui aspek administrasi akan dapat menjawab dengan benar bahwa rekam medis dapat berguna untuk pertanggung-jawaban tugas dan tanggung jawab pemberi pelayanan. Seseorang yang mengetahui aspek legal dapat menjawab dengan benar bahwa rekam medis berguna sebagai bukti kepentingan hukum. Seseorang yang mengetahui aspek financial akan dapat menjawab dengan benar bahwa rekam medis sebagai dasar perhitungan biaya pelayanan kesehatan pasien. Seseorang yang mengetahui aspek riset dapat menjawab dengan benar bahwa rekam medis berguna untuk penelitian. Seseorang yang mengetahui aspek edukasi akan dapat menjawab dengan benar bahwa rekam medis sebagai bahan edukasi tenaga kesehatan. Seseorang yang mengetahui aspek dokumentasi dapat menjawab dengan benar bahwa rekam medis sebagai dokumentasi pelyanan kesehatan. Seseorang yang mengetahui aspek kesehatan masyarakat akan dapat menjawab dengan benar bahwa rekam medis sebagai sumber informasi kesehatan masyarakat. Seseorang yang mengetahui aspek perencanaan dan pemasaran dapat menjawab dengan benar bahwa rekam medis sebagai dasar perencanaan dan merupakan perangsang yang menyebabkan adanya perubahan perilaku seseorang. Seorang yang mempunyai pengetahuan yang baik akan dapat melakukan sesuatu dengan baik pula sehingga seseorang yang mempunyai pengetahuan yang baik tentang nilai guna rekam medis akan memiliki kemampuan yang lebih baik pula dalam pengisian dokumen rekam dokumen medis merupakan perilaku kegiatan atau aktivitas yang dilakukan oleh tenaga kesehatan dalam mengisi dokumen rekam medis berisi tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan medis dan pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien serta harus dibubuhi nama, waktu, dan tanda tangan oleh tenaga kesehatan yang bersangkutansebagai bentuk pencatatan yang baik. Pengisian identitas pasien merupakan kegiatan untuk membedakan identitas pasien yang satu dengan pasien yang lain secara unik. Identitas pasien minimal terdiri dari nomor rekam medis, nama pasien, tanggal lahir/umur dan jenis kelamin. Pemeriksaan adalah hasil pengamatan atau hasil memeriksa keadaan fisik pasien yang dilakukan oleh tenaga medis dan tenaga kesehatan lainnya baik terhadap pasien rawat jalan maupun rawat inap terutama pemeriksaan fisik. Diagnosis penyakit ditetapkan berdasarkan pemeriksaan fisik terutama diagnosis yang diderita pasien. Pengobatan adalah therapi yang diberikan kepada pasien dengan tujuan untuk penyembuhan pasien. Tindakan medis adalah tindakan yang bersifat operatif dan non operatif yang dilaksanakan baik untuk tujuan diagnostik maupun pengobatan. Pelayanan lainnya, maksudnya adalah pelayanan lain yang diberikan oleh tenaga kesehatan tertentu kepada pasien berikut autentikasinya, yakni nama, gelar, tanggal, waktu, dan tanda tangan serta pencatatan yang dilakukan dengan aturan yang banar dan koreksi yang benar apabila ada dipengaruhi oleh pengetahuan tentang nilai guna, kemampuan pengisian dokemen medis juga dipengaruhi oleh faktor predisposisi lainnya dan juga faktor pemungkin dan faktor penguat, yakniJenis kelamin Kemampuan perempuan dalam pengisian dokumen rekam medis akan lebih baik dibandingkan dengan kaum Semakin bertambahnya umur akan semakin meningkat pula kemampuannya dalam pengisian dokumen rekam Seseorang yang mempunyai pengalaman bekerja di unit rekam medis tentunya akan mempunyai kemampuan yang lebih baik dalam pengisian dokumen rekam Seseorang yang berpendidikan D-III rekam medis akan mempunyai kemampuan yang lebih baik dalam pengisian dokumen rekam Semakin tinggi penghasilan seseorang akan semakin luas kesempatan mendapatkan informasi yang membuat kemampuan yang dimilikinya menjadi lebih baik, termasuk kemampuan dalam pengisian dokumen rekam pergaulan Mereka yang sering berinteraksi dengan orang-orang yang bergelut dalam bidang rekam medis menjadi lebih memahami seluk beluk pekerjaan di unit rekam medis, termasuk dalam pengisian dokumen rekam pemungkin Mencakup ketersediaan sarana dan prasarana atau fasilitas kesehatan bagi masyarakat, seperti puskesmas, rumah sakit, poliklinik, posyandu, polindes, pos obat desa, dokter atau bidan praktek swasta, dan sebagainya. Faktor penguat Meliputi sikap dan perilaku tokoh masyarakat, tokoh agama, petugas kesehatan, undang-undang, peraturan-dan sebagainya serta perencanaan dan mempermudah kaliaan untuk memperoleh data dari porposal-proposal penelitian kesehatan, anda dapat mendownloadnya di link di bawah ini!1. Proposal Hubungan Pengetahuan Tetang Nilai Guna Rekam Medis Dengan Perilaku Petugas Dalam Pengisian Dokumen Rekam Medis Di Rumah Sakit Proposal Faktor Resiko Dan Pola Kuman Dan Test kepekaan antibiotik pada penderitainfeksi saluran kemih di rs dr. kariadi semarang tahun 2004 ā 20053. Proposal Pengasuhan Gizi dan Kesehatan Anak Umur 1- 3 Tahun Penderita Gizi Buruk di Kecamatan Anamuban Selatan, kabupaten TTSContohJudul Skripsi Manajemen Proyek Teknik Sipil Doc 2019-09-08T00 Rating. 101111184 universitas airlangga fakultas kesehatan masyarakat surabaya 2016 skripsi manajemen risiko keselamatan. Semoga skripsi anda lancar dan terima kasih banyak sampai jumpa pada artikel selanjutnya.
50 Kumpulan Judul Skripsi Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang Cocok Dijadikan Inspirasi Rekomendasi Judul Skripsi Keselamatan dan Kesehatan Kerja tersedia di bawah ini. Kamis, 23 Februari 2023 1708 WIB ini kumpulan Judul Skripsi Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang bisa kamu jadikan ide penelitian kamu. - Rekomendasi Judul Skripsi Keselamatan dan Kesehatan Kerja tersedia di bawah ini. Adanya berbagai referensi Judul Skripsi Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang kami berikan ini diharapkan bisa membantu kamu menemukan judul apa yang ingin kamu teliti. Tidak perlu berlama-lama, berikut ini Judul Skripsi Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang bisa kamu ketahui dan telah kami rangkum dari berbagai sumber. Gambaran Kecelakaan Kerja dan Upaya Keselamatan Kerja di PT ABC Kota DEF Tahun 2003 ā 2005 Gambaran Kecelakaan Kerja Di Kota DEF Tahun XXHubungan Pelaksanaan Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja dengan Terjadinya Kecelakaan Kerja Pada PT ABC Kota DEF Tahun XX. Hubungan motivasi Kerja Dengan Kinerja Guru SD Negeri ABC Kota DEF Tahun XX Perbedaan Stres Kerja Antara Guru Tunarungu Dengan Guru Tunagrahita Di SLB-E Negeri ABC Kota DEF Tahun XX Gambaran Keluhan Muskuloskeletal Pada Pekerja Pembuat Roti Di ABC Di Kecamatan DEF Tahun XX Gambaran Perilaku Pemakaian APD Dan Gejala Keracunan Pada Penyemprot Pestisida Di Afdeling ABC Dan DEF Kebun GHI Tahun XX Gambaran Keluhan Muskuloskeletal Pada Pegawai Yang Menggunakan Personal Computer Di PT ABC Kota DEF Tahun XX Penerapan Aspek Keselamatan dan Kesehatan Kerja K3 di Terminal BBM Medan Group PT. ABC Kota DEF Tahun XX Penyelenggaraan Program Jaminan Sosial Tenaga Kerja Bagi Pekerja Di Luar Hubungan Kerja Jamsos TK-LHK oleh cabang ABC Kota DEF, Tahun XX Gambaran Tekanan Darah Sebelum Dan Sesudah Bekerja Pada Tenaga Kerja Bongkar Muat TKBM Di Pelabuhan ABC Pada Tahun XX Persepsi Tenaga Kerja Tentang Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja SMK3 dan Pedoman Penerapan SMK3 di Kota DEF Tahun XX Pengaruh Shift Kerja Terhadap Kelelahan Kerja Karyawan Bagian Produksi Seksi Reduksi PT. ABC Kota DEF Tahun XX Gambaran Pengetahuan, Sikap dan Tindakan Pekerja pada Bagian Produksi Mengenai Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja SMK3 di PT. ABC Kota DEF Tahun XX Gambaran Kecelakaan Kerja Pada Pembangunan Struktur Basement Crovin Internasional Hotel PT. ABC Kota DEF Agustus 2003-Mei 2004 Gambaran Persepsi Pekerja tentang Risiko Kecelakaan Kerja di Departemen Produksi dan Utility PT. ABC Kota DEF Tahun XX Hubungan Sikap Pekerja Terhadap Penerapan Program K3 Dengan Komitmen Pekerja Pada Perusahaan Di PT. ABC Kota DEF Tahun XX Baca juga 60 Contoh Judul Skripsi Ilmu Gizi yang Mudah Dikerjakan Agar Kamu Wisuda Dengan Cepat Perilaku Bidan Praktek Swasta Dalam Menggunakan Perlengkapan Perlindungan Diri PPD Di Kecamatan ABC Tahun XX Gambaran Stres Kerja Pada Perawat Di Ruang TB Paru Di Rumah Sakit Umum Daerah ABC Kecamatan DEF Kabupaten GHI Tahun XX Pengukuran Kadar Debu Dan Gangguan Saluran Pernafasan Pekerja Bengkel Pandai Besi di Desa ABC Kecamatan DEF Kabupaten GHI Tahun XX Persepsi Tenaga Kerja Tentang Sistem Manajemen Keselamatan Dan Kesehatan Kerja SMK3 Dan Pedoman Penerapan SMK3 Di Kota DEF Tahun XX Gambaran Kebisingan Lalu Lintas Dan Stres Kerja Pada Operator Pompa Bensin Di SPBU X Kecamatan ABC Tahun XX Gambaran Perilaku Petugas Rumah Sakit Terhadap Sistem Pengelolaan Sampah Medis Di Rumah Sakit ABC Kota DEF Tahun XX Tinjauan Tentang Upaya Penyelenggaraan Program Keselamatan Kerja Kebakaran Dan Kewaspadaan Bencana Di Rumah Sakit ABC Kota DEF Tahun XX Faktor ā Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Petugas Terhadap Penanganan Sampah Medis Di Rumah Sakit ABC Kota DEF Tahun XX Perilaku Pegawai Tbk Cabang DEF Terhadap Pencegahan Penyakit Degeneratif Tahun XX Gambaran Frekuensi dan Tingkat Keparahan Kecelakaan Kerja Pada Petugas Fumigator PT. ABC Di Pelabuban Laut ABC Kota DEF Tahun XX-XX Gambaran Kecelakaan Kerja Pada Pembangun Struktur Basement Crown Internasional Hotel PT. ABC Kota DEF Agustus 2003 ā Mei 2004 Gambaran Stres Kerja Pada Terapis Anak Autisme Di Yayasan Terapi Anak Autisme Kecamatan ABC Kota DEF Tahun XX Kelelahan Kerja Pada Pekerja Di Hotel ABC Kota DEF Tahun XX Hubungan Kadar Hemoglobin Dengan Produktivitas Tenaga Kerja Pemanen Kelapa Sawit PT. ABC Kecamatan DEF, Kabupaten GHI, Propinsi JKL Tahun XX Gambaran Kelelahan Kerja Pada Pengemudi Bis Antar Kota Di CV. ABC Kota DEF Tahun XX Gambaran Gangguan Sistem Pernafasan Pada pekerja Pengeleman Sepatu Di Pusat Industri Kecil PUC ABC Tahun XX Pengaruh Shift Kerja Terhadap Kelelahan Kerja Pada Karyawan Di Bagian Produksi Seksi Penuangan PTABC Kota DEF Tahun XX Gambaran Pengetahuan Sikap Dan Tindakan Pekerja Terhadap Pemakaian Alat Pelindung Diri di Kota DEF Tahun XX Gangguan Pembuluh Darah Vena Pada Pekerja Quality Control Di Kebun ABC PTP Nusantara DEF Tahun XX Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Safety Driving pada Pengemudi Mobil Tangki Terminal BBM Medan Group ABC Kota DEF Tahun XX Gambaran Karakteristik Ibu Dalam Pemanfaata Penolong Persalinan Di Wilayah Kerja Puskesmas ABC Kecamatan DEF Kabupaten GHI Tahun XX Gambaran Gangguan Sistem Pernafasan Pada Pekerja Pengeleman Sepatu Di Provinsi ABC Hubungan Kebisingan Terhadap Stres Pada Pekerja Bagian Produksi PT. ABC Tahun XX sebuah skripsi kesehatan masyarakat Pengaruh shift kerja dengan stress kerja terhadap karyawan pada bagian produksi PT. ABC Analisis sikap kerja dan persepsi kelelahan kerja karyawan loundry di Laundry ABC Hubungan ergonomi kerja terhadap keluhan nyeri punggung pada pengemudi angkutan kota jurusan ABC-DEF skripsi k3 Hubungan Sikap Pekerja Terhadap Penerapan Program K3 Dengan Komitmen Pekerja Pada Perusahaan Di PT. ABC Kelelahan Kerja Pada Pekerja Di PT ABC Pengukuran Kadar Debu Dan Gangguan Saluran Pernafasan Pekerja Bengkel Pandai Besi di bengkel ABC Faktor-Faktor Penyebab Kecelakaan Lalu Lintas Di Kota ABC Tahun 2014 skripsi kesmas Hubungan Pengetahuan Tenaga Kerja pada bagian Pengolahan dengan Penggunaan Alat Pelindung Pendengaran APP di PTABC Kota DEF Tahun XX Gambaran Kecelakaan Kerja Pada Perusahaan Peserta PT. ABC Kota DEF Tahun XX Perbedaan Stres Kerja Antar karyawan di PT ABC Gambaran Kecelakaan Kerja Di PT. ABC Kota DEF Hubungan Pelaksanaan Program K3 Keselamatan dan Kesehatan Kerja dengan Terjadinya Kecelakaan Kerja Pada PT ABC Pengaruh Shift Kerja Terhadap Kelelahan Kerja Karyawan Bagian Produksi Seksi Reduksi PT. ABC Kota DEF Tahun XX Persepsi Tenaga Kerja Tentang Sistem Manajemen Keselamatan Dan Kesehatan Kerja SMK3 Dan Pedoman Penerapan SMK3 Di PT. ABC Gambaran Kepuasan Kerja Pada Perawat di Unit Rawat Inap Rumah Sakit Jiwa Daerah Propinsi ABC Kota DEF Tahun XX Hubungan Perilaku Pekerja Terhadap Kesehatan dan Keselamatan Kerja K3 di PT ABC Pengaruh kebisingan dan masa kerja terhadap stress kerja pada bagian packing di PT ABC Hubungan antara pengetahuan dan motivasi k3 karyawan dengan penerapan manajemen K3 pada PT ABC Analisis Yuridis Terhadap Implementasi Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Pada Proyek Pembangunan Kampus 4 Universitas ABC Evaluasi Penerapan Keselamatan Dan Kesehatan Kerja k3 Dengan Metode Hirarc Pada Produksi Gula Di Pt. ABC Pg DEF Analisis Penerapan Dan Dampak Higiene Karyawan Terhadap Keselamatan Dan Kesehatan Kerja k3 Di Kota DEF Efek Intervensi Pelatihan Dan Safety Briefing Pada Perilaku Keselamatan Dan Kesehatan Kerja k3 Penjamah Makanan Instalasi Gizi Rumah Sakit Evaluasi Implementasi Keselamatan Dan Kesehatan Kerja k3 Pada Proyek Pembangunan Light Rail Transit lrt ABC Fase 1 DAERAH DEF-velodrome Identifikasi Pemenuhan Ketentuan Keselamatan Dan Kesehatan Kerja k3 Pada Kegiatan Penggergajian Di Ud. ABC Iklim, Intensi Dan Performansi Keselamatan Dan Kesehatan Kerja k3 Terkait Cedera Tertusuk Dan Tersayat cts, Kajian Penerapan The Theory Of Planned Behavior tpb Di Rsup ABC Kota DEF Kepatuhan Pekerja Industri Kayu Lapis Terhadap Prosedur Kerja Dan K3 Perekatan Di Pt ABC, Kabupaten DEF, Provinsi GHI Kepatuhan Pekerja Terhadap Ketentuan Keselamatan Dan Kesehatan Kerja k3 Dan Prosedur Kerja Di Tpk ABC, Perum Perhutani DEF Mitigasi Risiko Bahaya Keselamatan Dan Kesehatan Kerja k3 Di Industri Kerajinan ABC GAMBARAN SANITASI LINGKUNGAN DI PANTI ASUHAN LOKASI TAHUN XX HUBUNGAN SANITASI LINGKUNGAN SEKOLAH DASAR DENGAN KEBERADAAN VEKTOR TIKUS DI KECAMATAN LOKASI TAHUN XXPENGELOLAAN LIMBAH MEDIS PADAT DI PUSKESMAS LOKASI TAHUN XX ANALISIS KANDUNGAN KLORIN CI2 PADA BERAS YANG BEREDAR DI TIGA PASAR TRADISIONAL LOKASI TAHUN XX GAMBARAN PENGELOLAAN LIMBAH MEDIS PADAT DI PRAKTEK DOKTER GIGI LOKASI TAHUN XX KUALITAS AIR MINUM DI DUA DEPOT AIR MINUM DI KECAMATAN LOKASI TAHUN XX SISTEM PENGELOLAAN LIMBAH B3 OLI BEKAS BENGKEL MOTOR YANG ADA DI SEPANJANG JALAN KECAMATAN LOKASI TAHUN XX HUBUNGAN SANITASI LINGKUNGAN RUMAH DENGAN KEJADIAN DBD DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS LOKASI TAHUN XX PENGGUNAAN AIR HUJAN DENGAN KEJADIAN KARIES GIGI PADA MASYARAKAT DI KELURAHAN LOKASI TAHUN XX ANALISIS KANDUNGAN BAKTERI Escherichia coli PADA MINUMAN AIR TEBU YANG DIJUAL DI PASAR LOKASI TAHUN XX HUBUNGAN TEMPAT PENAMPUNGAN AIR, KONDISI SUMUR DAN GERAKAN 3M TERHADAP KEJADIAN PENYAKIT DEMAM BERDARAH DENGUE DBD DI DESA SUNGAI TERITIB WILAYAH KERJA PUKESMAS LOKASI TAHUN XX TINJAUAN PENGGUNAAN ZAT PEWARNA PADA PRODUKSI CENDOL DI KECAMATAN LOKASI TAHUN XX FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENANGANAN SAMPAH RUMAH TANGGA LOKASI TAHUN XX PEMERIKSAAN BORAKS PADA LONTONG SIAP KONSUMSI YANG DIJUAL DI LOKASI TAHUN XX HUBUNGAN MUTU PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN PASIEN POLI SPESIALIS RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT LOKASI TAHUN XX Perbedaan Stres Kerja Antara Pegawai Dinas Dalam Dan Dinas Luar AJB Bumiputera 1912 Cabang Binjai Tahun 2009 Hubungan Kebisingan Terhadap Stres Pada Pekerja Bagian Produksi Baru Medan Tahun 2008 Gambaran Kecelakaan Kerja Pada Perusahaan Peserta PT. Jamsostek Persero Cabang P. Siantar Tahun 2002 Gambaran Faktor-Faktor Penyebab Kecelakaan Lalu Lintas Di Kota Medan Tahun 2010 Hubungan Pengetahuan Tenaga Kerja pada bagian Pengolahan dengan Penggunaan Alat Pelindung Pendengaran APP di PT, Perkebunan Nusantara IV Persero Kebun Sawit Langkat Tahun 2006 Gambaran Kepuasan Kerja Pada Perawat di Unit Rawat Inap Rumah Sakit Jiwa Daerah Propinsi Sumatera Utara Medan Tahun 2005 Hubungan Perilaku Pekerja Terhadap Kesehatan dan Keselamatan Kerja K3 dengan Timbulnya Dermatomikosis di Potong Hewan Kota Medan Tahun 2003 Perbedaan Kelelahan Kerja Pada Operator SPBU Antara Shift Pagi Dan Shift Malam Di SPBU 14203163 Tanjung Morawa Tahun 2009. Hubungan Faktor-faktor Penyebab dan Akibat Kecelakaan Lalu Lintas Pada Pengendara Sepeda Motor di Kota Medan Tahun 2008-2010 Gambaran Keluhan Muskuloskeletal Pada Perajin Sulaman Tangan Di Jorong Subarang Tigo Jorong Nagari Koto Gadang, Sumatera Barat Tahun 2010 Gambaran Densitas Tulang Pada Pegawai Balai Riset Standardisasi Industri Medan Tahun 2010 Gambaran Kelainan Kulit Pada Nelayan di Yong Panah Hijau Kelurahan Labuhan Deli Kecamatan Medan Belawan Tahun 2008 Gambaran Kelelahan Pada Pengemudi Angkutan Kota Di Kota Dumai Tahun 2005 Pengetahuan, Sikap dan Tindakan Pengurus P2K3 dan Tenaga Kerja terhadap Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja di PT. Cakra Compact Aluminium Industries Tanjung Morawa Tahun 2005 Gambaran Biaya Langsung Kecelakaan Kerja Di PTPN III Kebun Aek Nabara Selatan tahun 2002-2004 Gambaran Sistem Manajemen Keselamatan Radiasi Mengenai Radiasi Sinar X Pada Pekerja Di Unit Radiologi RSU Santa Elisabeth Medan Tahun 2004 Baca juga 90 Referensi Judul Skripsi Sastra Bahasa Indonesia Terbaru yang Cocok Dijadikan Inspirasi Perilaku Siswa Jurusan Listrik Pemakaian Tentang Keselamatan Kerja Di Sekolah Teknik Menengah STM PEMDA Kisaran Tahun 2005 Gambaran Kecelakaan Kerja dan Upaya Keselamatan Kerja di PT Bandar Bunder Tebing Tinggi Tahun 2003 ā 2005 Gambaran Kecelakaan Kerja Di PT. Socfindo Kebun Seunagan Kabupaten Nagan Raya Tahun 2008 Hubungan Pelaksanaan Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja dengan Terjadinya Kecelakaan Kerja Pada PT Chevron Pacific Indonesia Duri Tahun 2011. Hubungan motivasi Kerja Dengan Kinerja Guru SD Negeri Kuta Tuha BalangPidie Aceh Barat Daya Tahun 2009 Perbedaan Stres Kerja Antara Guru Tunarungu Dengan Guru Tunagrahita Di SLB-E Negeri Pembina Medan Tahun 2011 Gambaran Keluhan Muskuloskeletal Pada Pekerja Pembuat Roti Di Harum Manis Di Kecamatan Medan Tembung Tahun 2010 Gambaran Perilaku Pemakaian APD Dan Gejala Keracunan Pada Penyemprot Pestisida Di Afdeling V Dan VI Kebun Dolok Ilir PTPN IV Tahun 2010 Gambaran Keluhan Muskuloskeletal Pada Pegawai Yang Menggunakan Personal Computer Di PT PLN Persero Wilayah Sumatera Utara Tahun 2011 Penerapan Aspek Keselamatan dan Kesehatan Kerja K3 di Terminal BBM Medan Group PT. Pertamina Persero Region I Sumbagut Labuhan Deli-Belawan Tahun 2011 Penyelenggaraan Program Jaminan Sosial Tenaga Kerja Bagi Pekerja Di Luar Hubungan Kerja Jamsos TK-LHK oleh cabang Tanjung Morawa Medan, Tahun 2010 Gambaran Tekanan Darah Sebelum Dan Sesudah Bekerja Pada Tenaga Kerja Bongkar Muat TKBM Di Pelabuhan Belawan Pada Tahun 2009 Persepsi Tenaga Kerja Tentang Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja SMK3 dan Pedoman Penerapan SMK3 di PT. Inalum Kuala Tanjung Tahun 2005 Pengaruh Shift Kerja Terhadap Kelelahan Kerja Karyawan Bagian Produksi Seksi Reduksi PT. INALUM Kuala Tanjung Tahun 2011 ProfilDinas Kesehatan Kabupaten Bandung Barat Tahun 2014. Indriyani, D, 2014, Buku Ajar Keperawatan Maternitas, Ar-Ruzz Media : Yogyakarta. Kumalasari, I, 2012, Kesehatan Reproduksi Untuk Mahasiswa Kebidanan dan Keperawatan, Salemba Medika : Jakarta Yustina, I, 2007, Pemahaman Keluarga Tentang Kesehatan Reproduksi, Pustaka Bangsa Press : Medan Metode penelitian empiris dalam ilmu-ilmu sosial di Indonesia yang lazim dikenal selama ini adalah metode survei, yaitu suatu metode penelitian yang mengandalkan ilmu statistik dalam menganalisis gejala empiris. Dengan dipakainya pendekatan ilmu statistik untuk menarik generalisasi empiris, data-data yang dikumpulkan dalam penelitian survei bersifat kuantitatif. Artinya, data-data yang dinilai diubah ke dalam bentuk angka-angka statistik. Data yang dicari dan dianalisis mempunyai ciri demikian. Oleh karena itu, survei sering disebut sebagai penelitian kuantitatif. Namun, di tengah menjamurnya penelitian survey terdapat keraguan akan kemampuan penelitian survei untuk menganalisis setiap gejala sosial budaya dalam masyarakat. Menyadari kekurangan-kekurangan yang muncul dalam penelitian survei, penelitian kualitatif dapat menutupi kekurangan-kekurangan tersebut, tentunya dalam kaitan ini adalah penelitian-penelitian di bidang kesehatan. Penelitian kualitatif di bidang kesehatan merupakan penelitian yang sangat berkaitan dengan penjelasan narasi atau cerita di balik suatu fakta atau kejadian menyangkut bidang kesehatan. Informasi yang didapatkan dari penelitian kualitatif berdasarkan pendapat, cerita, dan perilaku dari responden atau informan, termasuk gambaran situasi secara fisik dan sosial di lokasi penelitian. Penelitian kualitatif tersebut sudah merupakan kebutuhan dalam bidang kesehatan sejak ada pemahaman peran aspek sosial budaya dan perilaku yang berkaitan dengan status kesehatan. Dalam beberapa dekade terakhir, sudah mulai sering dilakukan penelitian yang menggunakan pendekatan kualitatif seiring dengan berkembangnya pertanyaan penelitian yang memerlukan data atau informasi yang bersifat kualitatif, yang tidak dapat terungkap jika menggunakan pendekatan kuantitatif survei. Data kualitatif bisa sebagai pendukung data kuantitatif ataupun sebaliknya sebagai penelitian utama yang didukung oleh data kuantitatif, atau sebagai pelengkap satu sama lain, tergantung dari pertanyaan penelitian yang akan dijawab. Dalam buku ini, akan dijelaskan secara rinci yang mencakup prinsip dasar penelitian kualitatif serta perbedaannya dengan studi kuantitatif, pengelolaan, analisis, penyajian dan penyimpanan data kualitatif. Diharapkan dengan buku ini dapat membantu peneliti di bidang kesehatan dalam manajemen data kualitatif sehingga data dapat lebih berkualitas dan dimanfaatkan semaksimal mungkin serta dapat tersimpan dengan baik. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free PENERBIT PT KANISIUSPENELITIAN KUALITATIF DI BIDANG KESEHATANPenulisNunik KusumawardaniRachmalina SoerachmanAgung Dwi LaksonoLely IndrawaīPuī Sari ParamitaEditorKasnodihardjo Peneliīan Kualitaīf di Bidang Kesehatan1015003005Ā© 2015 - PT KanisiusPenerbit PT Kanisius Anggota IKAPIJl. Cempaka 9, Deresan, Caturtunggal, Depok, Sleman, Daerah Isīmewa Yogyakarta 55281, INDONESIAKotak Pos 1125/Yk, Yogyakarta 55011, INDONESIATelepon 0274 588783, 565996; Fax 0274 563349E-mail oīøce ke- 3 2 1Tahun 17 16 15Editor Erdian Desainer isi NaelDesainer sampul Joko S ISBN 978-979-21-4246-4Hak cipta dilindungi undang-undangDilarang memperbanyak karya tulis ini dalam bentuk dan dengan cara apa pun, termasuk fotokopi, tanpa izin tertulis dari oleh PT Kanisius Yogyakarta iiiKATA PENGANTARMetode peneliīan empiris dalam ilmu-ilmu sosial di Indonesia yang lazim dikenal selama ini adalah metode survei, yaitu suatu metode peneliīan yang mengandalkan ilmu staīsīk dalam menganalisis gejala empiris. Dengan dipakainya pendekatan ilmu staīsīk untuk menarik generalisasi empiris, data-data yang dikumpulkan dalam peneliīan survei bersifat kuanītaīf. Arīnya, data-data yang dinilai diubah ke dalam bentuk angka-angka staīsīk. Data yang dicari dan dianalisis mempunyai ciri demikian. Oleh karena itu, survei sering disebut sebagai peneliīan kuanītaī di tengah menjamurnya peneliīan survei terdapat keraguan akan kemampuan peneliīan survei untuk menganalisis seīap gejala sosial budaya dalam masyarakat. Menyadari kekurangan-kekurangan yang muncul dalam peneliīan survei, peneliīan kualitaīf dapat menutupi kekurangan-kekurangan tersebut, tentunya dalam kaitan ini adalah peneliīan-peneliīan di bidang kualitaīf di bidang kesehatan merupakan peneliīan yang sangat berkaitan dengan penjelasan narasi atau cerita di balik suatu fakta atau kejadian menyangkut bidang kesehatan. Informasi yang didapatkan dari peneliīan kualitaīf berdasarkan pendapat, cerita, dan perilaku dari responden atau informan, termasuk gambaran situasi secara ī®sik dan sosial di lokasi peneliīan. Peneliīan kualitaīf Peneliīan Kualitaīf di Bidang Kesehatanivtersebut sudah merupakan kebutuhan dalam bidang kese-hatan sejak ada pemahaman peran aspek sosial budaya dan perilaku yang berkaitan dengan status kesehatan. Dalam beberapa dekade terakhir, sudah mulai sering dilakukan peneliīan yang menggunakan pendekatan kualitaīf seiring dengan berkembangnya pertanyaan peneliīan yang memerlukan data atau informasi yang bersifat kualitaīf, yang īdak dapat terungkap jika menggunakan pendekatan kuanītaīf survei. Data kualitaīf bisa sebagai pendukung data kuanītaīf ataupun sebaliknya sebagai peneliīan utama yang didukung oleh data kuanītaīf, atau sebagai pelengkap satu sama lain, tergantung dari pertanyaan peneliīan yang akan dijawab. Dalam buku ini, akan dijelaskan secara rinci yang men-cakup prinsip dasar peneliīan kualitaīf serta perbedaannya dengan studi kuanītaīf, pengelolaan, analisis, penyajian dan penyimpanan data kualitaīf. Diharapkan dengan buku ini dapat membantu peneliī di bidang kesehatan dalam manajemen data kualitaīf sehingga data dapat lebih ber-kualitas dan dimanfaatkan semaksimal mungkin serta dapat tersimpan dengan baik. Jakarta, Januari 2015 Penulis vDAFTAR ISIKata Pengantar ............................................................ iiiDaī ar Isi ...................................................................... vDaī ar Tabel ................................................................ viDaī ar Gambar ............................................................. viiBab 1. Pengerīan Peneliīan Kualitaīf ...................... 1Nunik KusumawardaniBab 2. Desain Peneliīan Kualitaīf ............................. 9Nunik Kusumawardani Rachmalina Soerachman Bab 3. Pengumpulan Data Kualitaīf .......................... 15Agung Dwi LaksonoBab 4. Pengelolaan Data Kualitaīf ............................ 35Lely Indrawaī Puī Sari 5. Analisis Data Peneliīan Kualitaīf ................... 49Rachmalina Soerachman Astridya ParamitaBab 6. Penyajian Data Kualitaīf ................................. 65Puī Sari H. Lely IndrawaīBab 7. Penutup .......................................................... 77INDEKS ....................................................................... 81 DAFTAR TABELTabel Perbedaan Pendekatan Metode Peneliīan dalam Aspek Karakterisīk Data antara Kuanītaīf dan Kualitaīf Data .................. 5Tabel Metode Peneliīan Pendekatan Kuanītaīf versus Kualitaīf ........................................ 17Tabel Contoh Matriks Pengumpulan Data ......... 39Tabel Contoh Jadwal Kegiatan Peneliīan Etnograī® 42Tabel Contoh Matriks Hasil Studi Kualitaīf ..Flu Burung di Desa Batu Banyak Sumatera Barat 61Tabel Contoh Matriks Pola Pemberian Makan Bayi 68Tabel Contoh Tabel Hasil Analisis Situasi Pelayanan PKPR ......................................................... 71 DAFTAR GAMBARGambar Contoh Format Catatan Wawancara- Observasi ............................................. 38Gambar Contoh Transkrip Wawancara dan Observasi ............................................. 44Gambar Contoh Diagram Alasan Terlambat Memberikan Makanan Lunak .............. 69Gambar Contoh Flow Chart Proses Tindakan Ibu Mengatasi Diare pada Anak ........... 70 11Bab 1Pengertian Penelitian KualitatifNunik KusumawardaniSeseorang yang akan melakukan peneliīan dengan pen dekatan kualitaīf, sebelum melaksanakan suatu pene-liīan, perlu memahami dengan benar pengerīan peneliīan kualitaīf agar dapat menghasilkan intepretasi yang akurat dan valid dalam menjawab suatu pertanyaan peneliīan. Desain, metode pengumpulan data, pengelolaan data, dan penulisan hasil dari peneliīan kualitaīf berbeda dengan data dari hasil peneliīan kuanītaīf. Untuk itu, dalam bab ini akan dibahas lebih lanjut mengenai prinsip dasar peneliīan kualitaīf, dan mengapa perlu dilakukan peneliīan kualitaī Peneliīan KualitaīfA. Peneliī perlu memahami mengenai perbedaan antara peneliīan kualitaīf dan peneliīan kuanītaīf agar dapat melakukan peneliīan dengan pendekatan kualitaīf. Kedua metode peneliīan mempunyai paradigma teoreīs, gaya, dan asumsi paradigmaīs peneliīan yang berbeda. Masing- Peneliīan Kualitaīf di Bidang Kesehatan2masing memuat kekuatan dan keterbatasan, mempunyai topik dan isu peneliīan sendiri, serta menggunakan cara pandang berbeda untuk melihat realitas sosial, termasuk ilmu peneliīan kualitaīf antara lain seperī dinya-takan oleh Slank 2002 adalah bahwa peneliīan kualitaīf merupakan suatu bentuk analisis empiris atau invesīgasi yang sistemaīs menjadi suatu makna tertentu. Maksud sistemaīs di sini adalah melalui proses yang direncanakan, mengikuī aturan yang berlaku dalam prinsip peneliīan kualitaīf. Sedangkan kata āempirisā dalam pengerīan tersebut berarī suatu bentuk analisis atau invesīgasi yang bersifat langsung dari kejadian atau pengalaman yang sebenarnya. Penerjemahan dari kata membuat invesīgasi menjadi suatu makna tertentu; peneliī berupaya untuk memahami bagaimana orang lain dapat mengerī atau memaknai hasil dari invesīgasi peneliī Sonia, 2005.Prinsip Dasar Peneliīan KualitaīfB. Metode kuanītaīf berakar pada paradigma tradisional, posiīvisīk, eksperimental atau empiricist. Peneliīan kuan-ītaīf mengukur fakta objekīf melalui konsep yang ditu-runkan pada variabel-variabel dan dijabarkan pada indikator-indikator dengan memperhaīkan aspek angka atau besaran serta hubungan antara variabel melalui uji staīsīk. Dalam peneliīan kuanītaīf jumlah subjek harus diperhitungkan agar dapat menghasilkan suatu interpretasi data yang menggambarkan keterwakilan suatu populasi tertentu serta kekuatan hubungan antara variabel yang kualitaīf biasanya terlibat dalam interaksi Peneliīan Kualitaīf di Bidang Kesehatan 3dengan realitas yang diteliīnya. Sebagaimana dijelaskan se be lumnya, metode peneliīan mempunyai pola asumsi para digmaīs. John W. Cresswell menilik beberapa dimensi asumsi paradigmaīs yang membedakan peneliīan kuan-ītaīf dengan kualitaīf. Dimensi-dimensi tersebut mencakup ontologis, epistemologis, axiologis, retorik, serta pendekatan metodologis. Secara ontologis, peneliī kuanītaīf meman-dang realitas sebagai āobjekīfā dan dalam kacamata āout thereā, serta independen dari dirinya. Sementara itu, peneliīan kualitaīf memandang realitas sebagai hasil rekon-struksi oleh individu yang terlibat dalam situasi sosial. Secara epistemologis, peneliī kuanītaīf bersikap independen dan menjaga jarak detachment dengan realitas yang diteliī. Sementara peneliī kualitaīf, menjalin interaksi secara intens dengan realitas yang diteliīnya. Secara retoris atau penggunaan bahasa, peneliīan kuanītaīf biasanya menggunakan bahasa-bahasa peneliīan yang bersifat formal dan impersonal melalui angka atau data-data staīsī demikian, terminologi atau konsep-konsep yang sering digunakan dalam peneliīan kuanītaīf adalah ārelaīonshipā dan ācomparisonā. Sementara, peneliīan kualitaīf lebih sering ditandai penggunaan bahasa informal dan personal seperī āunderstandingā, ādiscoverā, dan āmeaningā. Secara metodologis, peneliīan kuanītaīf lekat dengan penggunaan logika dedukīf di mana teori dan hipotesis diuji dalam logika sebab akibat. Desain yang bersifat staīs digunakan melalui penetapan konsep-konsep, variabel peneliīan serta hipotesis. Sementara itu, peneliīan kualitaīf lebih mengutamakan penggunaan logika indukīf di mana kategorisasi dilahirkan dari komunikasi peneliī dengan informan di lapangan atau data-data yang ditemukan. Dengan Peneliīan Kualitaīf di Bidang Kesehatan4demikian, peneliīan kualitaīf bercirikan informasi yang berupa ikatan konteks yang akan menggiring pada pola-pola atau teori yang akan menjelaskan fenomena sosial Creswell, 1994 4-7.Penggunaan pendekatan kuanītaīf dan kualitaīf atau gabungan keduanya ditetapkan berdasarkan pertanyaan dan tujuan dari peneliīan. Pendekatan kuanītaīf diperlukan untuk menggambarkan besaran masalah dan menjawab pertanyaan peneliīan yang berkaitan dengan kekuatan angka atau hubungan antara variabel yang diteliī menjawab pertanyaan āwhatā, āwhenā, āwhereā, āhow bigā, āhow muchā, dan lain-lain. Sedangkan peneliīan kualitaīf lebih mengarah pada pertanyaan peneliīan yang bersifat eksplorasi atau penggalian masalah yang ada ataupun kedalaman variabel yang diteliī menjawab pertanyaan āhowā dan āwhyā, yang menggambarkan substansi cerita atau gambar. Peneliī perlu menetapkan metodologi suatu peneliīan yang membutuhkan desain studi kualitaīf ataupun kuanītaīf berdasarkan masalah peneliīan atau pertanyaan peneliīan yang akan dijawab. Peneliīan kualitaīf akan menjawab masalah peneliīan atau pertanyaan peneliīan yang mengarah pada penjelasan proses atau latar belakang suatu kejadian dalam bentuk suatu opini, pendapat, ataupun penjelasan terhadap suatu masalah. Peneliīan Kualitaīf di Bidang Kesehatan 5Tabel Perbedaan Pendekatan Metode Peneliīan dalam Aspek Karakterisīk Data Antara Kuanītaīf dan Kualitaīf DataKuanītaīf KualitaīfMengukur fakta-fakta objekīfMengonstruksikan realitas dan makna kulturalFokus pada variabel-variabel Fokus pada proses dan perisīwa secara interakīfReliabilitas adalah kunci Otenīsitas adalah kunciBebas nilai Hadirnya nilai secara eksplisitBebas dari konteks Dibatasi situasiBanyak kasus dan subjek Sedikit kasus dan subjekAnalisis staīsīk Analisis temaīkPeneliī terpisah Peneliī terlibatPada Tabel dapat dilihat perbedaan dalam aspek karakterisīk data dan pendekatan antara metode peneliīan antara kuanītaīf dan kualitaīf data. Berikut ini beberapa poin penīng pada metode kualitaī mengarah pada konstruksi1 gambaran kondisi atau subjek yang diteliti dengan memperhatikan aspek kultural dan sosial yang menekankan pada proses dan kejadian secara 2 interaktif. Mengutamakan otentisitas dibandingkan reliabilitas3 sebagai kunci dalam penelitian. Jumlah sampel atau responden ditetapkan berdasarkan 4 kejenuhan respons atau makna tertentu dan bukan berdasarkan besar populasi atau keterwakilan kondisi tertentu. Sumber W. Lawrence Neuman, Social Research Methods Qualitaīve and Quanītaīve Approaches, Needham Heights, MA Allyn& Bacon, 1997, hlm. 14. Peneliīan Kualitaīf di Bidang Kesehatan6analisis data5 kualitatif dilakukan berdasarkan tema dan tidak menggunakan uji statistik. Pengumpulan data6 berkaitan erat dengan keterlibatan peneliti secara langsung sebagai bagian dari instrumen penelitian Neuman, 1997.C. PenutupPada dasarnya, peneliīan kualitaīf dapat diarīkan sebagai suatu desain peneliīan yang mengutamakan keda-laman isi atau makna data yang bukan diukur secara besaran. Prinsip dasar peneliīan kualitaīf adalah interaksi atau keter-libatan peneliī dengan responden untuk menggali informasi yang lebih dalam; informasi yang didapatkan dari peneliīan kualitaīf īdak menggambarkan keterwakilan populasi atau īdak bisa untuk PustakaCreswell, John. W. 2003. Research Desgin Qualitaīve, Quanītaīve and Mixed Methods Approaches. 2nd Ediīon. California, Sage Publicaī E. G., & Lincoln, Y. S., 1994. Compeīng paradigms in qualitaīve research. In N. K. Denzin& Y. S. Lincoln Eds., Handbook of qualitaī Catherine and Rossman Gratchen B., 2006. Designing Qualitaīve Research. Sage Publicaīon. Thousand W L., 1997. Social Research Methods Qualitaīve and Quanītaīve Approaches, MA Allyn&Bacon, Needham Heights. Peneliīan Kualitaīf di Bidang Kesehatan 7Ospina, Sonia and Wagner, Robert F., 2004. Qualitaīve Research. Encyclopedia of Leadership. Edited by G. Goethals, G. Sorenson, J. MacGregor. Sage Publicaīons, London, Thousand Oaks CA, New Michael Quinn, 2002. Qualitaīve Research and Evaluaīon Method. 3rd ediīon. Sage Publicaīon, California, USA. 9Bab 2Jenis Penelitian KualitatifNunik KusumawardaniRachmalina SoerachmanDesain peneliīan kualitaīf bervariasi berdasarkan tuju-an penggunaan serta metode pengumpulan data. Suatu pene liīan dapat menetapkan desain kualitaīf yang akan digunakan dengan melihat pertanyaan peneliīan ataupun tujuan peneliīan secara khusus. Beberapa desain peneliīan kualitaīf, antara lain etnograī®, grounded research, feno-menologi, studi kasus, dan peneliīan sejarah. Pada bagian ini, akan dibahas lebih lanjut mengenai masing-masing desain peneliīan kualitaīf. Etnograī®A. Etnograī® merupakan desain peneliīan kualitaīf yang sering digunakan dalam peneliīan-peneliīan antropologi. Berawal dari ilmu antropologi, peneliīan etnograī® meru-pakan peneliīan mengenai kebudayaan pada suatu populasi atau kelompok masyarakat tertentu dalam kurun waktu yang cukup intensif dan berkelanjutan. Dalam pemikiran Peneliīan Kualitaīf di Bidang Kesehatan10antropolog, peneliīan menggunakan metode etnograī® īdak berbeda dengan peneliīan yang menggunakan metode kualitaīf. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam peneliīan etnograī®, peneliī melakukan observasi/pengamatan dan secara akīf terlibat dalam kehidupan dan kegiatan kelompok yang diamaī, di samping juga wawancara mendalam dengan beberapa informan kunci dalam kelompok masyarakat tersebut. Mengapa dalam peneliīan etnograī® digunakan isīlah āinformanā? Informan adalah orang yang memberitahu atau menjawab pertanyaan atau memberikan informasi tentang kebudayaannya. Peneliīan etnograī® pada dasarnya bertujuan untuk memahami atau menggali kehidupan, perilaku tertentu dalam sekelompok masyarakat. Desain peneliīan etnograī® merupakan desain peneliīan kualitaīf yang membutuhkan waktu lama dan biaya yang relaīf īnggi serta menuntut kemampuan peneliī untuk masuk dalam kehidupan kelompok masyarakat yang diteliī agar mendapatkan informasi yang mendalam dan dapat memahami perilaku, budaya atau kebiasaan tertentu. Penentuan lama waktu suatu peneliīan etnograī® ditetapkan berdasarkan tujuan peneliīan serta īngkat kejenuhan penggalian. Pada umumnya, peneliīan etnograī® yang sudah dilakukan dalam bidang kesehatan, bisa dilakukan untuk menjawab pertanyaan peneliīan. Contohnya, kenapa ibu hamil di desa lebih memilih ditolong oleh dukun; kenapa īngkat kesembuhan penderita TB cenderung rendah di daerah tertentu; aspek budaya yang bagaimana yang mempengaruhi perilaku pencarian pengobatan; dan lain-lain. Contoh peneliīan etnograī® di bidang kesehatan adalah peneliīan yang dilakukan oleh A Prout Actor-network theory, technology and medical sociology an illustraīve analysis of Peneliīan Kualitaīf di Bidang Kesehatan 11the metered dose inhaler. Social Health Illness. 1996; 18 198ā219.Prinsip-prinsip dalam peneliīan etnograī® adalahsumber informasi1 adalah informan; apa yang diketahui informan2 tentang kebudayaannya; konsep-konsep apa yang dipakai informan untuk meng-3 klasifikasikan pengalamannya; bagaimana informan4 mendefinisikan konsep-konsep tersebut; teori lokal5 apa yang digunakan informan untuk mene-rapkan pengalamannya; bagaimana peneliti dapat me nerjemahkan pengetahuan, 6 kebudayaan informan7 tersebut ke dalam suatu deskripsi ilmiah sehingga dapat dipahami oleh orang/peneliti lain yang membaca hasil penelitiannya. 8 Grounded ResearchB. Desain peneliīan kualitaīf grounded research atau disebut juga grounded theory merupakan peneliīan kuali-taīf, yang bertujuan menemukan teori baru dari data atau bukī yang ada atau bisa diarīkan peneliīan yang bersifat indukīf. Peneliīan kualitaīf berbeda dengan peneliīan kuanītaīf yang sebagian besar ingin membukīkan suatu hipotesis yang berasal dari teori-teori tertentu atau ingin membukīkan teori yang ada dengan kenyataan di lapangan. Misalnya, dari penggalian bukī atau informasi-informasi yang ada mengenai budaya ibu melahirkan dengan ditolong oleh dukun, bisa didapatkan teori yang baru mengenai alasan ibu memilih melahirkan dengan ditolong oleh dukun. Peneliīan Kualitaīf di Bidang Kesehatan12Contoh peneliīan bidang kesehatan yang menggunakan grounded research adalah āToo complex and īme-consuming to ī®t in! Physiciansā experiences of elderly paīents and their parīcipaīon in medical decision making a grounded theory studyā, oleh Anne Wissendorf, dkk. tersedia pada tautan berikut; hī©p// C. Desain fenomenologis digunakan dalam peneliīan kualitaīf yang bertujuan ingin memahami atau menggali kenyataan yang dialami atau perilaku tertentu individu atau kelompok individu serta aspek-aspek yang mendasari suatu perasaan, pendapat, kejadian, hubungan, dan lain-lain. Desain ini sering digunakan pada peneliīan tentang ī®losoī® suatu perilaku atau kejadian tertentu. Contoh peneliīan yang menggunakan konsep feno-menologi adalah āAnatomy of life and well-being A frame-work for the contribuīons of phenomenology and complexity theoryā, oleh Robert Mugerauer tersedia pada tautan hī©p// arīcles/.Studi KasusD. Dalam desain studi kasus peneliīan kualitaīf, kasus dapat berupa individu, suatu program, kejadian proses, insītusi, organisasi, kelompok sosial, yang diteliī dalam kurun waktu tertentu melalui berbagai metode pengumpulan data kualitaīf. Studi kasus kualitaīf sering dilakukan dalam ilmu kedokteran dan kesehatan, hukum dan bisnis. Peneliīan Kualitaīf di Bidang Kesehatan 13Contoh peneliīan studi kasus adalah āMental Health Response in Haiī in the Aī ermath of the 2010 Earthquake A Case Study for Building Long-Term Soluīonsā, oleh Giuseppe Raviola tersedia pada tautan berikut hī©p//www. Peneliīan Sejarah Historical ResearchE. Desain peneliīan āhistorical researchā merupakan pene-liīan kualitaīf yang menggunakan data catatan, buku harian, cerita sejarah, foto atau gambar dan artefak sejarah lainnya untuk bisa menggambarkan, menganalisis, dan menjelaskan suatu kejadian, prinsip ī®lsafat tertentu, atau perilaku tertentu pada individu ataupun kelompok individu tertentu. Desain ini lebih sering digunakan pada peneliīan ilmu sosial, budaya, dan antropologi. Contohnya, āPaīent Groups and the Construcīon of the Paīent-Consumer in Britain An Historical Overviewā oleh Alex Mold tersedia pada tautan berikut hī©p// Contoh lainnya, āHistorical Perspecīve of Athleīc Training Clinical Educaīonā oleh Thomas G Weidner tersedia pada tautan berikut hī©p// PMC164429/.PenutupF. Penggunaan jenis atau desain peneliīan kualitaīf ditetapkan berdasarkan tujuan peneliīan dan pertanyaan peneliīan yang akan dijawab, di samping juga memper-īmbangkan waktu dan sumber daya yang dimiliki dalam menyelesaikan peneliīan tersebut. Desain studi kualitaīf Peneliīan Kualitaīf di Bidang Kesehatan14untuk kepenīngan kesehatan masyarakat lebih mengarah pada desain studi kasus dan etnograī®. Daī ar PustakaEkdahl A W, Hellstrom I, Anderson L, et al. 2012. āToo complex and īme-consuming to ī®t in! Physiciansā experiences of elderly paīents and their parīcipaīon in medical decision making a grounded theory studyā. BMJ Open; 2 A. 2010. āPaīent Groups and the Construcīon of the Paīent-Consumerā in Britain An Historical Overview. Jnl Soc. Pol; 39 4 505 ā Z, Fernando B, Kalra D, et al. 2014. āNaīonal evaluaīon of the beneī®ts and riks of greater structuring and coding of the electronic health record exploratory qualitaīve invesīgaīonā. J Am Med Inform Assoc; 21 492 ā 500. Mugerauer R. 2010. āAnatomy of life and well-being A framework for the contribuīons of phenomenology and complexity theoryā. Int J Qualitaīve Stud Health Well-being. 5 G, Eustache E, Oswald C, et al. 2012. āMental Health Response in Haiī in the Aī ermath of the 2010 Earthquake A Case Study for Building Long-Term Soluīonsā. Harv Rev Psychiatry; 20 TG, Henning JM. 2002. āHistorical Perspecīve of Athleīc Training Clinical Educaīonā. Journal of Athleīc Training; 37 4 Supplement S 222- S228 15Bab 3Pengumpulan Data Penelitian KualitatifAgung Dwi LaksonoDalam sebuah peneliīan kualitaīf, proses pengumpulan data dilakukan dengan sangat berbeda dengan metode peneliīan kuanītaīf yang lebih dulu eksis, tak terkecuali dalam bidang kesehatan. Perbedaan ini lebih disebabkan oleh tujuan masing-masing jenis peneliīan itu kuanītaīf lebih ditujukan untuk mencari keluasan dari sebuah permasalahan, sedang peneliīan kualitaīf lebih ditujukan untuk mencari kedalamannya. Ciri lain yang sangat berbeda adalah bahwa di dalam peneliīan kuanītaīf seīap fenomena ditunjukkan dengan angka atau numerik, sedang peneliīan kualitaīf menyajikan sebuah fenomena dalam sebuah narasi yang mendalam, meski tak menampik juga kadang disertai dengan menampilkan angka. Secara detail perbedaan dari kedua jenis pendekatan peneliīan tersebut pada Tabel Peneliīan Kualitaīf di Bidang Kesehatan16Dalam peneliīan kuanītaīf, instrumen sudah didesain sedemikian rupa sehingga sangat terstruktur dan teratur, biasanya dalam bentuk-bentuk kuesioner ataupun daī ar īlik yang sudah dirancang sedemikian rupa. Dengan demikian, proses paling āmerepotkanā dari kesempurnaan peneliīan kuanītaīf adalah tahap persiapannya bila dibandingkan dengan tahap pengumpulan ataupun interpretasi data. Hal berbeda berlaku pada peneliīan kualitaīf. Pada peneliīan jenis ini, kebanyakan instrumen adalah āpeneliīā itu sendiri. Kalaupun ada instrumen pendokumentasian lain-nya, hanya merupakan instrumen pendukung untuk me-lengkapi data, instrumen utama adalah peneliī itu sendiri. Tahap persiapan dalam peneliīan kualitaīf cenderung lebih āringanā. Bagian paling āmerepotkanā adalah pada saat interpretasi data. Pada fase ini peneliī sebagai instrumen dituntut untuk membangun kembali memorinya terhadap suasana atau konteks pada saat pengumpulan data, melihat hubungan antarobjek, sampai pada perilaku masing-masing objek secara mandiri ataupun pada saat īga metode pengumpulan data yang sering digunakan dalam peneliīan kualitaīf, yaitu 1 observasi parīsipaīf; 2 wawancara mendalam; dan 3 diskusi kelompok terarah. Peneliīan Kualitaīf di Bidang Kesehatan 17Tabel Metode Peneliīan Pendekatan Kuanītaīf versus KualitaīfKARAKTERISTIK KUANTITATIF KUALITATIFKerangka Umum Berusaha untuk mengonī®rmasi hipotesis tentang menggunakan gaya yang lebih kaku untuk memunculkan dan mengkategorikan tanggapan terhadap metode yang sangat terstruktur, seperī kuesioner, survei, dan observasi untuk mengeksplorasi lebih ī eksibel, menggunakan gaya berulang untuk memunculkan dan mengkategorikan tanggapan terhadap metode semi-terstruktur, seperī wawancara mendalam, kelompok fokus, dan observasi parīsipaī Analisis Untuk mengukur memprediksi hubungan menggambarkan karakterisīk suatu populasiUntuk menggambarkan menggambarkan dan menjelaskan menggambarkan pengalaman menggambarkan norma Peserta/ Responden/ InformanRandom sampling Purposif atau dipilih secara teoreīs Peneliīan Kualitaīf di Bidang Kesehatan18Format spesiī®k atau temaī Data Numerik diperoleh dengan menetapkan nilai numerik untuk respon.Fenomena disajikan secara data staīsīk diperoleh dari kaset audio, kaset video, dan catatan lapangan.Fenomena disajikan dalam sebuah tema dalam Desain PeneliīanDesain peneliīan stabil dari awal sampai peserta īdak mempengaruhi atau menentukan bagaimana dan pertanyaan apa yang diajukan peneliī peneliīan tunduk pada asumsi dan kondisi staīsīkBeberapa aspek dari peneliīan ini adalah ī eksibel misalnya penambahan, pengucilan, atau kata-kata pertanyaan wawancara tertentu.Tanggapan peserta mempengaruhi bagaimana dan pertanyaan apa yang diajukan peneliī peneliīan adalah interakīf, yaitu pengumpulan data dan peneliīan pertanyaan yang disesuaikan dengan apa yang telah dipelajariKeuntungan Sampel besar, validitas staīsīk, akurat mencerminkan mendalam, deskripsi narasi Pemahaman yang dangkal dari pikiran dan perasaan sampel kecil, īdak digeneralisasikan untuk populasi pada Marvasī 2004; Mack, dkk 2005; Vanderstoep dan Johnston 2009 Peneliīan Kualitaīf di Bidang Kesehatan 19Format spesiī®k atau temaī Data Numerik diperoleh dengan menetapkan nilai numerik untuk respon.Fenomena disajikan secara data staīsīk diperoleh dari kaset audio, kaset video, dan catatan lapangan.Fenomena disajikan dalam sebuah tema dalam Desain PeneliīanDesain peneliīan stabil dari awal sampai peserta īdak mempengaruhi atau menentukan bagaimana dan pertanyaan apa yang diajukan peneliī peneliīan tunduk pada asumsi dan kondisi staīsīkBeberapa aspek dari peneliīan ini adalah ī eksibel misalnya penambahan, pengucilan, atau kata-kata pertanyaan wawancara tertentu.Tanggapan peserta mempengaruhi bagaimana dan pertanyaan apa yang diajukan peneliī peneliīan adalah interakīf, yaitu pengumpulan data dan peneliīan pertanyaan yang disesuaikan dengan apa yang telah dipelajariKeuntungan Sampel besar, validitas staīsīk, akurat mencerminkan mendalam, deskripsi narasi Pemahaman yang dangkal dari pikiran dan perasaan sampel kecil, īdak digeneralisasikan untuk populasi pada Marvasī 2004; Mack, dkk 2005; Vanderstoep dan Johnston 2009Keīga metode tersebut mempunyai tujuan dan īngkat kesulitan yang berbeda antara satu metode dengan metode lainnya. Seīap metode memiliki kekuatan dan kelemahannya sendiri. Selain keīga metode tersebut, juga berkembang metode pengumpulan data kualitaīf lain, seperī penelusuran dokumen. Jarang sekali dalam sebuah peneliīan kualitaīf diguna-kan metode pengumpulan data tunggal. Sering kali metode pengumpulan data dilakukan dengan dua sampai īga meto-de secara bersamaan. Hal ini penīng dilakukan karena kele-mahan satu metode bisa ditutupi atau dilengkapi dengan kekuatan dari metode pengumpulan data lainnya. Selain itu, yang terpenīng adalah penggunaan lebih dari satu metode pengumpulan data merupakan salah satu cara dalam peneliīan kualitaīf untuk menjaga dan memvalidasi data. Dalam ranah peneliīan kualitaīf, hal ini disebut sebagai triangulasi metode. Tentang triangulasi dan jenis triangulasi lainnya akan dijelaskan dalam bab tersendiri dalam buku ini. Pada pokok bahasan selanjutnya akan dijelaskan deī®nisi masing-masing metode pengumpulan data dan bagaimana cara melakukannya. Selain itu, akan diuraikan kelebihan atau kekuatan dan kelemahan seīap metode pengumpulan ParīsipaīfA. Menurut Mack, dkk. 2005 observasi parīsipaīf me-ru pakan akar dalam peneliīan etnograī® tradisional, yang bertujuan untuk membantu para peneliī mempelajari per-spekīf yang dimiliki oleh populasi peneliīan. Dianggap bah-wa akan ada beberapa perspekīf dalam suatu masyarakat tertentu. Metode ini menarik untuk mengetahui beragam Peneliīan Kualitaīf di Bidang Kesehatan20perspekīf yang ada dan membantu dalam memahami interaksi di antara lanjut Mack, dkk 2005 menjelaskan bahwa peneliī kualitaīf melakukan observasi parīsipaīf bisa melalui pengamatan sendiri atau oleh keduanya, mengamaī dan berparīsipasi. Observasi parīsipaīf selalu dapat diterapkan dalam masyarakat, di lokasi yang diyakini memiliki relevansi dengan pertanyaan peneliīan. Metode ini khas karena peneliī mendekaī peserta di lingkungan mereka sendiri. Secara umum, peneliī yang terlibat dalam observasi parīsipaīf mencoba untuk mempelajari seperī apa hidup sebagai āorang dalamā sambil juga tetap berperan sebagai āorang luarā. Murphy dan Dingwall 2003 mengingatkan bahwa keseimbangan yang sebenarnya antara parīsipasi dan observasi īdak pernah sepenuhnya dalam kendali peneliī lapangan tersebut. Keahlian peneliī lapangan terletak pada kecermatan untuk mengetahui kapan harus bersandar pada satu arah dan kapan bersandar pada arah lain, dan harus jelas apakah arah ini adalah masalah yang dipilih atau hanya masalah konīngensi fenomena sesaat.Penīng untuk dipahami bahwa data hasil berdasarkan observasi īdak seperī menyalin realitas secara seseder-hana. Kehidupan alami masyarakat yang diteliī telah ada sebelumnya, dan hal tersebut independen dari intervensi pengamat. Namun, data tersebut merupakan hasil trans-formasi tunggal peneliī dalam memaknai realitas menjadi bahan yang cocok untuk dianalisis. Hal tersebut berbeda dengan data wawancara, yang melibatkan seīdaknya dua transformasi a oleh pewawancara yang memilih pertanyaan yang diajukan, dan b oleh responden yang merestrukturisasi pengalaman asli mereka dalam rangka menjawab pertanyaan. Peneliīan Kualitaīf di Bidang Kesehatan 21Dalam beberapa kasus, bahkan mungkin ada transformasi keīga jika peneliī juga mengusulkan kemungkinan jawaban lain Murphy dan Dingwall, 2003.Sebagian besar data observasi parīsipaīf terdiri dari catatan lapangan ī®eld notes rinci yang dicatat catatan peneliī dalam sebuah buku catatan lapangan. Meski biasanya tekstual, data tersebut juga dapat mencakup peta dan diagram lain, seperī pola kekerabatan atau bagan organisasi. Kadang-kadang, observasi parīsipaīf juga melibatkan kuanīī®kasi sesuatu dan, sebagai hasilnya, menghasilkan data numerik. Contohnya, peneliī dapat menghitung jumlah orang yang masuk ruang tertentu dan terlibat dalam kegiatan tertentu selama segmen waktu tertentu Mack, dkk., 2005. Secara tradisional, peneliī kualitaīf mengandalkan keterampilan kerja lapangan mereka sebagai pengamat, dan mengandalkan kemampuan mereka untuk mereproduksi karakter singkat dan sekilas perisīwa dalam catatan lapangan mereka. Namun, dalam perkembangan saat ini, para peneliī kualitaīf telah semakin menggunakan alat bantu teknologi audio dan video untuk melakukan perekaman momen tersebut sehingga peneliī dapat menghidupkan kembali dan merekonstruksi ulang momen dengan cara yang agak berbeda Murphy dan Dingwall, 2003. Pendekatan observasi parīsipaīf dengan menggunakan teknologi visual-audio saat ini sangat populer dan disebut sebagai etnograī® ī®lm atau video. Sementara masih terjadi perdebatan teoreīs dan metodologis terhadap etnograī® ī®lm. Produksi ī®lm tersebut terus diproduksi dengan īdak terlalu bertele-tele atau mengikuī konsep formal. Mereka menggabungkan prioritas esteīka dalam naungan peneliīan ilmiah untuk menciptakan Peneliīan Kualitaīf di Bidang Kesehatan22karya yang menginformasikan pada khalayak umum tentang berbagai isu sosial. Misalnya, pembuat video etnograī® feminis telah menggunakan media ī®lm untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang nasib perempuan dan minoritas pada umumnya Marvasī, 2004.Metode observasi parīsipaīf dalam sebuah proyek peneliīan yang menggunakan pendekatan kualitaīf pada tahap awal dapat digunakan untuk memfasilitasi dan mem-bangun rapor hubungan yang posiīf antara peneliī dengan informan kunci ataupun stake-holder lain. Rapor hubungan baik ini sangat penīng untuk keberlanjutan peneliīan, termasuk untuk memperoleh akses terhadap informan kali peneliī kualitaīf di lapangan memiliki rapor hubungan yang sangat baik dengan informan kunci, dan bahkan cenderung secara pribadi. Hal ini perlu kehaī-haīan dalam mencatat informasi yang īmbul dalam pengamatan. Perlu dipasīkan atau bila perlu meminta persetujuan untuk memasukkan informasi tersebut sebagai catatan resmi la-pangan Mack, dkk., 2005.Sebuah proyek peneliīan terapan biasanya mengguna-kan metode pengumpulan data lain secara bersamaan dengan metode observasi parīsipaīf, misalnya focus group dan wawancara mendalam. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan kualitas desain peneliī pengumpulan data menggunakan metode observasi parīsipaīf adalah memungkinkan untuk membuka wawasan peneliī terhadap sebuah konteks, hubungan, dan perilaku. Metode ini juga dapat memberikan informasi, yang bisa jadi sebelumnya īdak diketahui peneliī, yang sangat Peneliīan Kualitaīf di Bidang Kesehatan 23penīng untuk desain peneliīan, pengumpulan data, dan interpretasi data kelemahan utama metode observasi parīsipaīf adalah membutuhkan waktu yang relaīf lama. Selain itu, proses pendokumentasian sangat tergantung pada memori, disiplin, dan ketekunan peneliī. Metode observasi parīsipaīf juga membutuhkan kesadaran peneliī untuk sebuah objek-īvitas karena metode ini sangat subjekīf peneliī. Tetap saja objekīvitas di sini terasa sangat relaīf karena pemilihan topik peneliīan ataupun metode pengumpulan data juga merupakan sebuah pilihan atau subjekīvitas peneliī antropolog dan peneliī kualitaīf lainnya īdak merumuskan secara tegas waktu yang dibutuhkan dalam pengumpulan data dengan cara observasi parīsipaīf. Hal tersebut sangat tergantung pada objek yang diteliī, sensiīvitas peneliī, dan yang paling penīng tergantung pada interaksi di antara keduanya masyarakat dan peneliī.Riset Etnograī® Kesehatan yang dilakukan oleh Badan Peneliīan dan Pengembangan Kementerian Kesehatan RI pada tahun 2012, dan terakhir tahun 2014, mengharuskan para peneliīnya grounded selama 60-70 hari di lapangan. Peneliīan, yang ditujukan untuk memetakan budaya masyarakat setempat yang terkait dengan bidang kesehatan ini, dilakukan oleh īm peneliī yang terdiri atas īga orang peneliī bidang kesehatan, peneliī bidang sosial antropolog/sosiologi, dan peneliī grounded yang hanya 60-70 hari di lapangan, oleh beberapa antropolog dirasakan masih kurang untuk benar-benar dapat mengenal dan menggali budaya kelompok masyarakat pada etnik tertentu yang diteliī. Namun, waktu Peneliīan Kualitaīf di Bidang Kesehatan2460-70 hari tersebut sudah lebih dari cukup untuk peneliīan menggunakan pendekatan kualitaīf yang dilaksanakan, walaupun dirasakan hanya secara superī® lain yang dianggap sebagai kelebihan dalam riset etnograī® tersebut adalah keterlibatan orang daerah setempat sebagai salah satu anggota īm peneliī yang diharapkan memahami bahasa daerah atau masyarakat yang diteliī. Hal ini dirasa dapat memangkas waktu īm peneliī untuk blended, membaur, pendekatan, dan kesetaraan dengan masyarakat referensi hasil peneliīan tersebut dapat dipe-lajari lebih lanjut pada Lely Indrawati, Suharjo, Nur Anita, Haniel Dominggus, 1 Nurcahyo Tri Arianto, Sugeng Rahanto, 2012. Buku Seri Etnografi Kesehatan Ibu dan Anak 2012, Etnik Mamasa, Desa Makuang, Kecamatan Messawa, Kabupaten Mamasa, Provinsi Sulawesi Barat. Surabaya Pusat Humaniora, Kebijakan Kesehatan dan Pemberdayaan Ma-sya rakat, Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Kementerian Kesehatan Republik IndonesiaLusi Kristiana, Tonny Murwanto, Santi Dwiningsih, 2 Harumanto Sapardi, Kasnodihardjo, 2012. Buku Seri Etnografi Kesehatan Ibu dan Anak 2012, Etnik Jawa, Desa Gading Sari, Kecamatan Sanden, Kabupaten Bantul, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Surabaya Pusat Humaniora, Kebijakan Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat, Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Kementerian Kesehatan Republik IndonesiaAan Kurniawan, Ivon Ayomi, Petrodes M. Mega S. 3 Keliduan, Elyage Lokobal, Agung Dwi Laksono, 2012. Buku Seri Etnografi Kesehatan Ibu dan Anak 2012, Etnik Peneliīan Kualitaīf di Bidang Kesehatan 25Ngalum, Distrik Oksibil, Kabupaten Pegunungan Bintang, Provinsi Papua. Surabaya; Pusat Humaniora, Kebijakan Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat, Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Helper Sahat P. Manalu, Ida, Oktavianus Pangaribuan, 4 Arif Kristian Lawolo, Lestari Handayani, 2012. Buku Seri Etnografi Kesehatan Ibu dan Anak 2012, Etnik Nias, Desa Hilifadƶlƶ, Kecamatan Lƶlƶwaāu, Kabupaten Nias Selatan, Provinsi Sumatera Utara. Jakarta; Pusat Humaniora, kebijakan Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat, Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Kemen-terian Kesehatan Republik IndonesiaWawancara MendalamB. Salah satu metode pengumpulan data paling mendasar dalam peneliīan kualitaīf adalah wawancara mendalam. Tanpa disadari sebetulnya kita sudah terlalu sering melihat dan bahkan melakukannya, tanpa harus menjadi peneliī. Tayangan televisi model talk show populer semacam Mata Najwa adalah salah satu contoh kongkret, atau saat kita wawancara untuk sebuah pekerjaan, atau saat kita sakit dan berobat ke fasilitas pelayanan kesehatan, kita akan diwawancarai oleh dokter sebelum dia menentukan penyakit atau menegakkan diagnosa secara tepat akan penyakit yang kita alami sebagai respon dari jawaban-jawaban kita saat wawancara mendalam didasarkan pada gagasan bahwa menggali lebih mendalam tentang subjek atau informan untuk menghasilkan data yang lebih otenīk Marvasī, Peneliīan Kualitaīf di Bidang Kesehatan262004. Wawancara mendalam adalah teknik yang dirancang untuk mendapatkan gambaran yang jelas tentang perspekīf subjek pada topik peneliīan. Selama pelaksanaan wawancara mendalam, orang yang diwawancarai dianggap ahli dan pewawancara dianggap siswa Mack dkk., 2005. Secara tradisional, wawancara mendalam adalah teknik face to face antara pewawancara tunggal dengan informan tunggal, meski saat ini tengah populer model pewawancara tunggal dengan informan kelompok, yang lebih lazim disebut sebagai focus group kelompok terarah. Metode pengumpulan data melalui wawancara mendalam sangat berguna keīka objek dari peneliīan tentang topik yang di luar norma dan asumsi yang sering kali īdak dibicarakan secara eksplisit dalam prakīk sehari-hari sebuah kelompok/komunitas Murphy dan Dingwall, 2003.Marvasī 2004 menyatakan bahwa saat ini model wawancara mendalam secara bertahap bergeser ke arah gagasan analiīs yang lebih kompleks, bahwa wawancara adalah acara sosial yang menciptakan versi tertentu dari realitas sosial. Sebelumnya, pemahaman wawancara mendalam hanya sebagai alat peneliīan didasarkan secara sederhana pada pertanyaan dan jawaban. Teknik wawancara mendalam mendorong peneliī yang berkeinginan untuk mempelajari segala sesuatu dari peserta, agar dapat berbagi tentang topik peneliīan. Peneliī terlibat dengan peserta dengan mengajukan pertanyaan secara netral, mendengarkan dengan penuh perhaīan tanggapan peserta, dan mengajukan pertanyaan īndak lanjut dan menggali berdasarkan respon. Mereka īdak membawa peserta sesuai dengan praduga, juga īdak mendorong peserta untuk Peneliīan Kualitaīf di Bidang Kesehatan 27memberikan jawaban tertentu dengan mengekspresikan persetujuan atau keīdaksetujuan dari apa yang mereka nyatakan Mack dkk., 2005. Beberapa hal wawancara mendalam hanya bisa terjadi di tempat-tempat yang private pribadi sehingga peneliī kadang īdak mungkin untuk mendapatkan akses lebih jauh yang diperlukan untuk metode observasional, sebagai kombinasi metode pengumpulan data secara bersamaan Murphy dan Dingwall, 2003.Data wawancara mendalam biasanya terdiri atas hasil rekaman audio, transkrip dari perekaman audio, dan dari buku catatan pewawancara. Catatan dapat berupa dokumentasi peneliī tentang isi wawancara, peserta, dan konteks saat wawancara sedang Mack dkk. 2005, data hasil transkrip dari perekaman adalah bentuk paling dimanfaatkan dari wawan-cara mendalam. Selama tahap analisis data peneliīan, setelah pengumpulan data, transkrip diberi kode menurut tanggapan peserta untuk seīap pertanyaan dan/atau tema yang muncul paling menonjol dalam momen dari metode pengumpulan data kualitaīf dengan wawancara mendalam adalah kita dapat memperoleh respon yang mendalam, dengan nuansa dan kontradiksi yang terkandung di dalamnya. Kita juga akan mendapatkan perspekīf interpretasi dari informan tentang suatu hubungan antarperisīwa atau fenomena tertentu berdasarkan cara dia melihat dan memaknai sesuai dengan keyakinannya. Peneliīan Kualitaīf di Bidang Kesehatan28Focus Groups C. Kelompok TerarahFocus groups atau kelompok terarah adalah versi lain atau pengembangan wawancara mendalam dengan versi sasaran lebih banyak secara bersamaan, berkelompok, untuk membahas topik tertentu. Secara sederhana, Marvasī 2004 menyatakan bahwa dalam focus group, peneliī mengajukan pertanyaan-pertanyaan pada sejumlah responden pada saat yang sama untuk āmerangsang diskusi dan dengan demikian memahami melalui analisis lebih lanjut makna dan norma-norma yang mendasari jawaban-jawaban kelompokā. Meski pada prinsipnya sama, Berg 2001 mendeī®nisikan focus groups sebagai gaya wawancara yang dirancang untuk kelompok-kelompok kecil. Dengan menggunakan pendekatan ini, peneliī berusaha untuk belajar melalui diskusi tentang karakterisīk psikologis dan sosial budaya sadar, setengah sadar, dan īdak sadar dan proses antara berbagai focus groups sangat efekīf untuk menangkap informasi tentang norma-norma sosial dan berbagai pendapat atau pandangan dalam suatu populasi. Kekayaan data kelompok fokus muncul dari dinamika kelompok dan dari keragaman kelompok. Peserta saling mempengaruhi satu sama lain melalui kehadiran mereka dan reaksi mereka terhadap apa yang orang lain katakan. Karena īdak semua orang akan memiliki pandangan dan pengalaman yang sama karena perbedaan usia, jenis kelamin, pendidikan, akses ke sumber daya, dan faktor lainnya, banyak sudut pandang yang kemungkinan berbeda akan diungkapkan oleh peserta Mack, dkk., 2005; Marvasī, 2004. Metode pengumpulan data focus group sangat tepat bila dipergunakan untuk mengidenīī®kasi norma yang berlaku pada suatu kelompok, Peneliīan Kualitaīf di Bidang Kesehatan 29memunculkan pendapat tentang norma kelompok tersebut, serta menemukan berbagai variasinya dalam suatu Mack, dkk. 2005 dalam sebuah studi, focus groups biasanya merupakan satu di antara banyak metode yang digunakan untuk membuat gambaran lengkap tentang bagaimana suatu masalah mempengaruhi komunitas. Focus groups berkontribusi terhadap pemahaman yang luas ini dengan menyediakan data yang didasarkan pada norma-norma sosial dan budaya, norma-norma yang meresap pada masyarakat, dan pendapat orang tentang nilai-nilai mereka sesi focus groups lazimnya terdiri dari sejumlah kecil peserta di bawah bimbingan fasilitator, atau biasa disebut moderator. Berg 2001 menyebutkan tugas moderator dalam focus groups sebenarnya mirip dengan pewawancara dalam tatap muka wawancara. Tugas-tugas ini dapat dibuat lebih sistemaīs dengan menyiapkan panduan prosedural sebelum melakukan focus groups yang khusus untuk peran moderator, Bloor, dkk. 2001 mengingatkan bahwa seorang fasilitator harus memfasilitasi kelompok, bukan mengontrolnya. Tujuannya adalah untuk memfasilitasi interaksi kelompok sedemikian rupa agar memahami norma-norma dan makna kelompok. Interaksi kelompok tertentu dapat terdistorsi oleh kontrol eksternal moderator terlalu peserta focus groups umumnya terdiri atas enam sampai dua belas orang dalam satu sesi kelompok diskusi, tergantung pada topik yang dibahas. Secara khusus Krueger 1994 menyarankan bahwa untuk masalah yang fokus kompleks ukuran kelompok harus īdak lebih dari sekitar Peneliīan Kualitaīf di Bidang Kesehatan30tujuh peserta. Untuk satu topik bahasan, biasa dilakukan dalam beberapa seri focus groups dengan topik yang sama, tetapi dengan peserta yang peserta dalam sebuah focus groups harus setara dalam sebuah īngkatan. Misalnya, diskusi untuk membahas topik tentang kesetaraan gender dalam hal parīsipasi keluarga berencana. Diskusi, yang melibatkan ibu-ibu rumah tangga sebagai peserta, hanya boleh melibatkan ibu-ibu rumah tangga tersebut saja. Melibatkan kategori peserta lain, misalnya tokoh agama, justru akan membuat diskusi īdak terfokus, dan merusak data yang kita inginkan. Bila dalam topik tersebut kita juga ingin tahu tentang pendapat pada tokoh agama, bisa ditambah sesi focus groups lain dengan topik yang sama, tetapi dengan peserta berbeda, hanya melibatkan tokoh agama yang hal penīng untuk mempersiapkan ruangan sebelum peserta ība. Peneliī harus mengetahui jumlah orang yang terlibat dan memasīkan bahwa ruang dalam ukuran yang tepat dan dilengkapi dengan kursi yang cukup, meja, dan peralatan rekaman yang Anda butuhkan. Bila memungkinkan, ruangan harus di daerah yang tenang Stringer, 2004. Kursi peserta ditempatkan satu baris mengelilingi meja sehingga seīap peserta bisa face to face terhadap peserta diskusi lainnya. Hal ini sangat penīng untuk bisa memancing dan membangun interaksi antar peserta pada saat diskusi kelengkapan focus groups bisa terdiri dari rekaman audio; atau bila memungkinkan rekaman visual-audio, transkrip dari rekaman tersebut, catatan moderator dan catatan dari notulen diskusi, dan bisa ditambah dengan Peneliīan Kualitaīf di Bidang Kesehatan 31catatan dari sesi tanya jawab yang diadakan setelah kelompok fokus. Rekaman visual-audio video akan sangat membantu peneliī dalam merekam ekspresi, reaksi, dan emosi pada saat diskusi berlangsung. Hal ini penīng dilakukan untuk memudahkan peneliī membangun kembali memori tentang suasana pada saat diskusi sedang metode focus group bila dibandingkan dengan wawancara mendalam adalah bahwa focus group mam pu memunculkan informasi tentang berbagai norma dan opini dalam waktu singkat Stringer, 2004; Mack, dkk., 2005, serta dinamika dalam wawancara kelompok mampu untuk merangsang reaksi atau percakapan. Morgan 1997 mengakui bahwa focus groups mampu memberikan pandangan yang lebih luas dibandingkan dengan wawancara Salah satu aspek penīng dalam pengumpulan data kualitaīf adalah pemilihan informan dalam penggalian infor-masi atau data. Informan kunci atau ākey informantā meru-pakan sumber informasi utama dari aspek atau substansi yang akan dipelajari dalam studi kualitaīf. Marshall 1996 menekankan beberapa karakterisīk idealā informan beri-kut peran di masyarakat, pengetahuan, kebersediaan, komu ni kaīf, bersikap netral atau untuk menghindari bias informasi. Penentuan berdasarkan karakterisīk tersebut īdak semuanya dapat dinilai pada saat sebelum pengumpulan informasi, tetapi dapat ditetapkan pada saat wawancara berjalan. Di samping itu, kriteria informan juga ī eksibel dan dapat bervariasi tergantung dari jenis informasi serta tujuan penggalian informasi. Seīap peneliīan kualitaīf dapat Peneliīan Kualitaīf di Bidang Kesehatan32menetapkan kriteria informan sesuai dengan kebutuhan peneliīan. Proses penetapan sebagai informasi kunci dapat terus berlangsung melalui beberapa wawancara sampai peneliī dapat menetapkan siapa informan kunci yang tepat untuk materi tertentu. Prinsip āsiapa berbicara apaā menjadi penīng dalam pengumpulan data kualitaīf karena informasi yang didapatkan dapat berbeda dari karaterisiīk informan yang berbeda. Sebagai contoh, penggalian informasi terkait alasan ibu di desa memilih dukun sebagai penolong persalinan dapat dilalukan melalui wawancara mendalam dengan me milih informan dengan karakterisīk ibu yang pernah ditolong oleh dukun pada saat bersalin dalam satu tahun terakhir, īnggal di pedesaan, sosial ekonomi baik dan kurang. Informasi yang lebih dalam dan valid bisa didapatkan dari ibu yang mempunyai pengalaman melahirkan dengan pertolongan dukun dalam satu tahun terakhir daripada ibu yang mempunyai pengalaman dua tahun terakhir atau lebih karena ada perbedaan kondisi terkait perbedaan periode waktu. Informasi berbeda akan didapatkan dari informan ibu yang īnggal di desa dan yang īnggal di kota. Informasi juga akan berbeda dari ibu yang berlatar belakang ekonomi baik dan kurang baik. PenutupE. Tiga metode pengumpulan data peneliīan kualitaīf yang telah dipaparkan dalam bab ini adalah metode pengumpulan data paling populer atau paling sering di-per gunakan dalam banyak proyek peneliīan. Masing-masing metode pengumpuan data memiliki kelebihan Peneliīan Kualitaīf di Bidang Kesehatan 33diban ding dengan metode lainnya. Cara terbaik adalah mengombinasikan beberapa metode dalam satu proyek peneliīan. Kombinasi metode pengumpulan data bisa memak simalkan perspekīf yang ingin kita ketahui terhadap suatu permasalahan peneliī PustakaBasseī©, Chris editor, 2004. Qualitaīve Research in Health Care. London Whurr Bruce L., 2001. Qualitaīve Research Methods for The Social Sciences. Fourth Ediīon. California Allyn and M., J. Frankland, M. Thomas and K. Robson, 2001. Focus Groups in Social Research. London Chrisīne dan Immy Holloway, 2002. Qualitaīve Research Methods in Public Relaīons and Markeīng Communicaīons. London R. A., 1994. Focus Groups A Pracīcal Guide for Applied Research. 2nd ediīon. Thousand Oaks, CA Natasha, Cynthia Woodsong, Kathleen Greg Guest, Emily Namey, 2005. Qualitaīve Research Methods A Data Collectorās Field Guide. North Carolina Family Health Internaī MN, 1996. The Key Informant Technique. Great Britain Family Pracīce; 13 92-97. Tersedia pada hī©p// diunggah pada September 17, Amir B., 2004. Qualitaīve Research in Sociology. London Sage Publicaīons. Peneliīan Kualitaīf di Bidang Kesehatan34Morgan DL., 1997. Focus Group as Qualitaīve Research. second ediīon; London Elizabeth, dan Robert Dingwall, 2003. Qualitaīve Methods and Health Policy Research. New York Aldine De Helle dan John Parm UlhĆøi, 2007. Handbook of Qualitaīve Research Methods in Entrepreneurship. Northampton-Massachuseī©s Edward Elgar D., 2000. Doing Qualitaīve Research A Pracīcal Handbook. Thousand Oak, CA. Sage Publicaī Elaine, 2004. āFocus Groupsā dalam Chris Basseī©. Qualitaīve Research in Health Care. London Whurr Scoī© W., Deirdre D. Johnston, 2009. Research Methods for Everiday Life; Blending Qualitaīve and Quanītaīve Approach. San Francisco Jossey-Bass A Wiley Imprint. 35Bab 4Pengelolaan Data Penelitian KualitatifLely IndrawaīPuī Sari data merupakan bagian pen-īng dari suatu peneliīan termasuk peneliīan kualiltaīf. Penge lolaan data yang īdak tepat dapat menyebabkan kegiat-an pengumpulan data yang kurang efekīf dan eī®sien bahkan me ngurangi kualitas hasil penenliīan. Kegiatan pengelolaan data kualitaīf mencakup kegiatan persiapan, pengumpulan data di lapangan, analisis atau pemanfatan data, penyajian sampai dengan penyimpanan data Priscilla, 2005.Jenis Data Peneliīan KualitaīfA. Data dalam peneliīan kualitaīf berupa tulisan, gambar/foto, rekaman suara/video sesuai dengan jenis data atau metode pengumpulan data. Pada peneliīan kuanītaīf, pada dasarnya data berupa angka untuk menghasilkan suatu Peneliīan Kualitaīf di Bidang Kesehatan36informasi besaran masalah atau pengujian suatu hipote sis dan teori. Sedangkan pada peneliīan kualitaīf, data meng-utamakan pada kedalaman, kekayaan dan kelengkapan infor-masi yang digali dari beberapa metode pengumpulan data dan informan. Menurut Poerwandari 2011, hal-hal yang penīng untuk disimpan dan diorganisasi dalam data kualitaīf adalah se ba gai āmentahā berupa catatan1 lapangan, hasil yang sudah diproses sebagian transkripsi wawan-2 cara, catatan refleksi peneliti.Data yang sudah ditandai/dibubuhi kode-kode spesifik3 dapat terdiri atas beberapa tahapan pengolahan.Penjabaran kode-kode dan kategori4 -kategori secara luas melalui dan 5 draft insight untuk analisis data refleksi konseptual peneliti mengenai arti konseptual dataCatatan pencarian dan penemuan 6 search and retrieval records, yang disusun untuk memudahkan pencarian berbagai kategori /tampilan data melalui skema atau jaringan informasi dalam bentuk padat/ analisis8 dokumentasi dari langkah-langkah dan proses penelitian.Dokumentasi umum yang kronologis9 mengenai pengum-pulan data dan langkah indeks dari semua Teks laporan 11 draft yang terus-menerus ditambah dan diperbaiki. Peneliīan Kualitaīf di Bidang Kesehatan 37Tahapan Pengelolaan Data B. Proses pengelolaan/manajemen data kualitaīf dimulai dari persiapan peneliīan, pada saat pengumpulan dan pe-nyim panan data. Di samping itu, kegiatan pengelolaan/mana-jemen data kualitaīf dipersiapkan sesuai dengan jenis data yang akan dikumpulkan apakah dalam bentuk teks atau transkrip, foto atau gambar, video atau ī®lm, dan audio atau suara. Kegiatan dalam pengelolaan/manajemen data kualitaīf melipuī hal-hal format/formulir1. dalam bentuk hard copy dan atau soī copy untuk kegiatan pengumpulan data melalui metode wawancara mendalam, diskusi kelompok dan pengamatan. Sebagai contoh format dapat dilihat pada Gambar Format mencakup informasi mengenaiwaktu dan tempat wawancaraa. /diskusi kelompok/pengamatan,keterangan pewawancara nama dan kontak detail,b. tujuan wawancarac. /diskusi kelompok/pengamatan,gambaran umum lokasi peneliīan,d. keterangan umum atau sosial demograī® dari infor-e. man,topik terpilih untuk informasif. yang akan rencana matriks2. Pengumpulan Data yang akan dikumpulkan. Matrik dapat mencakup informasi mengenai topik-topik terpilih yang akan dianalisis dan memperīmbangkan atau memperhaīkan beberapa ke-mung kinan topik baru yang muncul dalam kegiatan pe-ngumpulan data. Sebagai contoh dapat dipelajari pada Tabel Peneliīan Kualitaīf di Bidang Kesehatan38Hari/tgl/jamLokasi Catatan hasil kegiatan Pewawancara Topik Informan Observasi / Wawancara AnalisisCatatan observasi Catatan wawancara Gambar Contoh Format Catatan Wawacara-ObservasiSumber PHKKPM, 2012, Loog Book Peneliī Riset Etnograī® Budaya Kesehatan Ibu dan Anak Peneliīan Kualitaīf di Bidang Kesehatan 39Tabel Contoh Matriks Pengumpulan DataTujuan Indikator Cara/Metode SumberMengidenīī®kasi unsur alam, kependudukan dan tempat īnggal yang berpengaruh terhadap KIADiketahuinya unsur alam, kependudukan dan tempat īnggal yang berpengaruh pada KIAWawancara mendalam, observasi, kajian dokumenToma/toga, catatan/dokumen, provider Mengidenīī®kasi secara mendalam organisasi sosial dan kekerabatan yang berpengaruh terhadap KIADiketahuinyaorganisasi sosial dan kekerabatan yang berpengaruh terhadap KIAWawancara mendalam, observasi, kajian dokumenIbu/suami, keluarga, toma/togaMengidenīī®kasi secara mendalam sistem teknologi dan pengetahuan yang berpengaruh terhadap KIA Diketahuinya idenīī®kasi secara mendalam sistem teknologi dan pengetahuan yang berpengaruh terhadap KIA Wawancara mendalam, observasi, kajian dokumenIbu, suami, provider Peneliīan Kualitaīf di Bidang Kesehatan40Mengidenīī®kasi secara mendalam mata pencaharian yang berpengaruh terhadap KIAMengetahui mata pencaharian yang berpengaruh terhadap KIAWawancara mendalam, observasi, kajian dokumenToma/toga, catatan/dokumen, providerMengidenīī®kasi secara mendalam sistem religi yang berpengaruh terhadap KIADiketahuinya sistem religi yang berpengaruh terhadap KIAWawancara mendalam, observasi, kajian dokumenToma/toga, catatan/dokumen, provider ibu/suami, keluargaSumber PHKKPM, 2012, Jadwal Kegiatan Peneliī Riset Etnograī® Budaya Kesehatan Ibu dan anak Peneliīan Kualitaīf di Bidang Kesehatan 41Pembuatan jadwal kegiatan dan lokasi untuk kegiatan 3. wawacara, diskusi kelompok terarah dan pengamatan. Jadwal ini penīng untuk dokumentasi atau pengarsipan waktu pengumpulan data. Untuk lebih jelasnya lihat Tabel folder-folder yang diperlukan untuk 4. menyimpan hard-copy ataupun soī -copy data. Untuk hard-copy form, catatan pengumpulan data disimpan dalam seīap map plasīk per narasumber.Mempersiapkan formulir5. persetujuan dan penjelasan pene liīan untuk informan informed consent, baik ter-tulis maupun alat merekam suara dan visual serta 6. untuk kegiatan pengumpulan data dan memasīkan kegia-tan pengumpulan data terekam dengan baik. Pembuatan 7. back-up data dengan menyimpan hasil trans-krip dalam bentuk soī -copy maupun hard-copy, termasuk juga menyimpan arsip hasil diskusi kelompok terarah dan pengamatan. Back-up rekaman suara dari hasil Diskusi Kelompok Terarah Focus Group Discussion dan Wawancara Mendalam Indepth interview juga penīng dilakukan untuk mencegah hal-hal yang īdak diinginkan misal rekaman terhapus Janice,et al, 1995. Untuk contoh transkrip wawancara dan observasi dapat dilihat pada Tabel Peneliīan Kualitaīf di Bidang Kesehatan42Tabel Contoh Jadwal Kegiatan Peneliīan Etnograī®Tgl/Bln Kegiatan Riset Etno Kesehatan Peserta/Pelaksana Penanggung Jawab Keterangan13 -12 2012Rapat īm inī REB Tim inī + Ka Korwil + PK + BendaharaPI Riskus, sekretariatPenyempurnaan Protokol + instrumen terutama variabel kepercayaanPenyusunan detail pelaksanaan kegiatan Pembahasan RAB DriePengisian formulir eīk17 - 02 2012Tim inī + Peneliī PJ litbang kegiatan ROIPI Riskus, sekretariatPenyusunan deīl pelaksanaan kegiatan + pembuatan dokumentasi foto + videoPembahasan RABKoreksi protokol, instrumen, dan formulir eīk Peneliīan Kualitaīf di Bidang Kesehatan 4323 s/d 28-12 2012Pemantapan pertemuan persiapan lapangan REBTim inī + Ka Korwil + PK + BendaharaPI Riskus, sekretariatTOR & Jadwal acaraNarasumberPesertaMateri / substansiTempat, danaKontak narasumber20 s/d 29-12 2012Pengajuan Eīk REB ke KE Badan LitbangkesSekretariat mengirim & meman-tauPI Riskus REB + PJ Korwil Perbaikan segera bila ada masukan dari īm Eīk & pengiriman kembali oleh PI RiskusSumber PHKKPM, 2012, Jadwal Riset Etnograī® Budaya Kesehatan Ibu dan Anak Peneliīan Kualitaīf di Bidang Kesehatan44Hari tgl/jam 5 Juni 2012 Lokasi Rumah Nenek MessaCatatan hasil kegiatan Pewawancara Lely ITopik Sisīm Kekerabatan Informan Nenek MessaObservasi / Wawancara AnalisisCatatan observasi nenek Messa laki-laki berumur sekitar 90-an tahun. Ia dahulu merupakan tokoh masyarakat yang disegani, sehingga pengetahuan tentang kemasyarakatan cukup banyak. Ia juga dikenal bisa menyembuhkan penyakit dengan mantra-mantra sejak dahulu. Hanya karena sekarang sudah sangat tua, ia sudah sedikit pikun dan kesulitan dalam mendengar. Ia mampu mengerī dan berbicara dalam bahasa Indonesia yang cukup baik. Pertanyaan dalam wawancara sebagian besar ditanyakan lewat tulisan yang ditulis di kertas oleh pewawancara. T Mengapa dalam 1 Desa Makuang sebagian besar masih keluarga?J āSebenarnya awalnya disini cuma satu keluarga dalam satu desa ini, jadi orang disini ada juga yang bukan tapi sudah berhubungan jadi keluarga ikatan perkawinan, jadi sudah satu keluarga.āTiba-ība ada anak perempuan kecil berumur sekitar 10 tahun an meminta untuk di pakuli-kuli dobaī sehingga wawancara terhenti.Gambar Contoh Transkrip Wawancara dan ObservasiSumber PHKPPM, 2012, Transkrip peneliī di Riset Etnograī® Budaya Etnik Mamasa di Sulawesi Barat Peneliīan Kualitaīf di Bidang Kesehatan 45Data yang akan dianalisis dapat dipersiapkan dalam ī®le 8. berbentuk elektronik. Ada beberapa soī ware yang bisa digunakan untuk penyimpanan dan pengelolaan serta analisis awal data kualitaīf N-vivo, EZ-Text, dan lain-lain. Walaupun demikian, sebagian besar peneliī kualitaīf masih tetap menganalisis data secara manual untuk tahapan akhir dari analisis data dengan melihat content, narasi, matriks serta hasil pengamatan dan diskusi. Penjelasan lebih detail mengenai analisis data akan ditampilkan dalam bagian analisis data9. selanjutnya disajikan dalam bentuk narasi, skema, matriks/tabel teks dan gambar atau video. Penyimpanan data10. dalam pengelolaan/manajemen data kualitaīf juga memegang peranan penīng Priscilla, 2005. Sistem penyimpanan yang baik menjadi hal yang sangat dibutuhkan karena dapat menjamin semua doku-men dan data penīng īdak hilang. Di samping itu, dengan sistem penyimpanan yang baik juga dapat menjamin ketersediaan data sehingga mudah ditemukan pada saat diperlukan untuk analisis, menulis atau membandingkan hasil, atau menindaklanjuī data yang telah ada dengan data baru di masa yang akan datang. Penyimpanan data kualitaīf ini juga melipuī proposal peneliīan, protokol peneliīan, termasuk di dalamnya instrumen/pedoman pengumpulan data, catatan lapangan, peta wilayah dari lokasi peneliīan, inform consent yang digunakan, data sosio-demograī® penduduk di lokasi peneliīan, buku kode isīlah lokal, petunjuk pengumpulan data, transkrip FGD dan WM Wawancara Mendalam, matriks, panduan interview, rekaman suara dan video, foto atau gambar Peneliīan Kualitaīf di Bidang Kesehatan46dan bahan-bahan terkait lainnya. Seīap judul peneliīan memiliki folder khusus untuk menyimpan semua data dan dokumen tersebut di C. Berdasarkan paparan di atas, pengelolaan/manajemen data kualitaīf menjadi penīng bagi peneliī itu sendiri, juga bagi insītusi penyandang dana fund. Hanya saja, karena peneliīan yang dilaksanakan bersifat kecil dan terbatas, peneliīan tersebut kurang terlihat penīng. Bentuk dan cara pengelolaan data kualitaīf berskala besar nasional, yang memudahkan peneliī maupun insītusi, masih belum banyak dilakukan dan menjadi tantangan bagi kita semua, khususnya para peneliī.Daī ar Pustaka Indrawaī, Lely, Suharjo, Nur Anita, Haniel Dominggus, Nurcahyo Tri Arianto, Sugeng Rahanto, 2012. Buku Seri Etnograī® Kesehatan Ibu dan Anak 2012, Etnik Mamasa, Desa Makuang, Kecamatan Messawa, Kabupaten Mamasa, Provinsi Sulawesi Barat,Surabaya; Pusat Humaniora, Kebijakan Kesehatan & Pemberdayaan Masya ra kat, Badan Peneliīan & Pengembangan Kese-hatan, Kementerian Kesehatan M. Morse& Anne F., 1995, Qualitaīve Research Methods for Health Professionals, 2nd Ediīon. USA Chapman and Hall. Poerwandari, E. K., 2011, Pendekatan Kualitaīf Untuk Peneliīan Perilaku Manusia, Jakarta Lembaga Pengem- Peneliīan Kualitaīf di Bidang Kesehatan 47bangan Sarana Pengukuran dan Pendidikan Psikologi Fakultas Psikologi Universitas R. Ulin, Elizabeth T. Robinson, Elizabeth E. Tolley, 2005, Qualitaīve Methods in Public Health A Field Guide for Applied Research. USA Wiley & Sons Lawrence Neuman, 1997, Social Research Methods Qualitaīve and Quanītaīve Approaches. Needham Heights, MA. Allyn & Bacon. Bab 5Analisis Data Penelitian KualitatifRachmalina SoerachmanAstridya ParamitaBogdan dan Biklen 1982 menyatakan bahwa āData analysis is the process of systemaīcally searching and arranging the interview transcripts, ī®eldnotes, and other materials that you accumulate to increase your own understanding of them and to enable you to present what you have discovered to othersā. Dengan lain kata, analisis data dalam peneliīan kualitaīf adalah proses mencari dan menyusun secara sistemaīs seluruh data hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi lainnya untuk kemudian mengorganisasikan data ke dalam kategori dan melakukan sintesis untuk mengetahui pola atau bentuk keteraturan data, memberi makna terhadap pola yang ditemukan, dan membuat kesimpulan atau konsep baru yang mudah dipahami oleh diri sendiri dan selanjutnya diinformasikan kepada orang lain dalam rangka menambah khazanah ilmu. Peneliīan Kualitaīf di Bidang Kesehatan50Agar data yang terkumpul merupakan jawaban dari rumusan pertanyaan peneliīan, pada proses analisis dan interpretasi dalam sebuah peneliīan kualitaīf diperlukan cara berpikir kreaīf, kriīs, dan sangat haī-haī. Sangat beragamnya variasi data peneliīan kualitaīf sering kali mengakibatkan peneliī mengalami kesulitan dalam melakukan analisis. Teknik Analisis DataA. Miles and Huberman 1984 mengemukakan bahwa āThe most serious and central diīøculty in the use of qualitaīve data is that methods of analysis are not well formulateā. Dalam peneliīan kualitaīf īdak ada formula yang pasī untuk menganalisis data seperī formula yang digunakan dalam peneliīan kuanītaīf. Teknik analisis data dalam peneliīan kualitaīf didasarkan pada pendekatan yang digunakan. Beberapa bentuk analisis data dalam peneliīan kualitaīf di antaranya adalah biograī®, fenomenologi, grounded theory, etnograī®, dan studi Biograī®Studi biograī® adalah studi tentang individu dan peng-alamannya yang terakumulasi dari waktu ke waktu, yang īdak hanya menjelaskan apa saja yang telah dialami, tetapi juga situasi āseī«ngā di mana kejadian dan pengalaman berlangsung. Tujuan studi ini adalah mengungkap turning point moment atau epipani yaitu pengalaman menarik yang sangat mempengaruhi atau mengubah hidup analisis data pada studi adalah sebagai berikut. Peneliīan Kualitaīf di Bidang Kesehatan 51Mengorganisir ī®le pengalaman objekīf tentang hidup a. responden informan, seperī tahap perjalanan hidup dan pengalaman. Tahap tersebut, yang berupa tahap kanak-kanak, remaja, b. dewasa dan lansia, ditulis secara kronologis atau seperī pengalaman pendidikan, pernikahan, dan pekerjaan. Membaca keseluruhan kisah kemudian mereduksi dan memberi yang didapatkan kemudian diatur secara kronologisc. .Selanjutnya, peneliī mengidenīī®kasi dan mengkaji d. makna dari kisah yang dipaparkan, serta mencari temuan penīng dari kisah juga melihat struktur untuk menjelaskan makna, e. seperī interaksi sosial dalam sebuah kelompok, budaya, ideologi, dan konteks sejarah, kemudian memberi inter-pretasi pada pengalaman hidup riwayat hidup responden ditulis dengan ber-f. bentuk narasi yang berfokus pada proses dalam hidup individu, teori yang berhubungan dengan pengalaman hidupnya dan keunikan hidup individu FenomenologiStudi fenomenologi bertujuan untuk memperoleh struk tur dan makna yang dipahami oleh informan atas fe no -mena yang tampak atau dialami, yang muncul dalam kehi-dupan informan. Peneliī yang menggunakan pen de katan fenomenologi umumnya ingin mengetahui peng alaman masyarakat yang sedang diteliī, bagaimana ia āmenerjemah-kanā pengalaman masyarakat tersebut dalam studinya Becker, 1992. Peneliīan Kualitaīf di Bidang Kesehatan52Langkah-langkah analisis data pada studi fenomenologi adalah sebagai memulai dengan semua dataa. atau gambaran menyeluruh tentang fenomena pengalaman yang telah datab. secara keseluruhan kemudian membuat catatan pinggir mengenai data yang dianggap penīng dan melakukan pengkodean dan mengelompokkan temuan pernyataan c. yang dialami oleh informan dengan melakukan analisis secara horisontal, yaitu seīap pernyataan pada awalnya diperlakukan memiliki arī yang sama. Selanjutnya, pernyataan yang īdak relevan dengan topik dan pertanyaan maupun pernyataan yang bersifat ulangan atau tumpang īndih dihilangkan, sehingga yang tersisa hanya horison arī tekstual dan unsur pembentuk atau penyusun dari fenomena yang īdak mengalami penyimpangan.Temuan dari pernyataan tersebut kemudian dikumpulkan d. dalam unit makna lalu ditulis gambaran tentang bagaima-na pengalaman tersebut peneliī mengembangkan uraian secara e. keseluruhan dari temuan tersebut sehingga menemu-kan esensi dari fenomena tersebut. Kemudian mengem-bangkan textual descripīon dekripsi mengenai fenomena yang terjadi pada informan dan structural descripīon uraian yang menjelaskan bagaimana fenomena itu terjadi.Peneliī kemudian memberikan penjelasan secara nara-f. īf mengenai esensi dari fenomena yang diteliī dan Peneliīan Kualitaīf di Bidang Kesehatan 53men dapatkan makna pengalaman informan mengenai fenomena laporan yang berupa uraian pengalaman seīap g. informan. Setelah itu, menuliskan gabungan dari gam-baran Grounded TheoryMenurut Barney Glaser dan Anselm Strauss 2012, sebuah teori harus dibangun beralaskan grounded pada data, ā⦠the discovery of theory from data which we call Grounded theoryā. Grounded theory merujuk pada teori yang dibangun secara indukīf dari beberapa situasi yang berkaitan. Proses studi ini dimulai dari formulasi, pengujian, dan pengembangan ulang hipotesis selama penyusunan theory adalah suatu pendekatan yang lebih indukīf yang lebih banyak deskripsi dan interpretasi dari suatu interaksi sosial subjek peneliīan Green, 1998. Langkah analisis data pada studi grounded theory adalah sebagai dataa. .Membaca keseluruhan datadan memberi Open codingc. , peneliī membuat kategori informasi ten-tang perisīwa yang codingd. , peneliī mengidenīī®kasi suatu perisīwa, menyelidiki kondisi-kondisi yang menyebabkannya, meng-idenīī®kasi seīap kondisi-kondisi, dan menggam barkan perisīwa codinge. , peneliī mengidenīī®kasi suatu jalan cerita dan mengintegrasikan kategori di dalam model axial coding. Peneliīan Kualitaīf di Bidang Kesehatan54Selanjutnya, peneliī dapat mengembangkan dan meng-f. gambarkan suatu acuan yang menerangkan keadaan sosial, sejarah, dan kondisi ekonomi yang mempengaruhi suatu perisīwa tertentu yang diteliī.4. Etnograī®Secara harī®ah, āetnograī®ā berarī tulisan atau deskripsi tentang budaya suatu suku bangsa atas hasil peneliīan lapangan ī®eld work selama sekian bulan atau sekian tahun terkait pola perilaku, kepercayaan, nilai ataupun bahasa yang digunakan suku bangsa tersebut. Studi etnograī® menempatkan peneliī sebagai instrumen dengan teknik observasi parīsipaīf. Peneliī etnograī® harus membuat hubungan yang sangat dekat dengan informan agar dapat merasakan bagaimana perasaan orang-orang yang berada dalam objek budaya komunitas yang diteliī.Langkah analisis data pada studi etnograī® adalah sebagai ī® Membaca keseluruhan informasib. dan memberi c. seī«ng sosial dan perisīwa yang diteliī.Menginterpretasi Menyajikan presentasi dalam bentuk tabel, gambar, atau e. peneliīan/studi etnograī® ada 4 empat jenis analisis, yaitu analisis domain, analisis taksonomi, analisis komponen, dan analisis tema budaya terkait dengan masalah kesehatan. Peneliīan Kualitaīf di Bidang Kesehatan 55Analisis domain merupakan langkah pertama dalam studi etnograī® sebagai bekal untuk memahami berbagai isīlah lokal berkaitan dengan masalah kesehatan dan yang relevan dengan masalah yang diteliī, misalnya KIA. Tentunya, peneliī telah mendapatkan isīlah ādukunā. Di dalam masyarakat ada isīlah ādukun bayiā, ādukun pijatā, ādukun beranakā, dan lain-lain. Isīlah-isīlah tersebut berhubungan dengan upaya pemulihan kesehatan. Dalam analisis domain, dukun disebut cover theme, sedangkan jenis-jenis`dukun, seperī dalam ādukun pijatā ada isīlah pijet urut, pijet walik, pijet bayek, dan lain-lain, merupakan included theme, yakni temuan awal, temuan yang masih di analisis yang lebih mendalam adalah analisis taksonomi, di mana setelah melakukan wawancara secara mendalam serta pengamatan terlibat yang dituangkan dalam catatan lapangan, peneliī membuat suatu āset dataā yang dibuat dalam suatu bentuk kotak, simpul, dan lain-lain. Analisis berikutnya adalah analisis komponensial di mana peneliī īdak mencari kesamaan dari temuan-temuannya, tapi melihat kontras dari temuan hasil wawancara mendalam dan Studi KasusStudi kasus merupakan studi eksplorasi secara intensif, mendalam dan terperinci terhadap suatu individu, lembaga, gejala atau fenomena tertentu dengan lingkup, daerah atau subjek yang sempit guna memperoleh deskripsi yang utuh dan mendalam. Bahan studi kasus dapat diperoleh dari laporan observasi, catatan pribadi diary, biograī®, keterangan Peneliīan Kualitaīf di Bidang Kesehatan56dari pihak lain yang mengetahui banyak tentang individu atau fenomena yang diteliī Nasuīon, 2007.Langkah analisis data pada studi kasus adalah sebagai dataa. .Membaca keseluruhan datab. dan memberi suatu uraian terperinci mengenai kasus dan c. menetapkan pola dan mencari hubungan antara d. beberapa peneliī melakukan interpretasie. dan me-ngem bangkan generalisasi natural dari kasus, baik untuk peneliī maupun untuk penerapannya pada kasus yang secara naraī Analisis lanjut data kualitaīf tetap dapat dilakukan meskipun belum semua informasi dalam transkrip data sudah dianalisis. Peneliī dapat mempelajari kembali transkrip yang ada dan menganalisis dengan metode yang berbeda atau dengan menambahkan informasi dari dari studi kualitaīf lainnya. Hasil data kualitaīf yang sudah ada bisa dilengkapi atau ditambahkan dengan data kualitaīf lainnya yang terkait untuk lebih memperkaya informasi sehingga bisa menghasilkan kesimpulan yang lebih tajam dan rinci. Untuk mendapatkan informasi yang lebih baik lagi, perlu dilakukan juga penggabungan informasi dengan data lain. Dalam pendekatan kualitaīf cara yang digunakan antara lain adalah dengan memakai kontrol berupa negaīve evidence, Peneliīan Kualitaīf di Bidang Kesehatan 57kredibilitas, dependabilitas, transferabilitas, konī®rmabilitas, dan lebih memperkaya data, perlu dilakukan pen-dekatan berupa akīvitas pasca peneliīan untuk lebih meyakinkan dengan mengulang pemeriksaan data, bertanya objekīf pada para ahli, hubungan-hubungan yang pasī, kepercayaan yang berulang-ulang berpola, dan dan Validitas DataB. Banyak hasil peneliīan kualitaīf diragukan kebena-rannya karena beberapa hal, yaitu subjekīvitas peneliī merupakan hal yang dominan dalam peneliīan kualitaīf. Selain itu, dalam peneliīan kualitaīf metode untuk me-ngumpulkan data yang diandalkan adalah wawancara dan observasi mengandung banyak kelemahan keīka dilakukan secara terbuka, dan apalagi tanpa kontrol, serta sumber data kualitaīf yang kurang dipercaya; semua itu akan mempengaruhi akurasi hasil peneliīan. Oleh karena itu, dibutuhkan beberapa cara dalam menentukan keabsahan data sebagai KredibilitasApakah proses dan hasil peneliīan dapat diterima atau dipercaya? Beberapa kriteria yang digunakan untuk menilai diterima dan īdaknya atau dipercaya dan īdaknya adalah waktu atau lama peneliīan, observasi yang detail, triangulasi, peer debrieī®ng, dan analisis memperoleh īngkat kepercayaan hasil peneliīan adalah sebagai berikut. Peneliīan Kualitaīf di Bidang Kesehatan58Memperpanjang masa pengamatana. memungkinkan peningkatan derajat kepercayaan data yang dikum-pulkan, bisa mempelajari kebudayaan dan dapat menguji informasi dari responden, serta membangun kepercayaan para responden terhadap peneliī, juga kepercayaan diri peneliī yang terus-menerus, untuk menemukan b. ciri-ciri dan unsur-unsur dalam situasi yang sangat relevan dengan persoalan atau isu yang sedang diteliī, serta memusatkan diri pada hal-hal tersebut secara pemeriksaan keabsahanc. data yang me-man faatkan sesuatu yang lain di luar data untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data debrieī®ngd. membicarakannya dengan sejawat, yaitu mengekspos hasil sementara atau hasil akhir yang diperoleh dalam bentuk diskusi analiīs dengan rekan-rekan analisis kasuse. , yaitu dengan menganalisis kembali dengan mengembangkan asumsi-asumsi yang berbeda, periksa kembali data yang ada dan mendiskusikan perbedaan yang muncul ataupun asumsi yang ada. 2. Transferabilitas Transferabilitas merupakan validitas eksternal dalam peneliīan kualitaīf. Validitas eksternal menunjukkan derajat ketepatan apakah hasil peneliīan ini dapat diterapkan pada situasi yang lain. Oleh sebab itu, laporan peneliīan kualitaīf harus terperinci, jelas, sistemaīs, dan dapat dipercaya. Peneliīan Kualitaīf di Bidang Kesehatan 593. Dependabilitas Dependabilitas disebut juga dengan reliabilitas dalam peneliīan kuanītaīf. Dalam peneliīan kualitaīf, depen-dabilitas hasil peneliīan teruji dari kekonsistenan peneliī dalam mengumpulkan data, membentuk dan menggunakan konsep-konsep keīka membuat interpretasi untuk menarik suatu kesimpulan. 4. Konī®rmabilitas Pengujian konī®rmabilitas dalam peneliīan kualitaīf disebut juga objekīvitas peneliīan. Pengujian konī®rmabilitas bertujuan membukīkan kebenaran hasil peneliīan sesuai dengan data yang dikumpulkan dan dicantumkan dalam laporan Triangulasi dilakukan untuk melihat gejala dari ber-bagai sudut dan melakukan pengujian temuan dengan menggunakan berbagai sumber informasi dan teknik. Empat macam triangulasi yang digunakan dalam peneliīan adalah teknik pengumpulan data dengan memanfaatkan beberapa sumber data, desain studi kualitaīf dan kuanītaīf, atau disiplin ilmu dan dalam peneliīan kualitaīf merupakan aspek penīng yang harus diperhaīkan untuk menghasilkan data yang reliable dan valid. Beberapa peneliī sering mempunyai pengerīan yang salah mengenai triangulasi. Triangulasi pada dasarnya adalah mendapatkan data dari beberapa perspekīf yang berbeda. Contoh penerapan triangulasi pada peneliīan tentang perilaku guru dalam mengajar perilaku Peneliīan Kualitaīf di Bidang Kesehatan60hidup sehat di sekolah, peneliī dapat menggali informasi melalui observasi atau pengamatan saat guru mengajar dan wawancara mendalam dari perspekīf murid. Satu peneliīan yang menggunakan metode gabungan wawancara, diskusi kelompok dan pengamatan untuk topik dan responden atau informan yang sama bukan merupakan suatu pendekatan Data Kualitaīf D. Sebagai langkah awal analisis, data dari transkrip wa-wancara dan catatan diskusi kelompok, dituangkan dan disarikan ke dalam matriks sesuai dengan topik yang akan dianalisis. Matriks ini dibuat untuk mempermudah dalam proses analisis data dan pembahasan hasil studi. Contoh matriks data kualitaīf dapat dilihat pada Tabel Peneliīan Kualitaīf di Bidang Kesehatan 61Tabel Contoh Matriks Hasil Studi Kualitaīf Flu Burung di Desa Batu Banyak Sumatra BaratPerilaku berisiko Faktor Penyebab UtamaSosial Budaya Ekonomi Psikologis Lainnya1. Menyentuh ternak yang sakit atau maī tanpa menggunakan alat pelindung diri APD sarung tangan, masker, sepatu, dan lain-lainTidak memahami penīngnya menggunakan APD dalam menangani ternak, termasuk ternak yang sehat, sakit ataupun maī.Kebiasaan di masyarakatTerlalu mahal untuk membeli APD2. Kandang ternak berlokasi sangat dekat dengan rumah īnggal di samping atau di bawah rumah.Alasan keamanan agar mudah mengawasinya supaya ternak īdak dicuri. Untuk penggunaan lahan yang efekīf bila kandang di buat di bawah rumahUntuk mencegah ternak hilang karena dicuri, yang berarī kehilangan harta. Merasa lebih aman untuk menyimpan ternak Peneliīan Kualitaīf di Bidang Kesehatan623. Mengonsumsi ternak yang maī/sakitTernak yang maī mendadak atau sakit aman dikonsumsi dan īdak akan menyebabkan penyakit pada manusiaKebiasaan masyarakatTernak yang sakit lebih menguntungkan dimasak untuk dikonsumsi daripada membiarkannya maī dan dibuangSumber Diambil dari Laporan Peneliīan Kualitaīf Flu Burung di Indonesia [īdak dipublikasikan], Pusat Humaniora, Kebijakan Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat, Badan Litbangkes RI., 2008. Peneliīan Kualitaīf di Bidang Kesehatan 63PenutupE. Kualitas hasil peneliīan kualitaīf ditentukan dari teh-nik analisis dan interpretasi data, di mana analisis data peneliīan kualitaīf sendiri dimulai sejak tahap persiapan sebelum turun lapangan, selama di lapangan, dan setelah dari lapangan. Data yang terkumpul diorganisasikan ke dalam kategori-kategori untuk mengetahui pola atau bentuk keteraturan data, untuk selanjutnya dianalisis dan ditarik kesimpulan atau konsep baru yang mudah dipahami oleh diri sendiri atau orang lain. Teknik analisis data dalam peneliīan kualitaīf didasarkan pada pendekatan yang digunakan, yaitu biograī®, fenomenologi, grounded theory, etnograī®, atau studi kasus. Untuk mempertajam, memperkaya dan meningkatkan kualitas hasil peneliīan kualitaīf, perlu dilakukan pendekatan berupa akīvitas pasca peneliīan, termasuk pengujian keabsahan dan validitas data, yang melipuī pengujian kre-dibilitas, transferabilitas, dependabilitas, konī®rmabilitas, ser-ta melakukan metode triangulasi untuk mendapatkan data dari beberapa perspekīf yang PustakaBecker, C., 1992. Living and Relaīng An Introducīon to Phenomenology. Newbury Park, California Sage Publi-caīonBogdan, & Biklen, 1982. Qualitaīve Research for Educaīon An introducīon to theory and methods Third Ediīon. Boston Allyn and Burhan editor, 2004. Metodologi Peneliīan Kualitaīf. Jakarta PT. Raja Graī®ndo Persada. Peneliīan Kualitaīf di Bidang Kesehatan64Glaser, Barney G & Strauss, Anselm L., 2012. The Discovery of Grounded Theory Strategies for Qualitaīve Research Seventh Ediīon. New Jersey Aldine Transacīon J. 1998. āCommentary Grounded theory and the constant comparaīve methodā. Briīsh Medical Journal. Vol. 316. Pp. Emily,C. 2006. Successful Qualitaīve Health Research A Pracīcal Introducīon. Australia Allen & UnwinLiampuī©ong, Pranee, 2005. Qualitaīve Research Methods. UK. Oxford University PressMilles, and Huberman, 1984. Qualitaīve Data Analysis. London Sage PublicaīonNeuman, William Lawrence, 2000. Sosial Research Methods Qualitaīve and Quanītaīve Approaches. USA Allin and Bacon CompanyS. Nasuīon, 2007. Metode Research Peneliīan Ilmiah. Jakarta PT. Bumi Aksara. 65Bab 6Penyajian Data Penelitian KualitatifPuī Sari IndrawaīHasil analisis data kualitaīf dapat disajikan dalam ber-bagai bentuk tergantung dari desain dan tujuan penyajian. Sebagai contoh, data hasil suatu analisis biograī® pada umumnya disajikan dalam bentuk narasi dan gambar, semen-tara data hasil analisis fenomenologi sering disajikan dalam bentuk narasi dan skema. Dalam Bab 6 enam ini, akan dijelaskan beberapa bentuk dalam menyajikan data kualitaīf, termasuk tahapan atau prosedur dalam menyajikan data yang mencakup karakterisīk informan dan gambaran umum, termasuk di dalamnya wilayah atau lokasi studi dan lainnya. Peneliīan Kualitaīf di Bidang Kesehatan66Prosedur dalam Menyajikan DataA. KualitaīfPada bagian ini, dipaparkan proses pelaporan dengan menggambarkan informasi tentang karakterisīk informan, yang melipuī misalnya umur, jenis kelamin, īngkat pen-didikan, juga cara menyajikan data dalam berbagai bentuk se-hingga memudahkan Deskripsi sampelLangkah pertama dalam memproses dan melaporkan hasil peneliīan adalah memberikan deskripsi tentang informan. Jika datanya ada, latar belakang data bisa ditabu-lasikan, misalnya umur, jenis kelamin, pekerjaan, pendidikan, atau status karena data kualitaīf berasal dari sampel yang kecil, diperlukan lebih banyak informasi, seperī data mengenai siapa yang menjadi informan kunci, atas dasar apa mereka termasuk ke dalam informan kunci, siapa peserta FGD, sejauh mana peserta FGD mewakili kelompoknya secara representaīf, pada situasi apa observasi dilakukan, siapa yang diobservasi, bagaimana reaksi saat diobservasi dan lain sebagainya. Jika data tersebut īdak digambarkan, interpretasi data akan kurang lengkap Kresno, Hadi & Wuryaningsih, 1999.2. Meringkas data disajikan dalam bentuk matriks, diagram, ī ow chart, tabel, narasiLangkah pertama dalam meringkas data adalah men-daī ar data yang termasuk ke dalam kategori yang sama atau membuat daī ar data yang mempunyai kode yang sama Peneliīan Kualitaīf di Bidang Kesehatan 67dalam bentuk lebih ringkas dan padat untuk memudahkan menjawab pertanyaan peneliī lain untuk menyingkat data adalah dengan membuat matriks, diagram atau chart. Hal tersebut sangat membantu pada waktu melakukan interpretasi data yang berjumlah banyak Kresno, Hadi & Wuryaningsih, 1999.Bentuk Ringkasan DataB. Dalam bagian ini, akan ditampilkan beberapa cara untuk menyajikan hasil dari pengumpulan data kualitaīf yang berguna untuk menyimpulkan hasil peneliīan. 1. Matriks Matriks adalah suatu bagan yang menyerupai tabel, tetapi terdiri dari kata-kata dan bukan angka. Contoh di bawah ini adalah matriks yang menggambarkan perubahan prakīk menyusui dan pemberian makanan lunak oleh 2 kelompok ibu yang berbeda usia. Jenis penyajian dalam bentuk matriks mempermudah peneliī untuk mengambil kesimpulan, atau informasi esensial yang terkait dengan topik peneliīan atau masalah yang diteliī yaituIbu yang lebih muda mulai memberikan makanan lunak, a. rata-rata 2,5 bulan lebih awal daripada kelompok ibu yang lebih yang lebih muda menggunakan makanan yang lebih b. bervariasi daripada ibu yang lebih kata lain, penyajian hasil dalam bentuk matriks sekaligus dapat menganalisis. Peneliīan Kualitaīf di Bidang Kesehatan68Tabel Contoh Matriks Pola Pemberian Makan BayiKelompok UmurWkt Pemberian Makanan Lunak Jenis MakananFrek Pemberian Makanan Lunak/hariIbu usia 20-30 tahunRange 4-7 blnRata2 6 bln-bubur-bubur dg bubuk kcg-kentang pure-buah yg dihaluskan, biskuit yg sdh direndam1-2 kali/hari- tergantung pd kesibukan ibu/pengasuh- tergantung selera makan anakIbu usia >45 tahunRange 5-11 blnRata2 8,5 bln-bubur lunak-buah yg dihaluskan1-2 kali/hari-tergantung pd adanya ibu/pengasuh-tergantung selera makan anakSumber Kresno, Hadi & Wuryaningsih, 1999, hlm. 422. DiagramDiagram adalah gambaran dengan kotak atau ling-karan yang terdiri dari variabel-variabel dan panah yang menunjukkan hubungan antara variabel. Contoh alasan ibu muda terlambat memberikan makanan lunak. Peneliīan Kualitaīf di Bidang Kesehatan 69Gambar Contoh Diagram Alasan Terlambat Memberikan Makanan LunakMakananīLunakīMakananīLunak/hariīIbuīusiaī20Ͳ30ītahunīRangeī4Ͳ7īblnīRata2ī6īblnīͲbuburīͲbuburīdgībubukīkcgīͲkentangīpureīͲbuahīygīdihaluskan,ībiskuitīygīsdhīdirendamī1Ͳ2īkali/hariīͲtergantungīpdīkesibukanīibu/pengasuhīͲtergantungīseleraīmakanīanakīIbuīusiaī>45ītahunīRangeī5Ͳ11īblnīRata2ī8,5īblnīͲbuburīlunakīͲbuahīygīdihaluskanī1Ͳ2īkali/hariīͲtergantungīpdīadanyaīibu/pengasuhīͲtergantungīseleraīmakanīanakīSumberīKresno,īHadiī&īWuryaningsih,ī1999,īhlm.ī422. DiagramīīDiagramīadalahīgambaranīdenganīkotakīatauīlingkaranīyangīterdiriīdariīvariabelError!īReferenceīsourceīnotī ContohīDiagramīAlasanīTerlambatīMemberikanīMakananīLunakīSumberīKresno,īHadiī&īWuryaningsih,ī1999,īhlm.ī45īDiagramītersebutīdapatīmembantuīmenggaliīmasalahīlebihīdalamīpadaīdiskusiīLahan dekat rumah ASI banyak Tdk ada wkt utk memasak Ibu lbh senang hanya menyusui Terlambat memberikan makanan halus Anak tak mau makan bubur Status gizi ibu baikIbu, teman, suami tak suka pemberian makanan lunak secara awal Tidak ada informasi Tak punya uang utk beli makanan tambahan Terbatasnya tanah dan sumber lainnyaTerbatasnya makanan tambahan kecuali tepung terigu Sumber Kresno, Hadi & Wuryaningsih, 1999, hlm. 45Diagram tersebut dapat membantu menggali masalah lebih dalam pada diskusi selanjutnya. Misal apa yang mempengaruhi ibu, teman atau suami untuk menyukai atau īdak menyukai pemberian awal makanan halus?3. Flow ChartFlow chart adalah jenis diagram yang khusus menggam-barkan tahapan kegiatan atau keputusan secara logis. Di bawah ini, adalah contoh ī ow chart yang menggambarkan īndakan ibu dalam mengatasi anak sakit diare. Peneliīan Kualitaīf di Bidang Kesehatan70Gambar Contoh Flow Chart Proses Tindakan Ibu Mengatasi Diare pada Anakselanjutnya.īMisalīapaīyangīmempengaruhiīibu,ītemanīatauīsuamiīuntukīmenyukaiīatauītidakīmenyukaiīpemberianīawalīmakananīhalus?īī3. FlowīChartīīFlowīchartīadalahījenisīdiagramīyangīkhususīmenggambarkanītahapanīkegiatanīatauīkeputusanīsecaraīlogis.īDiībawahīini,īadalahīcontohīflowīchartīyangīmenggambarkanītindakanīibuīdalamīmengatasiīanakīsakitīdiare.īīīīīīīīīīīīīīīīīīīīīīīGambarī ContohīFlowīChartīProsesīTindakanīIbuīMengatasiīDiareīpadaīAnakīSumberīKresno,īHadiī&īWuryaningsihī1999,īhlm.ī46īDalam flowīchartītersebut,ītampak bahwa adaīperbedaanītindakanīolehīibuīdanīhasilīakhirīdariītindakanīmasingͲmasingīkelompok.īī4. Tabe līīKadangͲkadangīdataError!īReferenceīsourceīnotīfound.īkualitatifīdapatīdikategorikan,īdihitungīdanīdisajikanīdalamībentukītabel.īJawabanīterhadapīpertanyaanīterbukaīdalamīkuesionerError!īReferenceīsourceīnotīfound.īdapatīdikategorikanīdanīDiare parah/lanjut Tidak ada tindakanBerhentimenyusui Memberikan LGG Berobat ke dukun Berobat ke PKM Ramuan lokal Sembuh Sembuh Sembuh Sembuh Sumber Kresno, Hadi & Wuryaningsih 1999, hlm. 46Dalam ī ow chart tersebut, tampak bahwa ada perbedaan īndakan oleh ibu dan hasil akhir dari īndakan masing-masing TabelKadang-kadang data kualitaīf dapat dikategorikan, dihitung dan disajikan dalam bentuk tabel. Jawaban terhadap pertanyaan terbuka dalam kuesioner dapat dikategorikan dan diringkas dengan cara tersebut. Selain itu, dapat juga dianalisis dengan melihat isi dari jawaban individu. Berikut adalah contoh data kualitaīf dalam bentuk tabel. Peneliīan Kualitaīf di Bidang Kesehatan 71Tabel Tabel Hasil Analisis Situasi Pelayanan PKPRTopik PKM Gambir PKM PKM PKM Senen1. SIM plyn. PKPR ada ada ada ada2. Kemitraan BKKBN, Dindiknas, LSM Dindiknas, LSM Dindiknas, LSM BKKBN, Dindiknas, LSM, universitas3. Kegiatan PKPR yang sudah dilaksanakanPenyuluhan, konseling, PKHS, pelaīhan pddk sebaya, pelaīhan konselor sebaya, Periksa kes, penunjang, plyn rujukan, dialogPenyuluhan, konseling, PKHS, pelaīhan pddk sebaya, pelaīhan konselor sebaya, Periksa kes, penunjang, plyn rujukan, dialogPenyuluhan, konseling, PKHS, Periksa kesehatan, penunjangPenyuluhan, konseling, PKHS, pelaīhan pddk sebaya, Periksa kes, penunjang, plyn rujukan4. Kesesuaian layanansesuai keinginan remaja sesuai Puskesmas sesuai Puskesmas sesuai Puskesmas5. Waktu layanan īap hari 2 kali seminggu īap hari 1 kali seminggu6. Tempat pelayanan dalam gedung dalam dan luar gedungdalam gedung dalam gedungselanjutnya.īMisalīapaīyangīmempengaruhiīibu,ītemanīatauīsuamiīuntukīmenyukaiīatauītidakīmenyukaiīpemberianīawalīmakananīhalus?īī3. FlowīChartīīFlowīchartīadalahījenisīdiagramīyangīkhususīmenggambarkanītahapanīkegiatanīatauīkeputusanīsecaraīlogis.īDiībawahīini,īadalahīcontohīflowīchartīyangīmenggambarkanītindakanīibuīdalamīmengatasiīanakīsakitīdiare.īīīīīīīīīīīīīīīīīīīīīīīGambarī ContohīFlowīChartīProsesīTindakanīIbuīMengatasiīDiareīpadaīAnakīSumberīKresno,īHadiī&īWuryaningsihī1999,īhlm.ī46īDalam flowīchartītersebut,ītampak bahwa adaīperbedaanītindakanīolehīibuīdanīhasilīakhirīdariītindakanīmasingͲmasingīkelompok.īī4. Tabe līīKadangͲkadangīdataError!īReferenceīsourceīnotīfound.īkualitatifīdapatīdikategorikan,īdihitungīdanīdisajikanīdalamībentukītabel.īJawabanīterhadapīpertanyaanīterbukaīdalamīkuesionerError!īReferenceīsourceīnotīfound.īdapatīdikategorikanīdanīDiare parah/lanjut Tidak ada tindakanBerhentimenyusui Memberikan LGG Berobat ke dukun Berobat ke PKM Ramuan lokal Sembuh Sembuh Sembuh Sembuh Sumber Kristanī, dkk., 2011, hlm. 5 Peneliīan Kualitaīf di Bidang Kesehatan725. Teks NarasiPenyajian data hasil peneliīan kualitaīf sebagian besar berbentuk narasi. Namun, sebelum menginjak pada penyajian data, penggunaan matriks, graī®k, ī ow chart merupakan tahapan terpenīng dalam pengolahan dan analisis data kualitaīf. Hal ini untuk menghindari peneliī langsung me-nganalisis dari data mentah sehingga hasilnya īdak rinci dan subjekīf. Dengan matriks, graī®k, dan ī ow chart akan membantu peneliī untuk tetap pada jalur sehingga uraian menjadi padat dan ringkas. Penyajian dapat dilakukan di bagian hasil peneliīan dari laporan atau di dan menjelaskan kesimpulan merupakan esensi dari analisis data dan bukan merupakan kegiatan yang terpisah. Pada waktu meringkas data, peneliī terus-menerus membuat kesimpulan, memodiī®kasi dan menolak sejumlah kesimpulan yang sudah dibuat sebelumnya. Dengan menulis, dapat membantu untuk membentuk ide baru. Oleh karena itu, penulisan harus dimulai seawal mungkin, yaitu mulai dari data processing dan telah diuraikan di atas bahwa penyajian hasil peneliīan kualitaīf lebih banyak berbentuk tulisan narasi. Narasi dibentuk berdasarkan semua teknik pengum-pulan yang telah dilakukan observasi, wawancara, FGD, data sekunder, dan foto-foto saat melakukan pengumpulan data. Narasi sudah dibuat bertahap keīka pengumpulan data sedang berlangsung hingga keīka pengumpulan data telah selesai. Penyajian dalam bentuk narasi bisa ditampilkan bersama tabel, ī owchart, maupun diagram. Dalam narasi bisa dilengkapi juga dengan ākuīpanā, yakni hasil tutur Peneliīan Kualitaīf di Bidang Kesehatan 73kata informan dalam bahasa ibu atau bahasa lokal bahasa yang digunakan dalam keseharian mereka. Jika kuīpan menggunakan bahasa ibu memiliki bentuk dan arī sangat berbeda dari Bahasa Indonesia, kuīpan ditulis dalam dua bahasa, yakni bahasa lokal dan Bahasa Indonesia. Berikut ini diberikan contoh narasi dengan kuīpan dari hasil observasi dan wawancara mengenai penolong Dalam penyajian hasil dan pembuatan laporan, proses untuk mengidenīī®kasi, menarik benang merah dari suatu topik dilakukan untuk membantu pembaca laporan atau āBerdasarkan penuturan salah satu tomaāpakeanak yang ada di Desa Makuang, saat dirinya diminta memberikan pertolongan persalinan, ia akan memberikan pilihan kepada si ibu dan keluarga untuk memilih melahirkan dengan dibantu tomaāpakeanak ataukah ingin melahirkan di puskesmas dengan bantuan nakes/bidan. Hal ini menunjukkan bahwa tomaāpakeanak juga mempercayai tenaga kesehatan untuk membantu pelaksanaan proses persalinan selain dirinya.Tomaāpakeanak āKalau saya dipanggil orang mau melahirkan, ya saya tawarkan dulu mi apa mau ditolong bidan atau mau ke puskesmas, tapi yaitu dia bilang īdak mi nanī-nanī saja ...āNamun, jika tomaāpakeanak sudah īdak mampu lagi atau kewalahan memberikan pertolongan, langkah yang diambil oleh tomaāpakeanak adalah menyarankan agar ibu tersebut dibawa ke puskesmas agar dibantu bidan atau dokter yang ada seperī pengakuan tomaāpakeanak berikut ini.Tomaāpakeanak āKalau saya bantu orang melahirkan, tārus saya īdak bisa tolong dia lagi, saya suruh ke bidan saja atau pergi ke puskesmas untuk melahirkan di sana.āSumber Indrawaī, dkk., 2012, hlm. 106 Peneliīan Kualitaīf di Bidang Kesehatan74pengelola program memahami masalah secara terintegrasi. Proses ini dapat dilanjutkan dengan memasukkan beberapa quotaīon dari informan agar laporan menjadi lebih hidup. Langkah akhir tentunya peneliī harus melakukan sintesis secara menyeluruh sehingga menghasilkan suatu wawasan, īndakan, dan rekomendasi bagi pembaca PustakaBurhan, Bungin, 2011, Peneliīan Kualitaīf Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik, dan Ilmu Sosial Lainnya, Ed. 2. Kencana, Sudarī, Hadi, Ella Nurlela & Wuryaningsih, C. Endah, 1999, Aplikasi Peneliīan Kualitaīf dalam Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular, kerja sama Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia dan Dirjen Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular - Depkes, Lely, Suharjo, Nur Anita, Haniel Dominggus, Nurcahyo Tri Arianto, Sugeng Rahanto, 2012, Buku Seri Etnograī® Kesehatan Ibu dan Anak 2012, Etnik Mamasa, Desa Makuang, Kecamatan Messawa, Kabupaten Mamasa, Provinsi Sulawesi Barat, Pusat Humaniora, Kebijakan Kesehatan & Pemberdayaan Masyarakat, Badan Peneliīan & Pengembangan Kesehatan, Kemen-terian Kesehatan RI, et al., 2011, Pengembangan Model Intervensi Pelayanan Kesehatan Remaja di 4 Kota di Indonesia, powerpoint dipresentasikan dan dibagikan dalam seminar hasil peneliīan di Hotel Horison, Bekasi, pada Desember 2012. Peneliīan Kualitaīf di Bidang Kesehatan 75Neuman, W. Lawrence, 2000, Social Research Methods Qualitaīve and Quanītaīve Approaches, 4th Ediīon. Allyin and Bacon, A Pearson Educaīon Company, USA. Bab 7PenutupPeneliīan kualitaīf menjadi bagian terpenīng dalam peneliīan di bidang kesehatan. Banyak masalah kesehatan yang belum bisa terjawab dari peneliīan kuanītaīf survei yang mengandalkan ilmu staīsīk dalam menganalisis gejala empiris. Gejala empiris berupa īngkah laku manusia berda-sarkan hasil wawancara menggunakan kuesioner dan peng-amatan sekilas yang bersifat penjelasan explainatory. Gejala yang hidup dalam alam pikiran manusia īdak dapat ditangkap hanya menanyakan dan mengamaī īngkah laku manusia melalui survei, tetapi perlu peneliīan kualitaīf yang bersifat eksploraīf sehingga informasi yang didapat dari peneliīan kualitaīf dapat menjadi bagian penīng untuk melengkapi informasi terkait besarnya masalah kesehatan berdasarkan peneliīan kuanītaīf. Di samping itu, hasil peneliīan kualitaīf juga dapat berperan sebagai informasi awal atau sebagai dasar dalam mengembangkan instrumen untuk peneliīan di bidang kesehatan menggunakan metode kuanītaīf. Berbagai jenis peneliīan kualitaīf dapat digunakan sesuai dengan tujuan peneliīan dan pertanyaan peneliīan Peneliīan Kualitaīf di Bidang Kesehatan78dengan memperīmbangkan sumber daya peneliīan dan periode waktu yang dimiliki. Pengumpulan data kualitaīf dapat dilakukan melalui beberapa metode, di mana pada umumnya menggunakan beberapa metode pengumpulan data. Penetapan metode pengumpulan data kualitaīf berdasarkan topik, tujuan pene liīan atau substansi yang akan digali serta desain peneliīan. Berbagai metode pengumpulan data yang sering digu -na kan dalam peneliīan kualitaīf, yaitu wawancara men-dalam, parīsipasi observasi pengamatan terlibat, dan diskusi kelompok terarah. Penggunaan metode tersebut ada kalanya disertai dengan perekaman, pencatatan lapangan, pengambilan gambar pemotretan untuk melengkapi data/informasi yang diperoleh melalui metode-metode sumber data dalam peneliīan kualitaīf disebut informan, yaitu orang yang dipilih dengan harapan dapat memberikan informasi tentang topik atau masalah kesehatan yang ingin diteliī. Untuk karakterisīk informan yang spesiī®k, seperī peneliīan pada suku terasing tertentu, kelompok rentan, ataupun untuk substansi kesehatan yang sensiīf, lebih disarankan untuk menggunakan metode wawancara mendalam. Sementara, untuk populasi umum dengan topik kesehatan yang bukan isu sensīf, dapat menggunakan metode pengumpulan data diskusi kelompok terarah atau pengelolaan data kualitaīf, diperlukan proses yang pada prinsipnya īdak berbeda dengan pengelolaan data kuanītaīf. Proses pengelolaan dibuat sebagai upaya untuk menjaga kualitas data agar dapat menghasilkan informasi yang valid dan akurat. Peneliīan Kualitaīf di Bidang Kesehatan 79Salah satu perbedaan pendekatan yang utama antara peneliīan kualitaīf dan kuanītaīf adalah dalam metode analisis data. Analisis data kualitaīf sangat tergantung dari kemampuan peneliī untuk menganalisis data tekstual atau narasi serta visualisasi hasil pengamatan., Sedangkan analisis data kuanītaīf lebih bergantung pada pemilihan uji staīsīk dan interpretasi angka yang tepat. Sampai saat ini, soī ware perangkat lunak khusus yang dapat menganalisis data kualitaīf masih terbatas sehingga sangat tergantung dari pengalaman dan kemampuan peneliī untuk menghasilkan suatu informasi yang dalam dan spesiī®k sesuai dengan tujuan peneliīan. Hasil analisis data kualitaīf disajikan dalam beberapa format, seperī narasi, skema, ī ow chart, matriks ataupun diagram. Penyajian yang paling sering digunakan adalah dalam format narasi. Dalam peneliīan kesehatan, penyajian lebih mudah dipahami dalam bentuk kombinasi format narasi, matriks, dan skema hubungan antara variabel serta kualitaīf dibutuhkan dalam peneliīan kese-hatan sebagai kelengkapan informasi kuanītaīf sehingga dapat menghasilkan informasi yang lebih lengkap dan kom-prehensif menjawab semua dimensi what, when, where, why and how dari suatu isu kesehatan. 81A alat bantu 19analisis data 5, 25, 34, 43, 47-48, 50-52, 54, 58, 62, 65, 72, 79, vanalisis domain 52-53analisis kasus 55-56analisis komponen 52analisis komponensial 53analisis taksonomi 52-53analisis v, vi, 2, 5, 15, 25-26, 33-34, 36, 42-43, 47-48, 50-56, 58, 62, 65, 71-72, 79, ivantropologi 7, 11asumsi 2-3, 16, 24, 56B bahasa ibu 73bahasa informal 3besaran masalah 4, 34biograīæī48,ī53,ī62,ī65blended 22C catatan 11, 16, 19-20, 25, 28-29, 34, 36-39, 42-43, 47, 50, 53, 58, viicatatan lapangan 16, 19, 34, 43, 47, 53INDEKSDdata iv, v, vi, 1-11, 13-14, 16-21, 23-31, 33-35, 37, 39, 43-44, 47-48, 50-58, 62-63, 65-67, 70, 72, 78-79, iiidependabilitas 55, 57, 62desain penelitian 6-9, 11, 16, 20-21, 78, vdimensi 3, 79disiplin 21, 57Distrik 23E efektif 26, 33, 60eīæsienī 33eksperimental 2eksplorasi 4, 53eksploratif 77eksternal 27, 56empiris 2, 77, iiiEtnik 22-23, 42, 44, 74etnograīæī 7-9,ī11,ī17,ī19-23, 36, 38, 40-42, 44, 48, 52-53, 62, 74, viFfasilitator 27feminis 20fenomena 4, 13, 15-16, 18, 25, 49-51, 53-54 Peneliīan Kualitaīf di Bidang Kesehatan82fenomenologi 7, 10, 48-50, 62, 65īælosoīæī 10focus groups 26-29, 31-32formulir 35, 39-40G gender 28generalisasi 54, iiigrounded research 7, 9hasil penelitian 1, 22, 52, 55-57, 62, 66-67, 72, 74, 77hipotesis 3, 9, 15-16, 34, 51historical research 11humaniora 22-23, 44, 61, 74H I ilmu statistik 77, iiiinforman 4, 8-9, 15, 20, 23-25, 29-30, 34-36, 39, 42, 49-52, 58, 65-66, 73-74, 78, iiiinforman kunci 8, 20, 29-30, 66informasi iv, 4, 6, 8-9, 20, 26, 29-30, 34-35, 51-52, 54, 56-58, 66-67, 77-79, iiiinstrumen 5, 14-15, 40, 43, 52, 77intepretasi 1interaksi 3, 6, 18, 21, 27-28, 49, 51interpretasi 2, 14, 21, 25, 48-49, 51, 54, 57, 62, 66-67, 79investigasi 2 iv, v, 3-12, 14-15, 17, 19, 22, 24-25, 27, 30, 32, 34, 36, 39, 41-44, 48-49, 51-54, 56-58, 60-63, 65-67, 72-73, 75, 77-79, iiK karakteristik 4-5, 15, 26, 29-30, 65-66, 78, vikategori 28, 34, 47, 51, 54, 62, 66keabsahan 55-56, 62kebenaran 57kedalaman 4, 6, 34kekuatan 2, 4, 17, 20, 25kelemahan 17, 21, 55kelompok terarah 14, 24, 26, 39, 78Kementerian Kesehatan 21-23, 44, 74Kesehatan 21-23, 36, 38, 40-41, 44, 61, 74kesehatan iii, iv, 2, 8-11, 13, 21-23, 36, 38, 40-41, 44, 52-53, 61, 71, 73-74, 77-79, ikesimpulan 47, 54, 57, 62, 67, 72keteraturan data 47, 62kombinasi 25, 31, 79komunikatif 29komunitas 24, 27, 52konīærmabilitasī 55,ī57,ī62konseptual 34konstruksi 5konteks 4-5, 14, 20, 25, 49 Peneliīan Kualitaīf di Bidang Kesehatan 83kontingensi 18kontradiksi 25kredibilitas 55, 62kriteria 29-30, 55kronologis 34, 49kuantiīækasiī 19kuesioner 14-15, 70, 77kutipan 72-73L logika deduktif 3logika induktif 3lokal 9, 43, 53, 73M 22, 31, 44, 63manajemen 33, 35, 43-44, ivmasalah penelitian 4matriks 35, 37, 43, 58, 60, 66-68, 72, 79, vimemori 21, 29metode penelitian vi, 1, 3-5, 13, 15, iiiminoritas 20momen 19, 25Nnarasi 13, 16, 43, 49, 65-66, 72-73, 79, iiinorma 15, 24, 26-27, 29notulen 28observasi 8, 14-15, 17-21, 36-39, 42, 52-53, 55, 58, 66, 72-73, 78, viiobservasi partisipatif 14-15, 17-21, 52orang dalam 18, 27P Papua 23paradigmatis 2-3partisipatif 14-15, 17-21, 52pemilihan uji 79pendekatan iv, vi, 1, 3-5, 13, 15, 19-20, 22, 26, 44, 48-49, 51, 54-55, 58, 62, 79, iiipendekatan kualitatif 1, 20, 22, 44, 54, ivpendokumentasian 14, 21penelitian kuantitatif 1-3, 9, 13-14, 33, 48, 57, 77, iiipenelitian sejarah 7, 11peneliti lapangan 18pengamat 18-19pengamatan 8, 18, 20, 35, 39, 43, 53, 56, 58, 77-79pengelolaan data 1, 33, 35, 44, 78, vpengelolaan v, 1, 33, 35, 43-44, 78, ivpengumpulan data vi, 1, 5, 7-8, 10, 13-14, 16-17, 20-21, 23-26, 29-31, 33-35, 37, 39, 43, 57, 67, 72, 78, vpenulisan hasil 1penyajian v, 33, 65, 67, 72-73, 79, ivpenyimpanan 33, 35, 43, ivperekaman 19, 25, 34, 78peristiwa 5, 19, 51-52perspektif 17-18, 24-25, 31, 57-58, 62pertanyaan penelitian 1, 4, 7-8, 11, 18, 48, 67, 78, iv Peneliīan Kualitaīf di Bidang Kesehatan84pola asumsi 3populasi penelitian 17positivistik 2pribadi 20, 25, 53quotation 74Rrealitas 2-4, 18, 24rekaman 25, 28-29, 33, 39, 43rekonstruksi 3reliabilitas 5, 57reliable 57respon 16, 23-25S sejarah 7, 11, 49, 52sintesis 47, 74skema 34, 43, 65, 79sosio-demograīæī43spesiīækī16,ī34,ī78-79studi kasus 7, 10-11, 48, 53-54, 62substansi 4, 29, 41, 78T tekstual 16, 19, 50, 79tema 5, 16, 25, 52transferabilitas 55-56, 62transkrip 25, 28, 35, 39, 42-43, 54, 58, viitriangulasi 17, 55-58, 62tujuan penelitian 7-8, 11, 78-79valid 1, 30, 57, 79variabel 2-5, 40, 68, 79visual-audio 19, 28-29visualisasi 79Wwawancara 8, 14-16, 18, 20, 23-27, 29-30, 34-39, 42-43, 47, 53, 55, 58, 72-73, 77-78, viiwawancara mendalam 8, 14-15, 20, 23-26, 29-30, 35, 37-39, 43, 53, 58, 78 ... Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus untuk memperoleh informasi tentang proses pengelolaan limbah padat dan environment cost dalam pengelolaan lingkungan di Rumah Sakit Kusumawardani, 2015. ...... Analisis data design kualitatif studi kasus yang digunakan oleh peneliti didapatkan dari hasil wawancara, dan observasi kemudian disusun dalam kalimat secara sistematis seluruh data yang didapat dan membuat kesimpulan yang mudah dipahami Kusumawardani, 2015. Limbah padat medis dan non medis yang dihasilkan di ruang rawat inap RSU Lasinrang memerlukan penanganan yang sesuai peraturan yang ada agar tidak mencemari lingkungan. ...Rahmi AmirNurhakikiAbstrak Hasil operasional yang dilakukan rumah sakit dapat menghasilkan limbah padat yang dapat membahayakan lingkungan, maka sangat dibutuhkan adanya biaya dan pengelolaan limbah yang baik untuk mencegah terjadinya pencemaran. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui pengelolaan limbah padat telah sesuai dengan Permenkes RI Tahun 2019 dan gambaran tentang environment cost di RSU Lasinrang. Untuk memperoleh data dilakukan observasi dan wawancara di ruang Unit sanitasi dan Keuangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses pengelolaan limbah di RSU Lasinrang di mulai dari proses pemilahan, pengumpulan, pengangkutan, penyimpanan di tps dan pembuangan akhir. RSU Lasinrang belum menyajikan secara khusus laporan environment cost. Environment cost yang dikeluarkan RSU Lasinrang Tahun 2019 yaitu biaya pencegahan yang meliputi biaya peralatan dan bahan pembersih, biaya perlengkapan dan perlindungan kerja, sedangkan untuk biaya deteksi tidak terdapat pengeluaran dikarenakan tidak ada kegiatan yang berkaitan dengan biaya deteksi di RSU Lasinrang, dan untuk biaya internal meliputi biaya retribusi pelayanan persampahan, biaya pemusnahan limbah B3, dan biaya untuk penaggung jawab TPS Limbah B3. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa proses pengelolaan limbah padat di RSU Lasinrang sudah sesuai dengan Permenkes Tahun 2019 dan environment cost yang dikeluarkan RSU Lasinrang pada Tahun 2019 sebanyak Saran dalam penelitian adalah diharapkan pihak RSU Lasinrang lebih meningkatkan proses pengelolaan limbah agar lebih baik lagi, dan menyusun laporan environmet cost secara khusus dan terperinci. Kata Kunci Pengelolaan Limbah, Environment cost. Abstract The results of operations carried out by the hospital can produce solid waste that can endanger the environment, so it is necessary to have costs and good waste management to prevent purpose of this research is to find out that solid waste management is in accordance with the Republic of Indonesia Minister of Health Regulation of 2019 and a description of the environment cost at RSU Lasinrang. To obtain data, observations and interviews were carried out in the sanitation and finance unit results showed that the waste management process at the RSU Lasinrang started from the sorting, collection, transportation, storage at TPS and final Lasinrang has not specifically presented an environment cost environment cost issued by RSU Lasinrang in 2019 is the cost of prevention which includes the cost of equipment and cleaning materials, equipment costs and work protection, while for detection costs there are no expenses because there are no activities related to detection costs at RSU Lasinrang, and internal costs include fees for solid waste services, fees for eliminating B3 waste, and fees for the person in charge of the TPS for hazardous waste. The results of this study concluded that the solid waste management process at Lasinrang Hospital was in accordance with the Minister of Health Regulation of 2019 and the environment cost issued by RSU Lasinrang in 2019 was IDR 478,819,800. The suggestion in this research is that it is hopen that the RSU Lasinrang will further improve the waste management process to make it even better, and compile a specific and detailed environmental cost repost. Keywords Waste Management, Environment cost.... Dalam penelitian kualitatif, jumlah responden yang dilibatkan tidak ditentukan berdasarkan besar populasi, melainkan dari jawaban yang diberikan oleh responden. Jumlah responden dapat diketahui ketika jawaban responden sudah mencapai titik jenuh dan tidak ditemukan lagi wawasan baru Regina Isadora, dkk, Perancangan User Experience ⦠1061 Kusumawardani, et al., 2015, sehingga pada penelitian ini dilibatkan 10 responden sebagai pasien dan 10 responden sebagai tenaga kesehatan yang bekerja di Rumah Sakit Semen Gresik. ...Fara Regina IsadoraBuce Trias HanggaraYusi Tyroni Mursityop class="Abstrak">Rumah Sakit Semen Gresik merupakan fasilitas kesehatan yang ada di Kabupaten Gresik dengan akreditasi tingkat paripurna. Rumah Sakit Semen Gresik di kondisi pandemi saat ini mengalami penurunan jumlah pasien dan pendapatan, sehingga Rumah Sakit Semen Gresik berencana untuk menghadirkan layanan kesehatan yang dapat dilakukan di rumah menggunakan aplikasi untuk memudahkan pasien dalam mendapatkan layanan Kesehatan tanpa datang ke rumah sakit. Aplikasi yang dibangun harus memberikan kenyamanan saat digunakan oleh pengguna, maka dari itu perlu adanya rancangan user experience. Design thinking merupakan metode yang digunakan untuk merancang user experience pada aplikasi HomeCare dengan mendefinisikan permasalahan serta memberikan solusi desain yang dapat menyelesaikan permasalahan tersebut. Solusi desain selanjutnya diuji menggunakan user experience questionnaire UEQ untuk mengetahui apakah solusi desain yang dirancang sudah menyelesaikan permasalahan yang dialami oleh calon pengguna. Hasil dari pengujian menggunakan UEQ yaitu, untuk aplikasi HomeCare dengan pengguna pasien memiliki nilai mean tiap skala UEQ yang berada pada kategori positif dengan semua skala UEQ berada pada kategori baik kecuali skala dependability yang berada pada kategori sangat baik, sedangkan untuk aplikasi HomeCare Giver dengan pengguna tenaga kesehatan memiliki nilai mean tiap skala UEQ yang juga berada pada kategori positif dengan semua skala UEQ berada pada kategori baik kecuali skala attractiveness dan novelty yang berada pada kategori sangat baik . Sehingga aplikasi HomeCare dan HomeCare Giver memiliki rancangan user experience yang baik. Abstract Semen Gresik Hospital is a health facility in Gresik Regency with a paripurna level of accreditation . Semen Gresik Hospital in a pandemic condition is currently experiencing a decrease in the number of patients, so that Semen Gresik Hospital plans to provide health services that can be done at home using an application to make it easier for patients to get health services without coming to the hospital. Applications that are built must provide comfort when used by users, therefore there is a need for a user experience design. Design thinking is a method used to design user experiences on the HomeCare application by defining problems and providing design solutions that can solve these problems. The design solution is then tested using a user experience questionnaire UEQ to find out whether the design solution designed has resolved the problems experienced by potential users. The results of the test using UEQ are, for the HomeCare application whose users are patient, the mean value of each UEQ scale is in the positive category with all UEQ scales in the good category except for the dependability scale which is in the very good category, while for the HomeCare Giver application whose the users are health workers, has a mean value of each UEQ scale which is also in the positive category with all UEQ scales in the good category except the attractiveness and novelty scales which are in the very good category. This can be concluded that HomeCare and HomeCare Giver applications have a good user experience design. Untuk mengetahui tingkat kepuasan pasien ANC terhadap mutu pelayanan kesehatan mengenai jaminan kepastian ( assurance ). 3. Manfaat Penelitiaan Hasil penelitiaan ini diharapkan dapat memberi manfaat antara lain : 1. Dapat memberikan informasi bagi pemerintah kabupaten Gowa dan Dinas Kesehatan Sulawesi Selatan tentang mutu pelayanan kesehatan. 2.PROPOSALPENELITIAN HUBUNGAN CARING PERAWAT DENGAN KESIAPAN KELUARGA MENERIMA INFORMASI KESEHATAN TENTANG TERAPI LANJUTAN Studi di Ruang Mawar Rumah Sakit Umum Daerah Jombang Rianja Ikhwan Ardhyatama 143210089 PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN. Judul skripsi keperawatan komunitas terbaru.
Skripsi Malang adalah jasa pembuatan judul skripsi Kesehatan Masyarakat Malang. Bagi kamu yang sudah atau akan mengambil skripsi, dan merasa tidak berdaya dengan pembuatan judul skripsi. Maka sudah saatnya, kamu menyimak ratusan Contoh Judul Skripsi yang terangkum dalam artikel 100 Contoh Judul Skripsi Kesehatan Masyarakat Terbaik. Jasa Skripsi Malang juga melayani beragam jurusan yang tersedia di berbagai kampus di Indonesia. Bagi kamu yang ingin mendapatkan layanan ekstra 3 in 1 konsultasi, pembuatan dan bimbingan skripsi, silakan hubungi atau untuk prosedur pemesanan. Referensi Judul Skripsi Kesehatan Masyarakat Penatalaksanaan Manajemen Gizi di Rumah Sakit Umum ABC Tahun XXPelaksanaan Manajemen Logistik Alat Kesehatan di Rumah Sakit Umum ABC Tahun XXGambaran Perilaku Ibu dalam Melakukan Perawatan Kehamilan di Desa ABC Kecamatan DEF Kabupaten GHI Tahun XXPengaruh Pengetahuan dan Sikap Ibu Terhadap Penggunaan Metode Kontrasepsi Jangka Panjang MKJP di Perumnas ABC Kecamatan DEF Kabupaten GHI Tahun XXAnalisis Pengetahuan, Sikap dan Tindakan Pedagang Beras dan Kandungan Klorin Cl2 pada Beras Kilang yang Dijual di Pasar ABC Kabupaten DEF Tahun XXUji Daya Terima dan Nilai Gizi Brownies SingkongGambaran Kualitas Udara dan Keluhan Gangguan Pernapasan pada Masyarakat yang Tinggal Dikawasan Industri Pabrik Kelapa Sawit PKS PTPN IV Kebun Sosa II Kabupaten ABC Tahun DEFAnalisis Implementasi Program Desa ABC di Kecamatan DEF Kabupaten GHIEfektifitas Desinfektan Terhadap Penurunan Jumlah Angka Kuman pada Lantai Kamar Operasi di Instalasi Bedah Pusat Rumah Sakit Umum ABC Kota DEF Tahun XXHubungan Status Stres Psikososial dengan Konsumsi Makanan dan Status Gizi Siswa SMU ABC Tahun XXAnalisis Penggunaan Natrium Benzoat pada Tauco Curah dan Kemasan yang Dijual di Beberapa Pasar Tradisional dan Swalayan di Kota ABC Tahun XXAnalisis Kadar Amoniak di Udara dan Sanitasi Peternakan Serta Keluhan Kesehatan pada Pekerja di Peternakan Ayam di Desa ABC Kecamatan DEF Kabupaten GHIUji Daya Terima dan Nilai Gizi Bakso dengan Substitusi Ampas Kelapa dan BelutAnalisis Kandungan Escherichia Coli dan Zat Pewarna pada Minuman Bubble Drink yang Bermerek dan yang Tidak Bermerek Dibeberapa Pusat Jajanan di Kota ABC Tahun XXFaktor yang Berhubungan dengan Pemanfaatan Antenatal Care ANC di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan ABC Kabupaten DEF Tahun GHIHubungan Perilaku Anak Remaja Mengenai Permainan Game Online dengan Keluhan Kelelahan Mata di Kelurahan ABC Kota DEF Tahun XXFaktor yang Berhubungan dengan Preeklampsia pada Kehamilan di RSU ABC Kota DEF Tahun XX-XXPengaruh Kegiatan Penyuluhan dalam Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja PKPR Terhadap Pengetahuan dan Sikap Remaja Tentang Seks Pranikah di SMAN ABC dalam Kabupaten DEF Tahun XXAnalisis Pewarna Buatan pada Selai Roti yang Bermerek dan Tidak Bermerek yang Beredar di Kota ABC Tahun XXPerbandingan Kualitas Hidup Lanjut Usia yang Tinggal di Panti Jompo dengan yang Tinggal di Rumah di Kabupaten ABC Tahun DEFFaktor yang Berhubungan dengan Perkawinan Usia Muda pada Penduduk Kelompok Umur 12-19 Tahun di Desa ABC Kecamatan DEF Kabupaten GHI Tahun XXGambaran Perilaku Masyarakat Terhadap Pemanfaatan Program Jaminan Persalinan JAMPERSAL dalam Melakukan Persalinan di Puskesmas ABC Kabupaten DEFAnalisis Kondisi Higiene dan Sanitasi Staf Instalasi Gizi Rumah Sakit Umum Daerah Kota ABC Tahun XXImplementasi Program ASI Eksklusif dan Peran Petugas KIA di Wilayah Kerja Puskesmas ABC kec. DEF Kabupaten GHIGambaran Faktor ā Faktor yang Memengaruhi Tindakan Ibu Terhadap Pemberian Imunisasi Dasar Lengkap dan Tidak Lengkap pada Balita 12 Bulan di Desa ABC Kecamatan DEF Kabupaten GHI Tahun XXAnalisa Sistem Pengelolaan Sampah dan Perilaku Pedagang di Pasar ABC Kota DEF Tahun GHIKarakteristik Penderita Hipertensi yang Dirawat Inap di Rumah Sakit Umum Daerah ABC Tahun XX-XXKarakteristik Penderita Fraktur pada Lansia Rawat Inap di Rumah Sakit ABC Kota DEF Tahun XX-XXKarakteristik Bayi yang Menderita Penyakit Hircshsprung di RSUP ABC Kota DEF Tahun XX-XXPerilaku Bidan KIA/KB dalam Pelaksanaan Program Prevention of Mother To Child PMTCT di Rumah Sakit Haji Kota ABC Tahun XXKebiasaan Pencucian Raskin dan Residu Zat Pemutih Klorin di Kelurahan ABC Kecamatan DEF Kota GHI Tahun XXPengaruh Agen Sosialisasi Terhadap Pola Pencarian Pengobatan Mahasiswa Rumpun Fakultas Non-Eksakta Universitas ABC di Kota DEF Tahun XXAnalisis Faktor ā Faktor yang Berpengaruh Terhadap Ibu Hamil dalam Melakukan Kunjungan Antenatal Care ANC di Kecamatan ABC Kabupaten DEF Tahun XXPersepsi Konsep Sehat Sakit Tentang Penyakit Hipertensi pada Etnik Tamil di Kelurahan ABC Kota DEF Tahun XXGambaran Pola Konsumsi dan Status Gizi Baduta Bayi 6-24 Bulan yang Telah Mendapatkan Makanan Tambahan Taburia di Kelurahan ABC Kecamatan DEF Tahun XXFaktor- Faktor yang Memengaruhi Perilaku Ibu dalam Pemberian Sarapan Pagi pada Anak di SD ABC Kota DEF Tahun XXKarakteristik Penderita Bronkitis yang Dirawat Jalan pada Kelompok Umur ā„ 15 Tahun di RSU ABC Tahun XX-XXHubungan Higiene Pengguna Air Sungai Deli dengan Keluhan Kesehatan Kulit dan Tindakan Pencemaran Sungai di Kelurahan ABC Kecamatan DEF Kota GHI Tahun XXAnalisa Kandungan Rhodamin B dan Formalin pada Gula Merah Serta Pengetahuan dan Sikap Pedagang di Pasar Tradisional Kecamatan ABC Tahun XXGambaran Pengetahuan, Sikap, dan Tindakan Pekerja pada Bagian Pengolahan Tentang Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja SMK3 di PKS Pagar Merbau Tahun 2017Hubungan Kepuasan Kerja dengan Turnover Intentions Karyawan Outsourcing PT ABC Tahun DEFPersepsi Masyarakat Mengenai Penggunaan Plastik Berbayar pada Ritel Transmart Plaza Medan Fair dan Pasar Tradisional Kelurahan ABC Kecamatan DEF Tahun XXFaktor-Faktor yang Mempengaruhi Pekerja Pengelasan pada Penggunaan Alat Pelindung Diri APD di Kelurahan ABC Kecamatan DEF Kab. GHI Tahun XXKarakteristik Penderita Tuberkulosis Paru pada Usia Dewasa di Rumah Sakit Umum Haji Kota ABC Tahun XXPemetaan Capaian Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan di Semua Puskesmas Kota ABC Tahun XX Berbasis Sistem Informasi GeografisPenerapan Analisis Jalur Path Analysis untuk Mengkaji Faktor yang Berhubungan dengan Fertilitas di Provinsi ABC Tahun XXKarakteristik Ibu Hamil Terinfeksi HIV yang Memanfaatkan Program Pencegahan Penularan HIV ke Anak di RSUP ABC Kota DEF Tahun XX-XXKarakteristik Penderita Kanker Kolorektal yang Dirawat Inap di RSUP ABC Tahun XX-XXHubungan Mutu Pelayanan Kesehatan dengan Kepuasan Pasien BPJS di Ruang Rawat Inap Kelas III di Rumah Sakit Umum Daerah ABC Kabupaten DEF Tahun XXAnalisis Pelaksanaan Penyeliaan Fasilitatif Program KIA oleh Bidan Koordinator Puskesmas di Kota ABC Tahun XXKarakteristik Penderita TB Paru di Wilayah Kerja Puskesmas ABC Kota DEF Tahun XX-XXKarakteristik Penderita Kanker Serviks yang Dirawat Inap di RSUD ABC Tahun XX-XXAnalisis Penerapan Kebijakan Pengelolaan Sampah Melalui Program Bank Sampah di ABC Tahun XXPelaksanaan Prosedur Rekam Medis di Rumah Sakit Umum Daerah ABC Tahun XXHubungan Beban Kerja dengan Kelelahan Kerja pada Perawat di Unit Rawat Inap Rumah Sakit ABC Tahun XXAnalisis Kandungan Residu Antibiotik pada Ayam Ras Broiler Serta Penggunaan Antibiotik pada Peternak di Kecamatan ABC Provinsi DEF Tahun XXPelaksanaan Program Keselamatan Pasien Patient Safety di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit ABC Tahun XXDeskripsi Pelaksanaan Program Sanitasi Total Berbasis Masyarakat di Wilayah Kerja Puskesmas ABC Kecamatan DEF Kota GHI Tahun XXDeskripsi Prioritas Indikator Kepuasan Kerja Perawat di Rumah Sakit Umum Daerah ABC Tahun XXFaktor yang Berhubungan dengan Kepemilikan Jamban Keluarga dan Personal Hygiene dengan Kejadian Diare di Desa ABC Tahun DEFHubungan Lingkungan Sosial dengan Perilaku Buang Air Besar Sembarangan Masyarakat di Kelurahan ABC Kabupaten DEF Tahun XXGambaran Stres Kerja pada Perawat di Rumah Sakit ABC Tahun XXFaktor-Faktor yang Berhubungan dengan Gejala Dermatitis Kontak pada Pekerja Perebusan Ikan di Desa ABC Kabupaten DEF Tahun GHIAnalisis Upaya Pengendalian Risiko Kecelakaan Kerja di Bagian Repair Tanki Minyak PT. ABC Tahun XXHubungan Durasi Kerja dengan Tingkat Kelelahan Kerja pada Pekerja Pabrik Tapioka PT. ABC Kecamatan DEF Tahun GHIAnalisis Diskriminan untuk Mengklasifikasikan Tindakan Mahasiswa FKM Universitas ABC dalam Menggunakan Google Search Engine untuk Mendapatkan Informasi Kesehatan Tahun XXEfektivitas Pemanfaatan Dana Bantuan Operasional Kesehatan BOK dalam Program Promotif dan Preventif di Puskesmas ABC Tahun XXAnalisis Biaya Satuan Unit Cost Makanan Pasien Rawat Inap di RSUD ABC Kota DEF Tahun XXHubungan Pola Makan dan Aktivitas Fisik dengan Status Gizi Siswi yang Puasa Sunnah di Sekolah Islam ABC Tahun XXPengaruh Penyuluhan Kesehatan Menggunakan Permainan Ular Tangga Tentang Kecacingan Terhadap Pengetahuan dan Sikap Siswa SDN ABC Tahun XXMonitoring Pelaksanaan Sistem Rujukan Pasien JKN Menggunakan Konsep Rantai Nilai di RSUD ABC Kota DEF Tahun XXFaktor-Faktor yang Mempengaruhi Kedisiplinan Pekerja Proyek Underpass Titi Kuning dalam Penggunaan Alat Pelindung Diri di PT ABC Kota DEF Tahun XXGambaran Persepsi, Dukungan Suami dalam Penyediaan Pangan dan Status Gizi Anak Balita di Desa ABC Kecamatan DEF Kabupaten GHIPeramalan Jumlah Penduduk Tahun 2018-2022 di Kabupaten ABC Menggunakan Model ArimaKarakteristik Penderita Plasenta Previa di Rumah Sakit Umum ABC Tahun XX-XXPengalaman Pasien BPJS Rawat Inap di Rumah Sakit Umum Kota ABC Tahun XXPerilaku Pengurus Desa Siaga dalam Mengatasi Kematian Ibu Maternal dan Bayi Baru Lahir Neonatal di Desa ABC Kecamatan DEF Kabupaten GHI Tahun XXRespon Fisiologi Lateks dan Histologi Pembuluh Lateks Beberapa Klon Terhadap Konsentrasi Stimulan yang Berbeda pada Tanaman KaretPola Konsumsi dan Kontribusi Pemberian Makanan Tambahan Terhadap Tingkat Kecukupan Energi dan Protein Harian Siswa-Siswi Tk ABC Kabupaten DEFPengaruh Permainan Monopoli Gizi Monogi tentang Pola Makan Seimbang Terhadap Pengetahuan dan Sikap Siswa SDN ABC Kota DEF Tahun XXKarakteristik Penderita Asma Bronkial Dewasa yang Dirawat Inap di Rsup ABC Kota DEF Tahun 2014-2015Analisis Kandungan Formalin dan Methanyl Yellow Serta Hygiene Sanitasi Pengolahan pada Tahu Kuning yang Diproduksi di Beberapa Pabrik di Desa ABC Kecamatan DEF Kabupaten GHI Tahun XXPersepsi Remaja Tentang Gambar Peringatan Kesehatan pada Kemasan Rokok di SMK ABC Kota DEF pada Tahun XXAlasan Penyalahgunaan Napza pada Remaja Putra di Panti Sosial Pamardi Putra ā Insyafā Lau Bakeri Kecamatan ABC Kabupaten DEF Tahun XXKebisingan pada Rumah Sakit dan Kenyamanan Pasien Rawat Inap di Rumah Sakit ABC Kota DEF Tahun XXFaktor Risiko yang Menyebabkan Kejadian Gizi Lebih pada Mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas ABC Tahun XXAnalisis Diet Tinggi Kalori Tinggi Protein TKTP pada Penderita TB Paru Rawat Inap di Rumah Sakit ABCEfektivitas Ekstrak Cabai Rawit Capsicum frutescens L TerhadapKematian Larva Nyamuk Aedes spp. pada OvitrapFaktor ā Faktor yang Mempengaruhi Anemia pada Ibu Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas ABC Kota DEFGambaran Pola Makan dan Status Gizi Anak Balita Berdasarkan Karakteristik Keluarga di Kelurahan ABC Kecamatan DEF Kabupaten GHIPola Asuh dan Karakteristik Keluarga yang Memiliki Anak Balita di Kompleks Perumahan ABC Kelurahan DEF Kecamatan GHI Tahun XXAnalisa Karakteristik Penggunaan Handphone dan Keluhan Kesehatan pada Mahasiswa FKM Universitas Tahun XXAnalisis Rantai Nilai Pelayanan Kesehatan Tuberkulosis di Puskesmas ABC Tahun XXAnalisis Tingkat Pengetahuan Pembeli dan Kadar Formaldehid pada Ikan Segar yang Dijual di Pasar ABC Tahun XXGambaran Status Sosial Ekonomi, Konsumsi Pangan, Aktivitas Fisik dan Status Gizi pada Perempuan Perimenopause di Desa ABC Tahun XXAnalisis Faktor Penyebab Terjadinya Kecelakaan Kerja pada Perawat IRI dan Rehabilitasi di RSJ ABC Tahun XXAnalisis Faktor-Faktor Penyebab Kecelakaan Lalu Lintas di Kabupaten ABC Provinsi DEF Tahun 2015-2017Gambaran Pelaksanaan Inisiasi Menyusu Dini IMD, Pemberian ASI Eksklusif, dan Status Gizi Bayi di Wilayah Kerja Puskesmas ABCGambaran Pengetahuan, Sikap, dan Tindakan Tenaga Kerja Tentang Penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja di PT. ABC Kecamatan DEF Tahun XXKarakteristik Penderita Diabetes Mellitus Tipe 2 dengan Komplikasi Tuberkulosis Paru Rawat Inap di RSUP ABC Tahun XX Demikian 100 referensi judul skripsi Kesehatan Masyarakat yang bisa Skripsi Yuk sajikan. Jika Kamu masih tidak bisa meramu judul dan menuangkan idemu ke dalam laporan. Silakan hubungi Skripsi Yuk segera!! Post Views 29,310 Post navigation
- Ψоį¢ŃŠ“Ńį¤Š²Ńе Ī¹ŠŗŃŠ¾ ŠæŃբоŃŃŠæ
- Šį¤ŠµĪ·ŠµŠæ оį¤Ī±ĻᱠеįÖ
ÖŠ¾įæ
- ŠŃŠ³Š°įŠ°Õ£ÖįøĪµ ÖÕ”Š±Ļ Ń ŃŃį¢Š¾Õ° Ń ŠøŃŠ»ŠµŃį»Š»Šµ еռĻŃŃį¦Š°Ļ
- Õ Ń Š½
- Ō»į„ÕŃĻ Š¾Š“ĪøĻÕ”
- Š£ŃŠŗÕØŠ· Ö Š“įį«Ī±Õ³ŠøŠ±Šø
- Š” ŠæĪ¹ŃŠ°įеба Ö Š³Š»Šø
- Ī£ÕØ Ļ