Pernah mendengar “Aku sesuai prasangka hamba-hambaku” — bukankah itu berbahaya? Apakah engkau menangkap maksud kami? Dibalik ungkapan itu ada sebuah sisi gelap yang mungkin jarang orang lain
24) Syekh Sholeh Al-Fauzan hafizhohullah berkata: “Prasangka yang baik kepada Allah seharusnya disertai meninggalkan kemaksiatan. Kalau tidak,maka itu termasuk sikap merasa aman dari azab Allah. Jadi, prasangka baik kepada Allah harus disertai dengan melakukan sebab datangnya kebaikan dan sebab meninggalkan kejelekan, itulah pengharapan yang
18 Ia melepaskan aku dari musuhku yang gagah. dan dari orang-orang yang membenci aku, karena mereka terlalu kuat bagiku. 19 Mereka menghadang aku pada hari sialku, tetapi Tuhan menjadi sandaran bagiku; 20 Ia membawa aku ke luar ke tempat lapang, Ia menyelamatkan aku, karena Ia berkenan kepadaku.
Dan jika ia merasa takut kepada Ku di dunia ini, maka Aku akan berikan keamanan untuknya pada hari Aku kumpulkan hamba-hambaKu pada hari kiamat.”” (H.R. Abu Nu’aim) Selengkapnya, tentu bisa disimak di rekaman kajian yang bisa Anda dengarkan langsung atau download kajiannya . Hidayatullah.com -- Ustadz Salim A Fillah berbagi penjelasan pemaknaan hadist Qudsi yang berbunyi "Innii 'inda zhanni 'abdii bii, sesungguhnya Aku di sisi prasangka hambaKu kepadaKu. Aku bersamanya ketika dia berdoa kepadaKu." (HR At Tirmidzi). Beberapa istilah kemudian dicontohkan langsung ustadz Salim seperti dimuat dalam caption media sosial Instagram @salimafillah,… Sampai kemudian Allah swt menurunkan firman-Nya, “Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya padamu tentang Aku, maka (jawablah), sesungguhnya Aku begitu dekat.”. ﴿وَإِذَا سَأَلَكَ عِبَادِی عَنِّی فَإِنِّی قَرِیبٌ﴾ [البقرة ١٨٦] Demikian diriwayatkan Ibnu Abi Hatim dalam menafsiri ayat 186 ZsuAeEz.